Militer Rusia Punya Rudal Hipersonik Penghancur Kapal


Diyakini mampu meluncur dengan kecepatan 9.600 km per jam. (Foto: popularmechanics)
RUSIA berhasil melakukan uji coba rudal hipersonik. Media pemerintah Rusia melaporkan rudal ini diperkirakan mampu meluncur dengan kecepatan 6.000 mph atau sekitar 9.600 km per jam.
Kementerian pertahanan Rusia mengonfirmasi tahap pengujian telah berakhir setelah rudal ditembak dari kapal perang Laksamana Gorshkov. Rudal Zircon itu ditembak jauh dari kapal berjenis fregat di ujung utara negara itu pekan ini.
Baca juga:

Laman Daily Star menuliskan Kementerian Pertahanan negara itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa uji coba rudal hipersonik Zircon juga berhasil diselesaikan.
"Uji peluncuran dari fregat Laksamana Gorshkov dari Uni Soviet telah mengkonfirmasi karakteristik taktis dan teknis yang unik dari rudal ini dalam hal jangkauan dan akurasi tembakan, serta kecepatan meluncur hipersoniknya," jelas Kementerian Pertahanan Rusia.
Rudal tersebut dilaporkan telah dikembangkan selama 20 tahun terakhir. Dan untuk memulai uji coba penembakan, Laksamana Gorshov meninggalkan Pangkalan Angkatan Laut Belomorsky pekan lalu.
Baca juga:

Zirkon mampu terbang dengan daya jelajah hingga 965 km. Dengan kemampuan ini memungkinkan rudal mencapai targetnya hanya dalam tujuh menit. Kemampuan lain rudal ini kabarnya dapat menargetkan aset angkatan laut dan darat.
Mengutip Asia Times Laksamana Gorshov berlayar dari Pangkalan Angkatan Laut Belomorsky minggu lalu untuk melakukan tes penembakan Zircon. Tes itu sempat tertunda karena pandemi COVID-19 yang telah menyerang Rusia.
Desa Nyonoksa di utara Rusia juga telah dievakuasi karena uji coba yang berkelanjutan terhadap Zircon. Lebih dari 500 penduduk diminta untuk meninggalkan rumah mereka selama 36 jam karena tinggal di zona bahaya.
Menteri Pertahanan AS, Michael D. Griffin, telah menyatakan keprihatinan besar tentang pembukaan celah rudal baru antara Amerika Serikat dan Rusia.
Ia mengatakan Amerika sampai saat ini tidak memiliki sistem yang dapat membuat Rusia dan Tiongkok berada dalam risiko. "Negara kami juga tidak memiliki sistem pertahanan terhadap dari serangan jenis senjata itu," papar Griffin. (lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Hadiri Parade Militer di Lapangan Tiananmen China, Presiden Prabowo Duduk di Samping Presiden Putin

Prabowo Berangkat ke China Lihat Parade Militer, Setelah Selesai Langsung Balik ke Indonesia

Presiden Xi Jinping Undang Presiden Prabowo Saksikan Parade Militer Peringati 80 Tahun Kemenangan Melawan Agresi Jepang
Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Jangan Enak-enakan Kerja di Ruangan, Prabowo: Pimpinan TNI Harus Ikut Turun ke Tempat Paling Berbahaya
