Mengenal Social Loafing, Malas Bekerja dalam Kelompok


Beberapa orang merasa lebih senang bekerja sendiri. (Foto: Unsplash/Brooke Cagle)
BEBERAPA orang mungkin lebih suka bekerja sendri daripada berkelompok. Ketika dihadapkan dengan kerja kelompok, mereka biasanya malas berkontribusi, atau disebut juga dengan social loafing.
Orang yang melakukan social loafing cenderung memberikan sedikit kontribusi saat bekerja dalam kelompok jika dibandingkan ketika ia bekerja sendiri. Ini karena orang tersebut menganggap ada orang lain di kelompoknya yang dapat memberikan kontribusi lebih atau akan menyelesaikan tugas tersebut.
Sikap malas saat bekerja dalam kelompok dapat terjadi di mana saja, baik di rumah, di sekolah, maupun di kantor. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan social loafing seperti dilansir Alodokter:
Baca juga:
Teman Malas untuk Kerja Kelompok, Harus Gimana?

1. Tidak punya motivasi
Motivasi adalah dorongan dalam diri untuk bertindak guna mencapai suatu tujuan, misalnya menyelesaikan tugas dengan baik. Orang yang tidak memiliki motivasi untuk mengerjakan tugas dan menjalin komunikasi dengan anggota tim tentu tidak berminat memberikan kontribusi dalam kelompoknya.
2. Kurang bertanggung jawab
Seseorang akan merasa malas terlibat atau berkontribusi dalam kerja kelompok ketika ia kurang bertanggung jawab saat melakukan tugas. Hal ini karena orang tersebut merasa tugasnya tidak akan memberikan pengaruh besar pada kelompoknya.
Baca juga:
Tiga Hal Ini Hanya Didapat Oleh Para Pelajar Indonesia Yang Sekolah di Luar Negeri

3. Anggota kelompok terlalu banyak
Sejumlah studi menyatakan bahwa ketika berada di dalam kelompok, seseorang cenderung kurang berusaha melakukan tanggung jawabnya, terutama jika berada di dalam kelompok dengan jumlah anggota yang banyak, misalnya 12 orang.
Jika ada anggota tim yang memiliki kecenderungan social loafing, ada beberapa cara untuk menghadapinya. Cobalah untuk membatasi jumlah anggota agar ukuran kelompok tidak terlalu besar atau memecah kelompok besar menjadi beberapa kelompok kecil. Berikan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap anggota kelompok. Kemudian, kamu bisa melanjutkan evaluasi untuk kinerja individu setiap anggota kelompok dan kinerja kelompok secara keseluruhan.
Jika memiliki anggota tim dengan social loafing, kamu bisa melakukan beberapa cara di atas. Bila cara-cara tersebut tetap tidak berhasil untuk mengatasinya, kamu dapat bertanya ke anggota tim yang memiliki performa rendah terkait ada atau tidaknya masalah pribadi yang dihadapinya. (and)
Baca juga:
Bisa Jadi ini Alasan untuk Anak Ikut 'Homeschooling'
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
