Kesehatan Mental

Mengenal Body Positivity yang Sebenarnya

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 11 Agustus 2021
Mengenal Body Positivity yang Sebenarnya

Jangan salah artikan makna dari body positivity. (Foto: Pixabay/Engin_Akyurt)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

JIKA menengok ke beberapa tahun belakang, kampanye body positivity memang sedang populer dan digandrungi oleh para anak muda di banyak platform media sosial. Gerakan sosial seperti ini tentunya dimulai dari mereka yang dikucilkan hanya karena dianggap tidak bisa mengikuti standar kecantikan yang sudah kolot. Padahal tidak ada satu pun orang yang berhak menjatuhkan satu sama lain terutama secara fisik dan penampilan.

Mengutip verywellmind.com, di zaman modern ini beberapa brand ternama bahkan mendukung kampanye body positivity karena bukan hanya mereka yang memiliki tubuh ramping, kulit putih, atau rambut lurus saja yang boleh menikmati produk bagus. Semua orang dengan berbagai rupa dan bentuk yang ada juga berhak menikmati produk kecantikan atau gaya busana tanpa merasa dihakimi.

Baca juga:

Langkah-langkah Tepat dalam Menghadapi Perlakuan Body Shaming

Sayangnya, belum banyak nih yang memahami arti sesungguhnya dari body positivity, misalnya:

1. Mencintai diri sendiri seutuhnya

Menerima diri sendiri apa adanya. (Foto: Pixabay/Free-Photos)

Body positivity yang sesungguhnya adalah menerima dan mencintai bentuk tubuh dengan tulus. Tak sedikit orang yang membenci dirinya sendiri hanya karena merasa tidak cocok dengan standar kecantikan. Pada akhirnya banyak perempuan yang terpaksa merombak tubuh dan wajahnya demi pujian semata. Kamu cantik apa adanya kok sist!

2. Tetap merawat diri

Merawat diri agar menjadi lebih sehat. (Foto: Pixabay/Engin_Akyurt)

Sebagian orang memahami body positivity dengan cara yang salah. Ada yang akhirnya menormalisasi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh obesitas atas dasar cinta terhadap diri sendiri dan menerima apa adanya dalam kondisi apa pun.

Perlu diketahui, body positivity adalah gerakan untuk mencintai tubuh seutuhnya yang berarti perlu dirawat agar tetap sehat bukan untuk mencapai standar kecantikan yang ada. Tidak semua yang bertubuh gemuk itu penyakitan dan tidak semua yang ramping selalu sehat.

Baca juga:

Enggak Perlu 'Ngegas', Hadapi Body Shaming dengan Elegan

Semua jenis olahraga dan diet perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing. Poin utama dari body positivity adalah menerima dan mencintai diri sendiri, sehingga mau berjuang merawat diri agar tetap sehat bukan cantik sesuai tuntutan standar kecantikan.

3. Saling mendukung satu sama lain

Sesama perempuan harus saling mendukung. (Foto: Pixabay/cuncon)

Jangan menghujat mereka yang belum paham tentang makna body positivity yang sesungguhnya atau masih terpaku dengan standar kecantikan terdahulu. Kamu justru perlu merangkul mereka dan saling mendukung satu sama lain. Body positivity tidak boleh disebarkan melalui penghakiman atau kekerasan melainkan dengan kasih sayang.

4. Mengubah standar kecantikan jadul

Mendobrak standar kecantikan yang tidak masuk akal. (Foto: Pixabay/silviarita)

Standar kecantikan yang sudah ada sejak dahulu memang tidak masuk akal. Bagaimana bisa kata “cantik” hanya untuk mereka yang memiliki tubuh ramping, kulit putih, atau rambut lurus saja?

Banyak korban berjatuhan akibat standar kecantikan. Entah itu mengalami gangguan mental seperti eating dissorder atau malnutrisi karena diet ketat. Body positivity yang sesungguhnya adalah senjata utama untuk mengubah standar kecantikan jadul. (mar)

Baca juga:

Billie Eilish Buat Film Pendek Tentang 'Body Shamming'

#Kesehatan Mental #Inspirasi
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan
Harapan kecil untuk anak-anak SOS Children's Village.
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 22 Maret 2025
Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan
Bagikan