Mencium Bau Badan Orang Lain Bisa Redakan Kecemasan Sosial


Penelitian mengungkapkan bahwa mengendus bau badan orang lain sebagai terapi kecemasan sosial. (foto: Pexels.com_Andres Ayrton)
BAU badan orang lain bisa jadi penyelemat bagi mereka yang acap mengalami kecemasan sosial (social anxiety). Temuan itu diungkap para peneliti Swedia. Hasil mengejutkan itu didapat lewat penelitian terhadap beberapa puluh sukarelawan. Menurut mereka, mengendus baru badan orang lain mungkin bermanfaat dalam terapi kecemasan sosial.
Para ilmuwan menggunakan keringat ketiak dalam percobaan yang memunculkan dugaan bahwa bau dapat mengaktifkan jalur otak yang terkait dengan emosi dan menawarkan efek menenangkan. Meski demikian, seperti dikabarkan BBC, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah hasil penelitian itu benar-benar efektif mengurangi kecemasan sosial. Para peneliti mempresentasikan beberapa temuan awal mereka pada konferensi medis di Paris, Prancis, pekan ini.
BACA JUGA:
Ketika dilahirkan, bayi punya penciuman sangat kuat dengan preferensi untuk ibu dan air susu ibu (ASI). Aroma dapat membantu manusia merasakan bahaya dari makanan atau asap, misalnya saat berinteraksi dengan lingkungan. “Aroma juga membuat makanan lebih enak dan bisa membangkitkan ingatan yang kuat,” ucap Elisa Vigna, peneliti utama dari Institut Karolinska di Stockholm.

Aroma dideteksi reseptor di bagian atas hidung. Sinyal dari reseptor itu kemudian diteruskan langsung ke sistem limbik, wilayah otak yang berhubungan dengan memori dan emosi. Para peneliti Swedia berpendapat bahwa aroma atau bau badan manusia dapat mengomunikasikan keadaan emosi kita, bahagia, atau cemas. Misalnya menimbulkan anggapan serupa pada orang lain yang menciumnya.
Peneliti meminta sukarelawan untuk menyumbangkan keringat ketiak saat mereka menonton film bahagia. Selanjutnya, 48 perempuan dengan kecemasan sosial setuju untuk mengendus beberapa sampel tersebut. Mereka juga menerima terapi yang lebih konvensional yang disebut sebagai mindfulness. Mereka didorong untuk fokus dan tidak memikirkan hal-hal yang negatif.
BACA JUGA:
Beberapa perempuan diberi bau badan asli untuk diendus, sedangkan sebagian yang lain diberi udara bersih. Mereka yang mendapat keringat asli melakukan terapi dengan lebih baik. Vigna mengatakan keringat yang dihasilkan seseorang saat menonton film bahagia memiliki efek yang sama dengan ketakutan saat menonton film horror.

Mencium bau badan manusia dapat mengomunikasikan keadaan bahagia. (foto: Pexels.com_Ketut Subiyanto)
“Jadi amat mungkin ada sesuatu tentang sinyal kemo manusia dalam keringat secara umum yang memengaruhi respons pengobatan. Sebagian keringat di kulit tidak berbau,” tutupnya. Berbeda dengan kelenjar keringat di ketiak yang akan menghasilkan senyawa nan menyebabkan bau badan.(dkr)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
