Mengenal Diet 'Gluten Free' dan Manfaatnya untuk Kesehatan


Diet gluten free artinya tidak mengonsumsi segala macam produk makanan yang mengandung protein gluten. (Foto: Pixabay/@sweetlouise)
GEMAR menyantap bakmi, piza, dan roti? Berarti kamu enggak cocok menjalankan diet yang satu ini soalnya ketiga makanan tersebut mengandung gluten. Akhir-akhir ini diet gluten free semakin populer apalagi ketika kesadaran tentang intoleransi gluten semakin meningkat.
Kini berbagai produk gluten free banyak beredar di pasaran, menyebutkan itu sebagai alternatif makanan yang lebih sehat. Namun sebenarnya apa sih diet bebas gluten itu? Apakah bermanfaat untuk kesehatan dan perlukah kita menjalaninya?
Baca juga:
Apa itu diet bebas gluten?

Gluten merupakan sebuah protein yang dikenal sebagai prolamins, demikian dilansir dari laman Healthline. Biasanya gluten terkandung dalam beberapa biji-bijian sereal tertentu, seperti gandum, barley, dan gandum hitam.
Gluten ini lah yang berperan memberikan berbagai manfaat kuliner dan bertanggung jawab atas tekstur lembut dan kenyal. Saat dipanaskan, protein ini membentuk jaringan elastis yang dapat meregang dan menjebak gas sehingga meningkatkan kelembapan pada roti, pasta, dan produk serupa lainnya.
Jadi pada dasarnya diet bebas gluten mengharuskan seseorang menghindari semua makanan yang mengandung atau terkontaminasi protein ini.
Makanan yang mengandung gluten

Berdasarkan informasi dari Celiac Disease Foundation, ada banyak makanan yang mengandung gluten. Mulai dari pasta, piza, bakmi, ramen, udon, roti, donut, biskuit, kue, brownies, sereal, pancake, remah roti, kecap asin, bir, dan segala macam makanan yang mengandung tepung terigu.
Selain itu, beberapa produk berikut ternyata juga mengandung protein gluten. Seperti lipstik, suplemen, obat, dan vitamin. Walaupun bukan makanan, beberapa barang tersebut tetap dikonsumsi dan bisa masuk ke dalam tubuh.
Maka dari itu mereka yang ingin mencoba diet ini bisa menggantinya dengan menggunakan tepung singkong, tepung beras, tepung jagung, tepung tapioka, tepung kentang, tepung kacang hijau, tepung sagu, tepung almond, tepung sorgum, tepung umbi, tepung kelapa, dan sebagainya.
Siapa yang wajib menjalankan diet ini?

Mengutip laman Insider, diet gluten free pertama kali diperkenalkan oleh Williem-Karel Dicke pada awal 1940. Walaupun sekarang diet ini menjadi tren untuk menurunkan beran badan, niat awalnya adalah untuk mengobati penyakit celiac.
Penyakit itu merupakan kondisi autoimun ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel usus kecil saat mereka menelan gluten. Ini adalah salah satu penyebab intoleransi gluten terbanyak yang diperkirakan memengaruhi sekitar satu persen populasi global.
Selain celiac, mereka yang sensitif terhadap protein gluten juga wajib menjalankan diet tersebut. Soalnya jika tidak ditaati akan menimbulkan masalah pada pencernaan, kulit, syaraf, penurunan berat badan, kekurangan nutrisi, sakit kepala, anemia, hingga osteoporosis.
Baca juga:
Manfaat bagi kesehatan

Selain mengurangi inflamasi bagi mereka yang mengidap penyakit celiac, diet ini juga bermanfaat bagi kesehatan. Mengurangi gluten akan meringankan gejala sakit pencernaan, seperti kembung, diare, gas, dan sebagainya.
Selain itu, diet ini akan membantu meningkatkan energi. Pasalnya orang dengan penyakit celiac cenderung merasa kelelahan dan mengalami brain fog.
Hal itu terjadi karena adanya kekurangan nutrisi akibat kerusakan pada pencernaan. Jadi ketika tidak lagi mengonsumsi gluten maka level energi akan meningkat sehinga mencegah rasa lelah dan lemas.
Terakhir menjalankan diet 'gluten free' kabarnya mampu menurunkan berat badan. Sebab ketika menjalaninya kamu akan menghindari berbagai makanan saji cepat berkalori tinggi.
Tidak semua orang cocok menerapkan diet gluten free

Sayangnya diet bebas gluten ini tidak bisa diterapkan untuk semua orang. Meskipun memiliki segudang manfaat, namun ada pula beberapa dampak negatifnya.
Sebuah studi dari The BMJ menyebutkan, diet gluten free berkepanjangan yang dilakukan oleh orang tanpa penyakit celiac, malah akan meningkat risiko penyakit kardiovaskular. karena mengurangi gluten juga berarti menghilangkan vitamin dan mineral.
Lebih lanjut ternyata orang yang menjalaninya akan kekurangan beberapa nutrisi penting, yakni serat, zat besi, kalsium, vitamin B12, folat, zinc, vitamin A,D,E, dan K.
Jadi jika kamu tidak intoleransi terhadap gluten atau memiliki penyakit celiac lebih baik atur pola makan seimbang agar tubuhmu mendapat asupan nutrisi yang cukup. (sam)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
