Grooming

Mengapa Jenggot Sering Gatal?

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Kamis, 16 November 2023
Mengapa Jenggot Sering Gatal?

Ada empat faktor penyebab jenggot gatal. (Foto: Pexels/Valdemar)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEMAKIN banyak pria memelihara jenggot sebagai bagian dari gaya pribadi mereka. Namun, ada satu masalah yang kerap menghampiri: gatal pada jenggot.

Gatal bisa menjadi sumber ketidaknyamanan yang signifikan. Apa sebenarnya penyebab gatal?

Mengutip Alodokter, pertumbuhan jenggot pada pria dipengaruhi oleh hormon androgen. Sebagian pria memilih mencukur jenggot sebelum tumbuh semakin lebat karena merasa tidak nyaman.

Namun, banyak juga yang memilih untuk memanjangkan jenggot agar memiliki tampilan yang lebih maskulin ataupun aturan dari tradisi tertentu.

Jenggot yang panjang dan lebat sering kali menimbulkan rasa gatal. Ini bisa terjadi akibat beberapa faktor seperti perawatan jenggot yang tidak tepat.

Namun, bila jenggot semakin gatal dan kerap mengganggu aktivitas sehari-hari kamu, bisa jadi gejala dari gangguan penyakit tertentu yang wajib kamu waspadai. Berikut beberapa penyebab gatal pada jenggot:

Baca juga:

Kreativitas Merapikan Jenggot Bikin Wajah Memesona

Jika kamu mengidap Dermatitis seboroik akan muncul ketombe pada jenggot. (Foto: Pexels/Brett Sayles)
Jika kamu mengidap dermatitis seboroik, akan muncul ketombe pada jenggot. (Foto: Pexels/Brett Sayles)

1. Kutu

Kutu merupakan serangga yang berukuran kecil dan dapat menempati rambut manusia yang kasar. Serangga ini bisa hinggap di rambut wajah seperti jenggot dan kumis. Meski jarang terjadi, kutu bisa ditemukan di alis ataupun bulu mata.

Penularan kutu bisa melalui kontak langsung dengan penderita. Kutu yang hinggap di tubuhmu akan menyebar melalui benda-benda yang terkontaminasi seperti pakaian, handuk, atau selimut.

2. Kurap

Masalah jenggot gatal yang disertai dengan ruam bersisik berbentuk bulat atau oval bisa jadi pertanda terkena kurap. Tepian kurap pada jenggot biasanya berwarna lebih gelap kemerahan, sedangkan pusatnya memiliki warna yang lebih terang, sehingga membentuk seperti cincin.

Pada tingkatan yang parah, kurap pada jenggot bisa mengalami peradangan, berkerak, hingga bengkak menonjol layaknya lepuhan.

Baca juga:

Rajin Ke Gym Bisa Suburkan Jenggot?

Kunci utama ialah menjaga kebersihan janggot dan wajah. (Foto: Pexels/Tima Miroshnichenko)
Kunci utama ialah menjaga kebersihan janggot dan wajah. (Foto: Pexels/Tima Miroshnichenko)

3. Dermatitis Seboroik

Salah satu penyebab gatal pada jenggot adalah dermatitis seboroik. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit gatal, muncul ketombe, dan mengelupas.

Penyakit kulit ini cenderung sering terjadi pada pemilik kulit berminyak. Pemilik jenggot yang gatalnya karena ini, dapat menanganinya dengan sampo antiketombe khusus jenggot.

4. Folikulitis

Jenggot yang terasa gatal bisa disebabkan oleh folikulitis. Ini dipicu oleh tersumbatnya pori-pori dan folikel rambut di jenggot sehingga terjadi infeksi bakteri, virus, bahkan jamur.

Peradangan folikel rambut jenggot ini umumnya ditandai dengan terbentuknya benjolan seperti jerawat yang gatal, nyeri, kemerahan, dan bernanah.

Umumnya gatal pada jenggot bersifat ringan dan mudah diantisipasi dengan menjaga kebersihan wajah dan jenggot secara rutin untuk mencegah penumpukan minyak, kotoran, dan bakteri pada jenggot. (zvw)

Baca juga:

Sangar, Deva Mahenra Pelihara Kumis dan Jenggot Demi Ghost Writer

#Grooming #Kesehatan #Jenggot
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Bagikan