Induk Perusahaan Jack Daniel’s tak Takut Tarif, tapi Gentar saat Kanada Menarik Minuman Mereka dari Rak
Perusahaan induk Jack Daniel's takutkan produknya tak bisa masuk Kanada.(foto: pexels-emre-y)
MERAHPUTIH.COM - KANADA melakukan langkah ekstrem dalam menanggapi kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Kanada menarik minuman beralkohol buatan Amerika dari rak toko mereka. CEO Brown-Forman, perusahaan pembuat whiskey Jack Daniel’s dan minuman keras lainnya, mengecam langkah tersebut sebagai tindakan yang ‘tidak sebanding’.
“Itu lebih buruk daripada tarif karena benar-benar menghilangkan penjualan,” kata Lawson Whiting dalam laporan keuangan pada Rabu (5/3), dikutip CNN. Ia menyoroti respons yang sangat tidak sebanding terhadap tarif 25 persen yang diterapkan minggu ini.
Provinsi-provinsi di seluruh Kanada telah menarik minuman beralkohol, bir, dan anggur buatan Amerika dari rak mereka. Dewan Pengawas Minuman Beralkohol Ontario mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mendorong pelanggan untuk mencari alternatif produk buatan Kanada. Mereka menyatakan produk AS akan tetap tidak tersedia sampai mereka diperintahkan oleh pemerintah untuk kembali ke bisnis normal.
Namun, Lawson mencatat Kanada hanya menyumbang 1 persen dari total penjualan perusahaan. Dengan begitu, Brown-Forman dapat ‘bertahan’ dari kerugian tersebut. Ia juga menunggu respons dari Meksiko, yang juga dikenai tarif 25 persen secara menyeluruh, untuk melihat langkah tersebut memengaruhi bisnis di sana. Meksiko menyumbang 7 persen dari total penjualan Brown-Forman.
Baca juga:
Balas Kebijakan Tarif Donald Trump, Kanada Kenakan Bea pada Produk AS
Dewan Minuman Keras Distilasi Amerika Serikat (DISCUS), sebuah kelompok perdagangan yang mewakili produsen minuman keras, menyatakan ketidakpuasannya terhadap tarif tersebut.
"Anggur dan minuman beralkohol Amerika telah mendapat manfaat dari perdagangan yang adil dan timbal balik dengan Kanada dan Meksiko," kata DISCUS dalam sebuah pernyataan pada Selasa. Menurut mereka, tarif AS terhadap Meksiko dan Kanada ini akan menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan dan karyawan AS di seluruh rantai pasokan anggur dan minuman beralkohol.
Tarif ini menjadi tantangan tambahan bagi Brown-Forman karena adanya perlambatan permintaan dari konsumen. Pada Januari, perusahaan memberhentikan sekitar 700 karyawan dan menutup sebuah pabrik pembuatan tong di Kentucky, tempat produksi tong kayu untuk proses pematangan whiskey dan bourbon.
Setelah mengalami lonjakan penjualan selama puncak pandemi dari 2020 hingga 2022, perusahaan minuman keras kini menghadapi perlambatan dalam penjualan. Brown-Forman pertama kali menyuarakan kekhawatiran pada 2023, ketika melaporkan bahwa penjualan whiskey mengalami penurunan. Itu berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya ketika penjualannya meningkat dua digit.(dwi)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Warga Asal Negara Dengan Pemerintahan Tidak Stabil Bakal Sulit Masuk AS
Lawan Rencana Agresi Militer AS ke Venezuela, Kuba: Kawasan Amerika Latin-Karibia Zona Damai
Takut Bobol, Kepolisian Kanada Cuma Pakai Drone China untuk Operasi Nonsensitif
Trump Ultimatum Maduro Segera Tinggalkan Venezuela, AS Bersiap Lakukan Operasi Darat
4 Dari 14 Orang Korban Penembakan di California Utara Meninggal, Penembakan Terjadi Saat Ulang Tahun
Airlangga Sebut Indonesia Tujuan Investasi, Buktinya AS sudah Tertarik
Pembahasan Tarif Ekspor ke AS Belum Rampung, Airlangga Ingin Beberapa Komoditas Nol Persen
AS Kerahkan Kapal Induk ke Karibia, Venezuela Mobilisasi 200.000 Personel Militer
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
AS Kembali Percaya Ekspor Udang Indonesia Setelah Diterpa Isu Radioaktif Cs-137