Kesehatan

Mengenal Social Loafing, Malas Bekerja dalam Kelompok

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Selasa, 16 Mei 2023
Mengenal Social Loafing, Malas Bekerja dalam Kelompok

Beberapa orang merasa lebih senang bekerja sendiri. (Foto: Unsplash/Brooke Cagle)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BEBERAPA orang mungkin lebih suka bekerja sendri daripada berkelompok. Ketika dihadapkan dengan kerja kelompok, mereka biasanya malas berkontribusi, atau disebut juga dengan social loafing.

Orang yang melakukan social loafing cenderung memberikan sedikit kontribusi saat bekerja dalam kelompok jika dibandingkan ketika ia bekerja sendiri. Ini karena orang tersebut menganggap ada orang lain di kelompoknya yang dapat memberikan kontribusi lebih atau akan menyelesaikan tugas tersebut.

Sikap malas saat bekerja dalam kelompok dapat terjadi di mana saja, baik di rumah, di sekolah, maupun di kantor. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan social loafing seperti dilansir Alodokter:

Baca juga:

Teman Malas untuk Kerja Kelompok, Harus Gimana?

Mengenal Social Loafing, Malas Bekerja dalam Kelompok
Ajak mereka bicara terkait masalahnya. (Foto: Unsplash/Brooke Cagle)

1. Tidak punya motivasi

Motivasi adalah dorongan dalam diri untuk bertindak guna mencapai suatu tujuan, misalnya menyelesaikan tugas dengan baik. Orang yang tidak memiliki motivasi untuk mengerjakan tugas dan menjalin komunikasi dengan anggota tim tentu tidak berminat memberikan kontribusi dalam kelompoknya.

2. Kurang bertanggung jawab

Seseorang akan merasa malas terlibat atau berkontribusi dalam kerja kelompok ketika ia kurang bertanggung jawab saat melakukan tugas. Hal ini karena orang tersebut merasa tugasnya tidak akan memberikan pengaruh besar pada kelompoknya.

Baca juga:

Tiga Hal Ini Hanya Didapat Oleh Para Pelajar Indonesia Yang Sekolah di Luar Negeri

Mengenal Social Loafing, Malas Bekerja dalam Kelompok
Menganggap ada orang lain di kelompoknya yang dapat memberikan kontribusi lebih. (Foto: Unsplash/Priscilla Du Preez)


3. Anggota kelompok terlalu banyak

Sejumlah studi menyatakan bahwa ketika berada di dalam kelompok, seseorang cenderung kurang berusaha melakukan tanggung jawabnya, terutama jika berada di dalam kelompok dengan jumlah anggota yang banyak, misalnya 12 orang.

Jika ada anggota tim yang memiliki kecenderungan social loafing, ada beberapa cara untuk menghadapinya. Cobalah untuk membatasi jumlah anggota agar ukuran kelompok tidak terlalu besar atau memecah kelompok besar menjadi beberapa kelompok kecil. Berikan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap anggota kelompok. Kemudian, kamu bisa melanjutkan evaluasi untuk kinerja individu setiap anggota kelompok dan kinerja kelompok secara keseluruhan.

Jika memiliki anggota tim dengan social loafing, kamu bisa melakukan beberapa cara di atas. Bila cara-cara tersebut tetap tidak berhasil untuk mengatasinya, kamu dapat bertanya ke anggota tim yang memiliki performa rendah terkait ada atau tidaknya masalah pribadi yang dihadapinya. (and)

Baca juga:

Bisa Jadi ini Alasan untuk Anak Ikut 'Homeschooling'

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan