Kesehatan

Mikrobioma Usus Mudahkan Penurunan Berat Badan

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 23 September 2021
Mikrobioma Usus Mudahkan Penurunan Berat Badan

Ada tanda-tanda genetik spesifik dalam mikrobioma usus yang memprediksi respons penurunan berat badan. (smartnutritionbykg.com)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JIKA kamu memiliki firasat ada sesuatu yang mencegahmu menurunkan berat badan sebanyak yang kamu inginkan, itu mungkin benar.

Para peneliti menemukan mikrobioma usus, bakteri yang membantu mencerna makanan dan menyerap nutrisi di usus, dapat memengaruhi kemampuan tubuhmu untuk menurunkan berat badan.

Mereka mengidentifikasi gen di dalam bakteri ini yang menentukan seberapa cepat bakteri itu tumbuh, seberapa baik orang dapat memanfaatkan nutrisi dalam makanan, dan apakah pati dan serat, khususnya, dipecah menjadi gula terlalu cepat untuk membantu penurunan berat badan.

"Beberapa orang mengalami kesulitan menurunkan berat badan daripada yang lain," kata penulis studi Sean Gibbons, PhD seperti diberitakan WebMD (20/9).

BACA JUGA:

Apa Saja Diet yang Dibenci Ahli Gizi?

Dia mencontohkan, "Misalnya, beberapa orang dapat mengontrol berat badan mereka melalui intervensi gaya hidup dasar, sementara yang lain mungkin tidak."

Selain itu, sulit untuk memprediksi siapa yang akan merespons perubahan diet atau olahraga dan siapa yang mungkin memerlukan strategi yang lebih intens.

Studi yang dipublikasikan daring pada 14 September di mSystems, sebuah jurnal American Society for Microbiology, dapat membawa kita lebih dekat ke jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seputar diet dan penurunan berat badan.

"Kami telah mengidentifikasi tanda-tanda genetik spesifik dalam mikrobioma usus yang memprediksi respons penurunan berat badan pada sekelompok kecil pasien yang mengikuti intervensi gaya hidup sehat," kata Gibbons, asisten profesor di Institute for Systems Biology di Seattle, AS.

Peran Mikrobioma

pencernaan
Temuan ini memperluas pemahaman tentang fitur spesifik mikrobioma yang berperan dalam penurunan berat badan. (usc.edu)

Perbedaan dalam 31 gen fungsional muncul dari mikrobioma usus di antara 48 orang yang kehilangan 1 persen atau lebih berat badannya setiap bulan dibandingkan dengan 57 orang lain yang beratnya tetap sama. Para peneliti menganalisis sampel tinja yang diambil 6 hingga 12 bulan setelah orang memulai program pelatihan penurunan berat badan komersial.

Studi ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan berbagai jenis bakteri dalam mikrobioma usus dapat memengaruhi keberhasilan intervensi penurunan berat badan, tetapi mereka mengambil langkah lebih jauh untuk menentukan cara kerjanya.

"Kita tahu bahwa mikrobioma usus memainkan peran penting dalam manajemen berat badan dan juga dapat mempengaruhi respons terhadap intervensi penurunan berat badan. Namun, fitur mikrobioma usus spesifik yang dapat menjelaskan pengamatan ini secara lebih rinci masih harus ditemukan," ujar Direktur Penelitian Klinis Physicians Committee for Responsible Medicine di Washington, DC, Hana Kahleova, MD ,

Di sisi positifnya, gen yang membantu bakteri tumbuh lebih cepat dikaitkan dengan penurunan berat badan. Bakteri ini mengambil lebih banyak nutrisi dalam makanan untuk diri mereka sendiri, meninggalkan lebih sedikit untuk manusia menambah berat badan dibandingkan dengan bakteri yang tumbuh lebih lambat.

BACA JUGA:

Berani Coba? Diet ala Zaman Prasejarah

Beberapa bukti sebelumnya menunjukkan bakteri usus tertentu, Prevotella, yang membantu penurunan berat badan. "Dalam penelitian kami, beberapa mikroba yang tumbuh paling cepat dalam kelompok penanggap penurunan berat badan berasal dari genus Prevotella," jelasnya.

Di sisi lain, bakteri yang menghasilkan lebih banyak enzim untuk memecah pati atau serat dengan cepat menjadi gula, misalnya, dikaitkan dengan membuat orang lebih tahan terhadap penurunan berat badan.

"Dengan memahami pola-pola fungsional ini, suatu hari kita mungkin dapat merekayasa mikrobioma yang resisten agar lebih permisif terhadap penurunan berat badan," kata Gibbons.

Kahleova setuju. "Temuan ini memperluas pemahaman kita tentang fitur spesifik mikrobioma usus yang berperan dalam penurunan berat badan," katanya.

Transplantasi Mikrobiota Feses

diet
Pola menu diet yang tepat yaitu dengan makan lebih banyak makanan serat dan mengurangi konsumsi daging merah. (lifealth.com)


Apa arti temuan ini bagi orang yang mau menyesuaikan pola makan mereka? Apakah memungkinkan untuk menjalani transplantasi tinja, untuk memasukkan lebih banyak bakteri usus yang memfasilitasi penurunan berat badan?

Mungkin terlalu dini untuk intervensi semacam itu. "Masih sangat sulit untuk merekayasa mikrobioma usus manusia secara rasional," kata Gibbons.

“Menariknya, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa transplantasi tinja dari donor Prevotella tinggi mungkin dapat mengubah penerima Prevotella rendah menjadi Prevotella tinggi,” imbuh Gibbons.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah individu yang mengalami transplantasi mikroba tinja ini juga lebih mampu menurunkan berat badan, tambahnya.

Di luar itu, dia menekankan, "Saya tidak bisa memberikan rekomendasi khusus, selain itu, (seseorang) harus makan lebih banyak makanan kaya serat, nabati, makanan utuh, dan mengurangi konsumsi daging merah."

"Juga, masak makananmu sendiri, daripada mengandalkan gula dan makanan olahan yang kaya natrium," saran Gibbons.(aru)

BACA JUGA:

Diet Keto Masih Boleh Makan Popcorn?

#Kesehatan #Diet
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Bagikan