Kesehatan

Mengenal Cara Kerja PCR O+ untuk Deteksi Omicron

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Senin, 07 Februari 2022
Mengenal Cara Kerja PCR O+ untuk Deteksi Omicron

PCR O+ mampu mendeteksi Omicron (Foto: Pixabay/alexandra_koch)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

VIRUS juga makhluk hidup, karena bisa berkembang biak dan memiliki naluri bertahan hidup, termasuk COVID-19. Hal itu dijelaskan oleh Ahli Virologi sekaligus Direktur Laboratorium KalGen Innolab, Andi Utama, Ph.D.

Menurut Andi, selagi ada tempat untuk berkembang biak, virus yang sangat bergantung pada inangnya akan selalu berevolusi lewat mutasi.

Baca Juga:

Mengintip Daftar Negara dengan Penanganan COVID-19 Terburuk

"Selama virus tersebut memiliki kesempatan berkembang biak, maka proses mutasi itu akan terus terjadi. Terlebih material genetik dari virus ini adalah RNA, di mana mutasi RNA jauh lebih cepat daripada DNA," jelas Andi seperti yang dikutip dari laman ANTARA.

Omicron merupakan hasil mutasi yang berhasil bertahan (Foto: Pixabay/alexandra_koch)

Andi mengatakan, ada beragam mutasi yang menguntungkan virus maupun merugikannya. Bila mutasi tersebut tidak menguntungkan, maka virus amakan hilang. Sementara Omicron, merupakan hasil mutasi yang berhasil bertahan untuk kepentingan dari virus itu sendiri.

Proses pelacakannya juga tidak sederhana. Konsep dasar dari pengembangan mendeteksi virus karena objeknya adalah material genetik, maka ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama yakni mencari bagian virus yang unik dan spesifikasi mendekati SARS-CoV-2. Kedua, memilih daerah yang tidak mudah berubah atau lestari.

Dalam hal ini, kecanggihan teknologi seperti bioinformatics memiliki peran penting dalam membantu mendeteksi virus varian Omicron. Terdapat software yang mampu menjejerkan ratusan ribu dataa genom virus, serta mencari bagian genom yang lestari.

"PCR mendeteksi bagian-bagian kecil yang spesifik. Kalau Whole Genome Sequencing (WGC), mengidentifikasi semua genom virus yang konsekuensinya perlu waktu lama dan biaya besar. Tapi untuk menentukan itu varian apa, hasilnya oke. Kalau PCR, hanya mencari bagian lestari dengan bagian tertentu yang dipilih," jelas Andi.

Baca Juga:

Mengenal Gejala MIS-C Pada Anak Setelah Positif COVID-19

Lulusan Jepang yang pernah melakukan penelitian di Department of Virology 2, National Institute of Infectious Disease itu pun menjelaskan, bahwa ada dua metode untuk mendeteksi varian Omicron. Kedua metode itu berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan RI tahun 2021.

Ada beberapa metode untuk mendeteksi omicron (Foto: Pixabay/analogicus)

Pertama yakni S-Gene Target Failure (STGF). Konsepnya mencari Gen S yang tak bisa dideteksi, karena dari awal dibuatkan desai untuk virus original. Dalam hal ini, akan ada kemungkinan varian selain Omicron.

Kedua, yaitu pendekatan Single Nucleotide Polymorphism (SNP), metode yang langsung menjadikan titik mutasi sebagai target. Jadi, sangat mendekati varian omicron.

Metode tersebut dilakuan di Kalgen Innolab, salah satu anak usaha Kalbe Farma yang bergarak pada bidang pemeriksaan diagnostik, bekerjasam dengan Health Scientific Intitute di Jepang dan Toyota Tsusho Corpotation

"Metode kedua itu (SNP) kami sebut dengan PCR O+. Sudah menyasar atau lebih spesifik karena sudah kami targetkan. Sebagai tambahannya, kami menggunakan tiga gen original, maka memperkecil kemungkinan kekeliruan. Tetapi saya tekankan, kami sepakat bahwa gold standard untuk memastikan semua itu adalah WGS," terang Andi.

Menurut Andi, sebelum memutuskan memakai kit mana saja, pihaknya harus mempelajari dulu, melihat data dan konsistensi data. Karena kit yang dipilih memiliki data yang sudah dibandingkan dengan WGS. Jadi, memperlihatkan data 100 persen dan cukup konsisten dalam menduga suspek Omicron. (Ryn)

Baca Juga:

Jangan Menunda Vaksin COVID-19 Bagi Anak

#Virus Corona #Virus #Omicron #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
Indonesia
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.
Wisnu Cipto - Kamis, 05 Juni 2025
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Indonesia
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/6), mengakui ada kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Juni 2025
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Indonesia
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) meminta masyarakat meningkatkan protokol kesehatan yang pernah dilakukan pada musim pandemi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Indonesia
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Dinkes DKI melakukan sejumlah langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari potensi penularan COVID-19.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Bagikan