Mengenang 128 Tahun Kiprah Sam Ratulangi

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Senin, 05 November 2018
Mengenang 128 Tahun Kiprah Sam Ratulangi

Ratulangi dengan Soekarno (Foto/wikipedia.org)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MANUSIA baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia atau "Si tou timou tumou tou," kata Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau tersohor disebut Sam Ratulangi.

Petuah di atas lahir setelah Sam muda terlibat dalam sebuah proyek pembuatan jalan kereta api dari Garut ke selatan, melalui Rawah Lakbok ke Maos hingga ke Cilacap.

"Saat bekerja dalam proyek tersebut, Sam merasakan diskriminasi ras yang dilakukan oleh Belanda. Meskipun orang-orang Indonesia bekerja lebih baik dan lebih pintar, gajinya lebih rendah dibandingkan orang-orang yang memiliki nama kebelanda-belandaan," tulis Sri Setyawati dalam rangkumannya tentang Sam Ratulangi.

Sejak kejadian itu kebencian terhadap Kolonial Belanda berkecamuk dalam diri Sam Ratulangi.

Aktivisme

Ratulangi (kanan) bersama sepupunya (Foto/wikipedia.org)
Ratulangi (kanan) bersama sepupunya (Foto/wikipedia.org)

Kejadian di proyek kereta api silam masih membekas di benak hingga Sam Ratulangi bertolak ke Belanda untuk melanjutkan pendidikannya di Vrije Universiteit van Amsterdam. Pada masa perantauannya itu, ia mulai berorganisasi dan masuk ke dunia politik.

Ia kemudian diangkat menjadi Ketua Indische Vereeniging atau organisasi mahasiswa di Belanda, nan kelak berubah nama menjadi "Perhimpunan Indonesia".

Saat menjadi ketua, Sam mengundang pembicara-pembicara orang Belanda nan bersimpati pada perjuangan Indonesia, seperti Conrad Theodore van Deventer dan Jacques Henrij Abendanon pada tahun 1914.

Melawan Lewat Tulisan

Meski pendidikan formal Sam Ratulangi mengambil ilmu pasti, ia sangat lihai dalam menulis. Dalam satu artikel berjudul "Sarekat Islam" diterbitkan Onze Kolonien (1913), Ratulangi menulis tentang pertumbuhan koperasi pedagang lokal Sarekat Islam dan juga memuji gerakan Boedi Oetomo di Indonesia. Di akhir artikel tersebut, Ratulangi menulis:

"Sejarah tidak memiliki catatan tentang bangsa yang dijajah selamanya. Diharapkan bahwa pemisahan yang tak terelakkan (Hindia dan Belanda) akan berlangsung secara damai, yang seharusnya akan memungkinkan interaksi yang baik dari unsur-unsur budaya antara Hindia dan Belanda, yang telah terjalin selama berabad-abad dalam sejarah, bisa dilanjutkan."

Mencantumkan Nama Indonesia

Sepulang ke Indonesia, Ratulang pernah mendirikan perusahaan asuransi bernama Assurantie Maatschappij Indonesia. Perusahaan ini dibangun bersama Roland Tumbelaka, seorang dokter yang juga berasal dari Minahasa. Ia sengaja mencantumkan kata "Indonesia" pada nama perusahaannya dan dokumen resmi. Tak heran bila nama perusahaannya begitu mencolok saat begitu melimpah istilah-istilah Belanda dan bahasa daerah sebagai nama perusahaan.

Karena nama perusahaan itu, Sukarno sempat dibuat penasaran ketika mengunjungi Bandung untuk sebuah konferensi. Ia melihat nama perusahaan Ratulangi dengan kata "Indonesia". Dia penasaran dengan pemilik usaha ini dan bertemu dengan Ratulangi.

Bergerak Lewat Jabatan

Ratulangi pada saat akan memberi pidato di Volksraad (Foto/wikipedia.org)
Ratulangi pada saat akan memberi pidato di Volksraad (Foto/wikipedia.org)

Pada 1927 Ratulangi diangkat menjadi anggota Dewan Rakyat (Volksraad) mewakili rakyat di Minahasa. Ia terus mengusik hak-hak rakyat dan mendukung nasionalisme Indonesia dengan menjadi anggota Fraksi Kebangsaan yang dimulai oleh Mohammad Husni Thamrin.

Ratulangi tidak ragu untuk mengkritik pemerintah kolonial dan akhirnya dianggap sebagai risiko bagi mereka. Dia terus melayani di Volksraad sampai 1937, ketika dia ditangkap karena pandangan politiknya. Dia dipenjarakan selama beberapa bulan di Sukamiskin di Bandung.

Terlibat Panitia Kemerdekaan

Pada awal Agustus 1945, Ratulangi diangkat sebagai salah satu anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mewaliki Sulawesi. Pada saat Soekarno memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, Ratulangi hadir dalam upacara tersebut karena Ratulangi baru saja tiba di Batavia bersama para anggota PPKI lainnya dari wilayah timur untuk mengikuti rapat PPKI. (*)

Hari ini, tepat 128 tahun, bangsa Indonesia mengenang kiprah Sam Ratulangi.

Baca Juga:Mengenang Perang Palagan Manado: Ketika Rakyat Minahasa Campakkan Kekuatan Sekutu

#Pahlawan Nasional #Sulawesi Utara #Gelar Pahlawan Nasional #Sam Ratulangi
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Indonesia
Bonnie Triyana Tegaskan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Mencederai Cita-Cita Reformasi
Pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto justru akan bertentangan dengan semangat reformasi yang bertujuan membatasi kekuasaan.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
Bonnie Triyana Tegaskan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Mencederai Cita-Cita Reformasi
Indonesia
Presiden RI ke-2 Soeharto Diusulkan Dapat Gelar Pahlwan, MPR: Harusnya Tidak Lagi Menimbulkan Problem
Muzani menyerahkan sepenuhnya pemberian gelar pahlawan itu kepada Presiden Prabowo Subianto, termasuk tokoh-tokoh lainnya yang akan diberi gelar pahlawan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 24 Oktober 2025
Presiden RI ke-2 Soeharto Diusulkan Dapat Gelar Pahlwan, MPR: Harusnya Tidak Lagi Menimbulkan Problem
Indonesia
Amnesty International Indonesia Desak Pemerintah Cabut Nama Soeharto dari Daftar Calon Pahlawan Nasional
Amnesty International Indonesia menilai upaya menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional merupakan bentuk pengkhianatan terhadap Reformasi.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 23 Oktober 2025
Amnesty International Indonesia Desak Pemerintah Cabut Nama Soeharto dari Daftar Calon Pahlawan Nasional
Indonesia
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
Soeharto kini diusulkan jadi pahlawan nasional. Politisi PDIP mengatakan, bahwa aktivis 1998 bisa dianggap sebagai pengkhianat.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
Indonesia
40 Nama Calon Pahlawan Nasional Resmi Diajukan, Ada Marsinah, Ali Sadikin, Hingga Soeharto
Kementerian Sosial (Kemensos) resmi mengajukan 40 nama untuk diseleksi menjadi calon penerima anugerah gelar Pahlawan Nasional tahun ini.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
40 Nama Calon Pahlawan Nasional Resmi Diajukan, Ada Marsinah, Ali Sadikin, Hingga Soeharto
Indonesia
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Setiap bangsa besar menghargai para pendirinya, pemimpinnya
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Indonesia
Menteri Budaya Janji Seleksi Penerima Gelar Pahlawan Bakal Lebih Ketat dan Cepat
Proses pengkajian gelar kehormatan tersebut melibatkan sinergi antara pemerintah daerah hingga pemerintah pusat.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Menteri Budaya Janji Seleksi Penerima Gelar Pahlawan Bakal Lebih Ketat dan Cepat
Indonesia
Siklon Tropis Fengshen Turut Memengaruhi, Sulawesi Utara Akan Dilanda Cuaca Ekstrem hingga 26 Oktober
Pada Selasa (21/10), Sulawesi Utara (Sulut) diperkirakan cerah hingga hujan ringan, berbeda dengan hari-hari berikutnya.
Frengky Aruan - Selasa, 21 Oktober 2025
Siklon Tropis Fengshen Turut Memengaruhi, Sulawesi Utara Akan Dilanda Cuaca Ekstrem hingga 26 Oktober
Merah Putih Kasih
Ribuan Beasiswa Kelapa ala Jerry Hermawan Lo untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Prabowo
Jerry Hermawan Lo, melalui JHL Foundation, mendukung penguatan pendidikan pertanian dan ketahanan pangan lewat Beasiswa Kelapa.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 18 September 2025
Ribuan Beasiswa Kelapa ala Jerry Hermawan Lo untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Prabowo
Indonesia
Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD
Rumah kecil Slamet Riyadi terakhir direhab tahun 1937.
Frengky Aruan - Senin, 18 Agustus 2025
Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD
Bagikan