Meski Nyawa Taruhannya, Mengapa Banyak yang Tertarik Masuk KPK?
Juru Bicara KPK Febri Diansyah. (MP/John Abimanyu)
Berbagai macam serangan atau teror kerap dialami oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal tersebut dapat dikatakan sebagai "makanan" sehari-hari bagi para penyidik hingga pimpinan lembaga antirasuah itu.
Dalam sebuah wawancara khusus dengan merahputih.com, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, serangan atau teror merupakan konsekuensi logis bagi mereka yang telah berkomitmen bekerja di KPK.
"Bagi kami di pegawai, kita sadar betul ketika mulai masuk ke KPK. Pasti ada sejumlah risiko yang dihadapi," kata Febri di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (15/6).
Menurut Febri, motivasi yang membuat setiap orang yang bekerja di KPK bertahan meski teror datang berkali-kali adalah niat dan komitmen yang besar untuk berkontribusi secara langsung pada pemberantasan korupsi.
Kendati demikian, lanjut Febri, dalam menjalani pekerjaan apa pun, baik di dunia birokrasi, jurnalistik, atau pun swasta, setiap orang dapat berperan dalam pemberantasan korupsi.
"Namun teman-teman masuk ke sini memang ingin terlibat secara langsung dalam pemberantasan korupsi, yaitu penindakan, yaitu juga pencegahan," ungkap Febri.
Febri menuturkan, pasca penyiraman air keras terhadap penyidik senior Novel Baswedan, pihaknya melakukan mitigasi risiko keamanan sebagai upaya menjamin keselamatan para penyidik hingga pimpinan KPK.
"Setelah ada perkembangan kondisi seperti yang kemarin, ketika Novel diserang tersebut, akan kita lakukan perbaikan-perbaikan," pungkas mantan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) ini.
Seperti diketahui, pada Selasa, 11 April lalu, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal. Kejadiannya, saat Novel usai pulang salat subuh.
Menurut istri Novel, suaminya disiram air keras di dekat rumah. Pelaku menyiramkan air keras ke Novel dari sepeda motornya saat Novel menoleh ke belakang.
Air keras itu mengenai sebagian wajah dan mata dan menyebabkan Novel harus dirawat di rumah sakit. Hingga kini Novel masih menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Singapura. (Pon)
Baca juga berita terkait lainnya dalam artikel: Ini Teror Yang Kerap Dialami Penyidik KPK
Bagikan
Berita Terkait
KPK Ingatkan Langkah Yang Perlu Ditempuh Pemda DKI Gunakann Tanah Bekas RS Sumber Waras
Whoosh Dibidik KPK Sejak Awal 2025, Nama-Nama Saksi Masih Ditelaah
KPK Pelajari Putusan DKPP Usut Pengadaan Pesawat Jet Pribadi KPU RI
Soal Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, PDIP: Kita Dukung KPK, Diperiksa Saja
Terungkap, Oknum Wartawan Mengaku Bisa Amankan Kasus Pemerasan TKA di KPK Ternyata Pemain Lama
Ekonom Desak Transparansi Tender Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, KPK Diminta Segera Turun Tangan
Cegah Penyimpangan, Kemenhaj Ajak KPK dan Kejagung Kawal Layanan Haji 2026
Peluang Luhut Dipanggil Terkait Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, Begini Jawaban KPK
Terkait Kasus Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Jokowi: Prinsip Dasar Transportasi Bukan Mencari Laba
KPK Selidiki Proyek Kereta Cepat Whoosh, KCIC: Kami Hormati Proses Hukum