Teknologi

Mengenal 3 Ancaman Siber yang Sedang Tren

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 11 Juli 2019
Mengenal 3 Ancaman Siber yang Sedang Tren

Tiga ancaman siber ini serang terjadi (Foto: Pexels/Pixabay)

Ukuran:
14
Audio:

PADA akhir tahun 2018 lalu, Fortinet Threat Landscape Report menyajikan temuan yang dikumpukan oleh tim FortiGuard Labs. Data yang dirangkum dalam laporan ini berpusat pada tiga tren ancaman siber utama, yaitu exploit, malware, dan botnet.

Meskipun enggak semua sama, aspek-aspek dalam lanskap ancaman ini saling melengkapi. Artinya masing-masing dari ketiga hal tersebut memainkan peran penting dalam aktivitas ancaman siber. Berikut penjelasan singkat mengenai tiga ancaman siber itu menurut rilis yang diterima merahputih.com.

1. Eksploitasi

Merupakan komponen penting dari keamanan jaringan (Foto: Pexels/Jorge Jesus)

Eksploitasi merupakan komponen penting dari keamanan jaringan. Pengamatan ini membantu mengembangkan pemahaman tentang bagaimana penjahat dunia maya mengidentifikasi dan mengkompromikan sistem yang rentan. Secara keseluruhan, para peneliti mendeteksi 15 eksploitasi zero-day dan melihat eksploitasi unik meningkat lima poin.

Sementara eksploitasi yang memengaruhi masing-masing perusahaan meningkat 10 persen. Threat Landscape terbaru ini juga merinci lebih lanjut tentang eksploitasi yang dianggap kritis atau sangat parah, menyoroti yang enggak hanya terdeteksi tetapi juga berhasil mencapai tujuannya.

2. Malware

Malware terdapat pada file berbahaya (Foto: Pexels/pcworld.com)

Malware dipelajari akan menurun ketika musim libur karena kebanyakan orang akan berada jauh dari komputer kantor mereka. Dengan kata lain, ketika karyawan berlibur, mereka cenderung enggak membuka lampiran berbahaya atau mengunduh file berbahaya. Ini yang menjadi peluang penjahat siber untuk melakukan penyerangan.

Baca juga:

Inilah Cara Jitu Mengatasi Ancaman Hacker

Mendeteksi malware sejalur dengan eksploitasi. Karena keduanya dapat dipicu pada level apa pun, bahkan jika serangan enggak sepenuhnya dilakukan atau dianggap berhasil. Deteksi ini dilakukan pada tingkat jaringan, aplikasi, dan host pada berbagai perangkat.

3. Botnet

Botnet hanya terlihat setelah sistem terinfeksi (Foto: Pexels/Markus Spiske temporausch.com)

Sementara tren exploit dan malware dapat dideteksi sebelum serangan, tren botnet hanya terlihat setelah sistem sudah terinfeksi. Setelah infeksi tersebut terjadi, sistem yang terpengaruh akan berkomunikasi dengan malicious hosts jarak jauh.

Komunikasi ini kemudian akan ditandai sebagai indikasi bahwa ada sesuatu yang salah. Dengan pemikiran ini, menganalisis data lebih berguna untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pertahanan keamanan yang ada. Untuk memberikan wawasan tentang cara menghindari serangan yang sama di masa depan. (ikh)

#Hacker #Internet #Virus Komputer
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Berita
Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025
Era baru kejahatan digital kini sudah mulai terlihat. CrowdStrike menemukan adanya serangan siber melalui AI generatif.
Soffi Amira - Jumat, 15 Agustus 2025
Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025
Indonesia
Belajar dari Pengalaman, Pengamat Ingatkan Payment ID Rentan Dibobol Hacker
Banyak perangkat keuangan di Indonesia yang rentan dibobol hacker.
Wisnu Cipto - Selasa, 12 Agustus 2025
Belajar dari Pengalaman, Pengamat Ingatkan Payment ID Rentan Dibobol Hacker
Indonesia
Penjelasan Operator Sisa Kuota Internet Hangus Saat Beli Paket Anyar
Saat jaringan seluler masih menggunakan teknologi 2G, skema yang digunakan operator adalah biaya internet dihitung berdasarkan kuota yang terpakai atau konsep pay as you use (PAYU).
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 Juli 2025
Penjelasan Operator Sisa Kuota Internet Hangus Saat Beli Paket Anyar
Indonesia
Akun X @H4ckmanac Klaim Bobol 700.000 Data Penerimaan CPNS, Begini Penjelasan Kemenhan
Situs yang sebelumnya diserang peretas atau hacker merupakan situs internal Biro Humas Kemhan. Situs tersebut sudah tidak terpakai karena aplikasinya sudah tidak beroperasi lagi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Akun X @H4ckmanac Klaim Bobol 700.000 Data Penerimaan CPNS, Begini Penjelasan Kemenhan
Dunia
16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password
Sebanyak 16 miliar data bocor. Pengguna Apple, Facebook, dan Google diminta untuk mengganti kata sandinya.
Soffi Amira - Kamis, 26 Juni 2025
16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password
Dunia
YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data
Regulator internet Australia dan YouTube berselisih soal rencana larangan anak di bawah 16 tahun mengakses media sosial. Siapa sebenarnya yang melindungi anak-anak?
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 24 Juni 2025
YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data
Lifestyle
Terungkap! Kebocoran Data Login Terbesar dalam Sejarah: 16 Miliar Kredensial Bobol Akibat Malware Infostealer
16 Miliar Akun Bocor dari berbagai sumber media sosial, layanan email, VPN, hingga portal pengembang. Menurut para peneliti, data ini sebagian besar berasal dari malware infostealer
ImanK - Sabtu, 21 Juni 2025
Terungkap! Kebocoran Data Login Terbesar dalam Sejarah: 16 Miliar Kredensial Bobol Akibat Malware Infostealer
Indonesia
Komisi VI DPR Bakal Panggil Telkom Group dan Telkomsel Buntut Kuota Internet Hangus
Komisi VI DPR akan memanggil Telkom Group dan Telkomsel. Hal itu buntut dari kebijakan kuota internet yang hangus setelah masanya berakhir.
Soffi Amira - Rabu, 11 Juni 2025
Komisi VI DPR Bakal Panggil Telkom Group dan Telkomsel Buntut Kuota Internet Hangus
Indonesia
70% Lebih Sekolah dan Puskesmas di Indonesia Belum Punya Akses Internet
Terbatasnya konektivitas internet masih menjadi tantangan utama dunia pendidikan dan kesehatan di Indonesia.
Wisnu Cipto - Kamis, 13 Maret 2025
70% Lebih Sekolah dan Puskesmas di Indonesia Belum Punya Akses Internet
Berita Foto
Tri Hadirkan Program Sedekah Kuota Ajak Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadan
(kiri ke kanan) Head of Corporate Communications IOH, Steve Saerang dan SVP-Head of Mass Market Growth IOH, Saurabh Tamrakar dan Chief Marketing Officer IOH, Vivek Mehendiratta bersama Director & CCO IOHRitesh Kumar Singh, SVP-Head of National TRI Brand, Galuh Neftita serta VP-Head of Growth Hack IOH,M Kharisma Putra Tamara dalam peluncuran Program Sedekah Kuota Ramadan di Jakarta (25/2/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 25 Februari 2025
Tri Hadirkan Program Sedekah Kuota Ajak Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadan
Bagikan