Mencicip Wine dari Angkasa Luar


Mencicip rasa minuman anggur yang sudah mengorbit di Bumi selama lebih dari setahun. (Foto: New York Post)
MINUMAN anggur (wine) akan terasa lebih enak jika disimpan dalam waktu yang lama. Semakin tua umurnya, semakin nikmat pula rasanya. Hal ini terjadi karena adanya reaksi kimia yang terjadi antara gula, asam, dan substansi yang dikenal sebagai phenolic compounds. Dalam waktu lama, kombinasi tersebut akan memunculkan rasa minuman anggur yang sedap.
Biasanya, wine akan disimpan dalam gudang anggur yang memiliki pengaturan sistem iklim. Tujuannya agar temperatur dan tingkat kelembapannya sesuai untuk menjaga kualitas anggur. Tapi ini sudah biasa.
Baca juga:
Beberapa waktu lalu, sebuah wine dikabarkan disimpan di angkasa luar dan mengorbit planet Bumi selama setahun. Kira-kira seperti apa ya rasanya?

Pada November 2019, seperti dikutip dari laman Travel and Leisure, SpaceX meluncurkan 12 botol anggur, 320 merlot dan cabernet sauvignon vine ke angkasa luar untuk sebuah percobaan yang dilakukan oleh perusahaan rintisan Space Cargo Unlimited.
Bukan untuk diminum astronaut, melainkan untuk disimpan di Stasiun Angkasa Luar Internasional yang sedang mengorbit Bumi. Kemudian pada Januari 2021, minuman anggur tersebut akhirnya kembali ke Bumi, tepatnya di teluk Meksiko. Baru lah pada April ini, mereka menyicipinya dan memberitahukan rasanya.
Sommelier di Institute for Wine and Vine Research Bordeaux membuka wine Petrus Pomerol seharga US$5,890 (Rp85,5 juta) dan melakukan uji coba. Dengan mata tertutup, para ahli wine itu membandingkan rasanya dengan sebotol anggur bermerek sama yang telah disimpan di gudang bawah tanah.
Baca juga:

12 panelis yang terpilih punya berbagai reaksi mengenai wine angkasa luar itu. Ada yang menyebutkan bahwa aromanya seperti kulit, jeruk terbakar, atau api unggun. "Yang berasal dari Bumi masih sedikit lebih tertutup, sedikit lebih pekat, sedikit lebih muda. Dan yang dari angkasa, taninnya telah melunak, sisi aromatik bunga lebih keluar," ucap penulis wine dan salah satu panelis, Jane Anson.
Anggur yang tersisa akan menjalani pengujian kimia selama berbulan-bulan. Peneliti akan mengeksplorasi bagaimana penuaan di angkasa luar memengaruhi sedimentasi dan gelembung proses. Temuan dari penelitian ini dapat digunakan untuk mencari tahu penuaan wine secara artifisial di masa depan. Atau untuk membantu menumbuhkan tanaman yang lebih kuat di tengah ancaman perubahan iklim yang mengintai pertanian.
Sayangnya, studi ini kemungkinan akan memakan waktu setidaknya satu dekade sebelum bisa diimplementasikan ke dalam penggunaan praktis. Meski begitu, setidaknya hal ini memberi harapan dan pelajaran baru dalam bidang pertanian serta perkebunan. (sam)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Warga Kampung Sawah Tolak Outlet Miras di Kartika One, Berharap Pramono-Rano Mendengar

Katy Perry Jelajah Antariksa Cuma 10 Menit, Tapi Biayanya Sampai Miliaran Rupiah!

Induk Perusahaan Jack Daniel’s tak Takut Tarif, tapi Gentar saat Kanada Menarik Minuman Mereka dari Rak

IShowSpeed Ungkap Ingin Live Bareng Elon Musk di Luar Angkasa

Serbat Kweni, Minuman Tradisional Asal Lampung yang Kaya Khasiat

Ilmuwan Temukan Sampel Asteroid Ryugu, Apa Artinya?

Menikmati 'Smoothie' Kaya Rasa Lewat Growell

Sumatra Selatan Punya Minuman Terkenal Sarsaparilla Cap Badak

Kesehatan Astronaut yang Terjebak di ISS Menurun, Dokter Mulai Khawatir

Kai Cenat Ingin Pecahkan Rekor Jadi Streamer Pertama di Luar Angkasa
