Meninjau Tantangan Digitalisasi Layanan Kesehatan di Indonesia


Literasi digital di Indonesia masih harus didorong agar lebih optimal. (Foto: Pexels/Anna Shvets)
SEJAK pandemi COVID-19 menerpa Indonesia, beberapa masyarakat menggunakan layanan kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan mereaka. Chief Operating Officer Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Daniel Oscar Baskoro mengungkap sejumlah tantangan transformasi digital layanan kesehatan di Indonesia.
Mengutip laman ANTARA, Kamis (3/2), Daniel mengatakan salah satu tantangan terbesarnya adalah dari sisi teknologi dan sumber daya manusia."Transformasi ini tidak hanya berfokus pada digitalisasinya saja, tapi juga pendekatan di sisi platform dan penyamaan standarisasinya, serta tata kelola teknologinya bisa lebih terintegrasi agar bisa melayani lebih baik," jelasnya.
Daniel pun menjelaskan mengapa sumber daya manusia menjadi salah satu tantangan dalam akselerasi transformasi digital di layanan kesehatan Indonesia. Menurutnya, literasi digital di Indonesia masih harus didorong agar teknologi dan layanan yang tersedia bisa lebih optimal.
Baca juga:
Tingkatkan Layanan Kesehatan, Laba Bersih BMHS Meroket 847 Persen

"Literasi akan teknologi di tiap aderah itu beda-beda, sehingga perlu adanya pemerataan (literasi digital). Dengan mendorong literasi, masyarakat dan public officer bisa menggunakan data untuk membuat regulasi yang lebih baik," kata Daniel.
Dalam paparannya, Daniel mengatakan Kemenkes memiliki peta jalan (roadmap) kegiatan prioritas transformasi teknologi kesehatan yang berjalan hingga 2024. Pertama, adalah integrasi dan pengembangan sistem data kesehatan. Diharapkan, hal ini dapat meningkatkan mutu kebijakan kesehatan berbasis data yang akurat, mutakhir, dan lengkap.
Baca juga:
BMHS Gandeng Klinik Pintar Kembangkan Kualitas Layanan Kesehatan

Selanjutnya pengembangan ekosistem teknologi kesehatan, demi tercipanya kolaborasi dan ekosistem inovasi digital kesehatan antara pemerintah, industri, dan masyarakat.
Di 2022 ini, Kemenkes memiliki sejumlah kegiatan prioritas di peta jalan transformasi dan digitalisasi kesehatan. Dalam pengembangan ekosistem teknologi kesehatan, tahun ini Kemenkes ingin melakukan perluasan telemedisin dan implementasi regulatory sandbox berkhusus inovasi biotech.
Ia menambahkan, Kemenkes juga akan mengembangkan platform ekosistem digital kesehatan bertajuk Indonesia Health Services (IHS). IHS menyediakan konektivitas data, analisis, dan layanan untuk mendukung dan mengintegrasikan berbagai aplikasi kesehatan di Indonesia.
"Selain itu, ekosistem teknologi digital dalam penanganan pandemi sendiri sekarang sudah digitalisasi semua aspek tanggap COVID-19 berbasis strategi 3T (testing, tracing, treatment), dan vaksinasi. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
