Mengenal Gambaran Umum Tentang Modal Usaha Makro lewat IDBYTE-X: VC Series


Bisnis dan investasi harus tepat sasaran (Sumber: Entrepreneur Handbook)
PANDEMI COVID-19 yang merebak di seluruh dunia telah berdampak pada perlambatan aktivitas ekonomi, tak terkecuali investasi di Indonesia.
Merespons hal tersebut, Startupindonesia.co yang dinaungi Bubu.com menggelar webinar IDBYTE-X: VC Series, yang menghadirkan ventura capital (pemodal usaha) terbaik dari seluruh dunia.
Baca juga:
Seberapa Penting Menggunakan Jasa Endorsement untuk Memajukan Bisnis?
Keenam ventura capital itu melakukan pembahasan yang mendalam mengenai lanskap digital, investasi, dan teknologi di Indonesia.
Para venture capital yang hadir di StartupIndonesia.co seperti Sequoia Capital (investor dari Apple, Google, Tokopedia, dan Gojek), GGV Capital (investor dari Tiktok, Xiaomi, dan Alibaba), M12 – Microsoft Venture Fund, serta BRI Ventures, dan GDP Venture.
Startupindonesia.co optimis bahwa meskipun ditengah situasi pandemi, investasi modal ventura dapat terus meningkat, sehingga membuka jalan baru bagi pertumbuhan startup Indonesia untuk turut membantu mengatasi dampak buruk pandemi melalui ide-ide dan terobosan yang kreatif.

Sesuai dengan tema yang diangkat, pada tahun ini IDBYTE-X: Webinar VC Series membahas lebih dalam mengenai lanskap modal ventura di Indonesia.
Selain itu, beberapa topik yang dibahas mencakup pemahaman mengenai masa depan industri teknologi global, modal ventura sebagai pembangun perusahaan (venture builder), bagaimana cara menarik investor, serta fundraising.
Shinta Dhanuwardoyo, CEO Bubu.com, menyatakan pandangannya terhadap investor startup di Indonesia, “Masyarakat Indonesia belum terlalu banyak mengetahui seluk-beluk investasi. Padahal negara Indonesia menempati urutan nomor lima dengan jumlah startup terbanyak yakni 2.193 buah pada 2019, setelah AS, India, Inggris, dan Kanada."
Menurutnya sebagian besar perusahaan startup di Indonesia masih dihadapkan dengan masalah yang sama yakni tidak memiliki akses terhadap modal yang diperlukan untuk tumbuh.
Baca juga:
"Melalui IDBYTE-X 2020 kami ingin membuka akses agar masyarakat dapat melihat sudut pandang dari seorang investor. Masa pandemi COVID-19 justru mendukung perkembangan dan adopsi digital di Indonesia. Sehingga sangat menguntungkan bagi para startup teknologi agar bisa bertumbuh cepat," ujar Shinta.
Lebih lanjut Shinta menyarankan dalam melakukan investasi yang efektif di masa pandemi, investor harus jeli dan berhati-hati dalam menanamkan modal kepada perusahaan startup.
“Beberapa faktor penting sebelum melakukan investasi adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan startup seperti, target pasar yang jelas, skalabilitas yang tepat guna, memiliki rasio pengembalian investasi yang baik, dan yang paling penting adalah para kualitas tim dari para founder startup tersebut," urainya.

Para pelaku usaha pun harus bisa lebih kreatif memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi-solusi inovatif dalam mengatasi berbagai macam masalah yang timbul akibat pandemi COVID-19 ini.
“Dalam situasi pandemi seperti saat ini, perusahaan startup harus beradaptasi seiring dengan berubahnya perilaku masyarakat," tutur Erwin Arifin, Head of Startupindonesia.co.
Erwin menguraikan sektor seperti tranportasi akan mengalami kesulitan di masa pandemi. Disisi lain sektor-sektor seperti pengiriman barang, makanan, e-commerce, dompet digital justru mengalami peningkatan seiring dengan semakin terbatasnya mobilitas masyarakat.
"Yang terpenting adalah startup dapat memiliki sense of business bahwa sektor startup itu menarik perhatian investor melalui ide-ide kreatif dan inovasi digital," katanya.
Di tahun 2020 iklim investasi di Indonesia masih mencatat angka yang kuat. Sepanjang kuartal kedua 2020 (Q2 2020 di bulan April-Juni) tahun ini, tercatat ada 32 transaksi pendanaan startup yang diumumkan atau dikonfirmasi ke publik. Perolehan ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, yakni 24 transaksi.
Sementara itu Indonesia menempati peringkat ke-54, turun 13 peringkat dibanding tahun sebelumnya. Di Asia Tenggara, posisi ini hanya unggul dari Vietnam. Singapura berada di posisi teratas, yaitu peringkat ke-16. Laporan ini menyoroti kontribusi sejumlah kota terhadap perkembangan ekosistem.
Secara berurutan Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Semarang menjadi kota-kota yang paling signifikan mendorong pertumbuhan ekosistem startup. (avia)
Baca juga:
Sebelum Menggunakan Jasa Promo Influencer, Ketahui Dulu Hal Penting Ini
Bagikan
Berita Terkait
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Berkontribusi Dorong Pertumbuhan Daerah, Haji Isam Terima Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Prabowo

Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting

Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024

Startup AI DeepSeek Dituding Bantu Militer China dan Gunakan Perusahaan Cangkang Asia Tenggara

Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis

Beda Angka PHK Pengusaha, Serikat Pekerja dan Pemerintah

Apindo Ingatkan Dampak Penghapusan Outsourcing, Pekerja Informal Bakal Tambah Banyak

Sidang Kabinet Paripurna, Prabowo: Pengusaha Jangan Mau Untung Besar di Atas Penderitaan Rakyat
