Merapi Semburkan Magma, Sultan Imbau Warga Kemasi Barang Berharga
Wisatawan mengabadikan Gunung Merapi dari kawasan wisata Bungker Kaliadem, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (22/5). Pasca naiknya status Gunung Merapi dari normal menjadi waspada, wisata di kawasan Kalia
MerahPutih.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X mengimbau warga sekitar Gunung Merapi bersiap mengemasi surat dan barang berharga sebagai antisipasi jika letusannya semakin parah.
"Jadi sewaktu-waktu bila Merapi aktif tinggal diambil keluar," kata Sultan, saat menyambangi kantor BPPTKG di Jalan Cendana Yogyakarta pascaerupsi siang tadi, Kamis (24/3).
Meski demikian, Sultan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang sambil terus waspada mengawasi pergerakan aktivitas Merapi. Raja Jogja itu juga mengingatkan warga segera mengungsi jika kondisi bertambah parah.
"Sebetulnya kalau warga Merapi itu sudah tahu (apa yang harus dilakukan). Wong Merapi sudah rutin empat tahun sekali mesti terjadi letusan. Mereka sudah menyimpan barang sama pakaian, surat berharga di dalam kantong," tutur Sultan.
Semburkan Magma
Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta itu kembali erupsi pada Kamis 24 Mei 2018 siang. BPPTKG melaporkan letusan terjadi sekitar pukul 10.48 wib. Hasil pengamatan pos pengamatan Gunung Merapi di Selo, Boyolali, durasi letusan berlangsung selama dua menit, dan tinggi kolom letusan mencapai 1500 meter.
"Material erupsi gunung merapi mengarah ke barat yakni ke wilayah Magelang, Borobudur, Muntilan dan sekitar," kata kepala seksi Merapi BPPTKG DIY, Agus Budi Santoso.
Agus menjelaskan letusan yang terjadi siang ini adalah letusan kedua. Sebelumnya dini hari tadi, Merapi "batuk-batuk" sekitar pukul 03.00 wib. Menurut pengamatan BPPTKG, kedua letusan kedua ini bukan murni letusan freatik.
"Dua letusan hari ini tidak murni freatik. Karena ada material baru yang ikut keluar yaitu magma. Tapi semburan masih didominasi gas," tegas Agus.
Evakuasi Ternak
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah meminta tiga pemerintah kabupaten (pemkab) di sekitar Gunung Merapi menentukan jalur dan titik evakuasi warga dan ternak. Petunjuk jalur evakuasi diperlukan supaya warga tidak panik dan bingung jika terjadi letusan besar.
"Titik evakuasi paling aman di radius 10 km dari pusat bencana," kata Kepala BPBD Jateng, Sarwa Pramana.
Sarwa juga mengimbau pemkab menyiapkan penampungan atau kandang ternak sementara untuk menampung peliharaan pengungsi. Pasalnya, ketiadaan kandang ternak akan membuat pengungsi bolak-balik mengecek kondisi ternak ke daerah rawan bencana seperti yang terjadi saat erupsi Merapi 2010 lalu.
"Hewan ternak merupakan hal yang penting dan harta masa depan bagi masyarakat pedesaan. Sehingga kesiapan kandang komunal menjadi penting," tandas Sarwa. (*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Teresa Ika, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dengan sekitarnya. Baca juga berita menarik lainnya dalam artikel: TNGM Minta Masyarakat Bijak Jika Bertemu 'Penghuni' Gunung Merapi
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Gunung Merapi Status Siaga Level III, 7 Pendaki Ilegal Diamankan Polisi
Presiden Prabowo Minta Setiap Kerdatangannya tak lagi Disambut Anak-Anak, Kasihan Lihat Kepanasan dan Ganggu Jam Sekolah
Gunung Merapi Keluarkan 4 Kali Awan Panas Guguran, Masyarakat Diminta Waspada
Daftar Raja Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang Dimakamkan di Imogiri
Astana Pajimatan Imogiri, Kompleks Permakaman Raja-Raja Mataram dari Dulu hingga Kini
Mulai 2026, Jemaah Calon Haji Banten dan DIY Berangkat dari Embarkasi Cipondoh dan Yogyakarta
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Diminta Waspada Guguran Lava dan Awan Panas
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa