Mengapa Anak Laki-laki harus Disunat?

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 28 Juni 2023
Mengapa Anak Laki-laki harus Disunat?

Di Indonesia, budaya dan agama menjadi salah satu alasan mengapa anak laki-laki harus disunat. (Pixabay/devanocturno)

Ukuran:
14
Audio:

LIBURAN anak sekolah sering kali menjadi waktu yang tepat untuk anak laki-laki disunat. Apalagi umurnya
telah tepat untuk dilakukan sunat.

Ada dua alasan mengapa anak laki-laki harus disunat. Pertama karena alasan budaya dan agama, kedua tentu saja karena alasan kesehatan. Kedua alasan tersebut tentu saja untuk mencegah anak laki-laki dari penyakit yang dapat menyerang alat kelaminnya.

Baca Juga:

Beda Sunat Waktu Kecil Sama Besar, Mending Mana?

sunat
WHO merekomendasikan sunat dilakukan pada bayi dan anak laki-laki demi menjaga kesehatan mereka. (freepik/jcomp)

Melansir laman WHO, bahwa lembaga kesehatan dunia ini merekomendasikan sunat dilakukan pada bayi laki-laki demi menjaga kesehatan mereka. Kulit kulup yang tidak dibuang bisa menyebabkan penyakit kelamin dan saluran kencing bila tidak dirawat dengan baik.

Selain anjuran WHO tadi, terdapat pula penjelasan dr. Jonsinar, Sp.B, Sp.BA bahwa tujuan dan manfaat sunat adalah untuk membuat kepala penis expose / terbuka sehingga mudah dibersihkan dan mengurangi resiko terjadinya infeksi bahkan mengurangi resiko terjadinya kanker penis, penyakit menular seksual dan infeksi saluran kemih.

Di Indonesia, proses ini umumnya dilakukan saat anak laki-laki memasuki usia sekolah dasar atau sekitar 6–10 tahun. Semakin tua usia anak laki-laki atau pria yang disunat, semakin bertambah juga risiko, tingkat kerumitan dan lamanya proses penyembuhannya.

Metode sunat pun kini sudah semakin canggih. Melansir laman klikdokter, terdapat empat metode sunat yang paling populer, yaitu

Sirkumsisi atau konvensional


Metode sunat ini dilakukan dengan cara memotong langsung kulup dengan alat potong, seperti gunting atau pisau bedah. Metode sunat ini telah digunakan sejak lama dan masih banyak digunakan saat ini.

Kelebihan metode ini adalah minim risiko dan dapat dilakukan untuk pasien segala usia. Tapi proses penyembuhan metode ini lumayan lama dan membutuhkan perawatan di rumah yang lebih saksama.

Baca Juga:

Sunat Saat Bayi, Amankah?

sunat
Metode sunat pun kini sudah semakin canggih, selain konvensional, metode laser, klem dan stapler bisa menjadi pilihan (freepik/nensuria)

Laser atau electrical cauter


Metode laser menggunakan pemanas elektrik yang ditembakkan ke ujung penis untuk memotong kulup. Metode ini menjadi pilihan banyak orang tua untuk anak, karena prosesnya lebih cepat dibandingkan metode lainnya.

Kelebihan metode laser adalah minim jahitan dan perdarahan. Proses penyembuhannya pun bisa lebih cepat dan perawatannya lebih sederhana. Namun ada risikonya yaitu kepala penis berisiko terpotong.

Klem

Metode sunat klem ini dilakukan dengan cara memasang alat klem di batang penis sesuai dengan ukuran. Setelah itu, kulup dipotong dengan pisau bedah. Klem akan terpasang pada penis hingga luka mengering.

Kelebihan dari metode klem adalah tidak menggunakan jahitan dan minim perdarahan. Selain itu, proses penyembuhan juga berlangsung cepat dan tidak terlalu terlalu nyeri. Sayangnya, metode klem terbilang mahal dan berisiko klem tersebut menggantung di penis.

Stapler


Metode yang satu ini biasanya untuk dilakukan pada pria remaja dan dewasa. Caranya dengan menggabungkan metode potong serta jahit dengan alat strapler berbentuk lonceng pada bagian dalam untuk melindungi kepala penis.

Metode ini punya kelebihan jahitan yang lebih kuat dan minim perdarahan. Akan tetapi, mirip seperti klem, harga metode stapler terbilang mahal. Stapler juga berisiko menggantung di kepala penis.

Dari keempat metode tadi, banyak ahli berpendapat bahwa metode konvensional adalah yang paling aman dilakukan. Tingkat risiko yang terjadi pun hampir tidak ada, walaupun membutuhkan waktu lebih lama pada proses penyembuhan.

Sunat mesti dilakukan dengan prosedur yang benar. Kini sudah banyak fasilitas kesehatan pratama yang menyediakan layanan sunat. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat sunat sebaiknya dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti di rumah sakit. Kondisi misalnya mengidap hemofilia atau kelainan pembekuan darah sebaiknya melakukan sunat di rumah sakit. (dgs)

Baca Juga:

Kenali Penyebab dan Gejala Penyakit Lupus

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan