Mencegah, Mendeteksi dan Mengobati Kanker Payudara

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 21 Oktober 2017
Mencegah, Mendeteksi dan Mengobati Kanker Payudara

Kanker payudara dapat diminimalkan dengan deteksi dini. (Foto:TheHealthScience)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KANKER payudara bukanlah momok yang menakutkan, dengan pencegahan, deteksi dini dan pengobatan yang tepat maka sakit ini dapat dilalui.

Berita yang menggembirakan, menurut laman lifehack, sejak tahun 1989 kematian yang diakibatkan oleh kanker payudara menurun 38%. Ini membuktikan bahwa baik masyarakat, medis, media dan teknologi sudah mampu memberikan pengobatan dan deteksi dini terhadap kanker payudara. Seperti yang dikatakan oleh Therese Bevers, MD, dari Cancer Prevention Center di MD Anderson Cancer Center Houston, perempuan memiliki kesempatan hidup lebih lama dan meminimalkan tindak operasi dan terapi.

Semakin banyak wanita yang melakukan diet Mediterania membuat risiko kanker payudara semakin turun. Diet Mediterania adalah diet yang hanya mengonsumsi sayuran dan buah-buhan saja, gandum, kacang polong dan biji-bijian. Juga mengonsumsi lemak sehat yang berasal dari minyak zaitun dan kanola.

Seperti yang ada pada laman Health menyebutkan bahwa diet tersebut menaikan kemampuan menerima estrogen sebanyak 40%. Hal ini membuat pertumbuhan kanker payudara jadi mengecil. Menurut penelitian di tahun 2013 yang dimuat di The American Journal of Clinical Nutrition, bahwa perempuan yang makan sayuran dan buah menurunkan risiko kanker payudara sebanyak 15%.

Dr Bevers mengungkapkan bahwa sayuran atau tumbuhan yang dikonsumsi memiliki banyak fitonutrien dan antioksidan yang bisa jadi melindungi dari kanker payudara.

Tidak semua perempuan yang didiagnosis memiliki kelainan pada payudaranya membutuhkan operasi. Banyak perempuan yang dideteksi dengan ductal carcinoma in situ (DCIS) atau diartikan sebagai sel abnormal dalam saluran susu di payudara, yang selalu dihubungkan dengan mastektomi atau lumpektomi. Kerap pula disandingkan dengan radiasi.

Penelitian di tahun 2015 pada JAMA Surgery, melakukan perbandingan pada perempuan dengan tingkatan rendah DCIS yang tidak dioperasi dengan yang melakukan operasi. Perempuan yang tidak melakukan operasi itu diawasi ketat oleh dokter dan mamogram.

Seperti yang disampaikan oleh Dr Grace Smith, onkologis radiasi dari MD Anderson Cancer Center, bahwa DCIS merupakan gambaran dari spektrum mulai dari tingkatan rendah hingga berpotensi tinggi yang mengarah pada sakit yang lebih luas. Operasi masih direkomendasikan, baik mastektomi maupun lumpektomi, bagi DCIS tinggi. Sedangkan yang rendah melalui pengawasan ketat.

Mamogram sangat disarankan oleh para dokter untuk mendeteksi kanker payudara. Lembaga-lembaga kanker internasional menyarankan pada perempuan untuk melakukan mamogram pada periode-periode tertentu. Alat yang ditemukan 50 tahun lalu masih efektif mendeteksi keberadaan kanker payudara, dengan demikian dapat langsung mendapatkan pengobatan yang tepat. Terutama pada perempuan yang ada riwayat kanker dalam keluarga.

Pengobatan kanker payudara terbaru dari dunia medis adalah immunoterapi seperti yang dimuat pada laman TIME, terapi yang mendorong ketahanan tubuh untuk mengingkirkan sel-sel kanker. Terapi ini diharapkan dapat mengobati tiga kanker payudara negatif, termasuk tipe ganas.

Masih pada laman yang sama, diungkapkan terapi HER2 untuk kanker payudara positif dan obat CDK4/6 yang mampu menghentikan pergerakan kanker memasuki level selanjutnya dengan membloking protein-protein sel yang membuat tumor tidak berkembang.

Menurut para pakar, 10% kanker payudara diakibatkan oleh mutasi gen, BRCA1 dan BRCA2. Mutasi gen juga bertanggungjawab atas kanaker ovarian, pankreas dan prostat. Tes gen dilakukan untuk mencaritahu mutasi gen lainnya yang meningkatkan risiko kanker payudara seperti PALB2.

Mary Freivogel, dari National Society of Genetic Counselors, menyarankan pada perempuan melakukan tes gen bila seorang perempuan didiagnosis kanker payudara sebelum usia 45 tahun, kanker payudara triple negatif sebelum usia 60 tahun atau kanker ovarian.

Freivogel juga menyebutkan bila terdapat keluarga yang didiagnosis dengan mutasi gen BRCA1/2. Ada dua anggota keluarga yang mengidap kanker payudara atau penkreas, satu pengidap kanker ovarian, satu yang didiagnosis sebelum usia 50 tahun atau ada anggota keluarga yang pria mengidap kanker payudara. (psr)

#Kanker #Lapsus Kanker #Kanker Payudara
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Dunia
Joe Biden Terapi Radiasi & Hormon Lawan Kanker Prostat Agresif, Hasilnya Ada Harapan
Tubuh Biden disebutkan merespons positif terapi radiasi dan hormon yang dijalani.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Joe Biden Terapi Radiasi & Hormon Lawan Kanker Prostat Agresif, Hasilnya Ada Harapan
ShowBiz
Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan
Pada September, ia mengumumkan telah menyelesaikan kemoterapi dan melakukan apa yang ia bisa untuk tetap bebas dari kanker.
Dwi Astarini - Jumat, 04 Juli 2025
Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan
Dunia
Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang
Kanker Joe Biden telah menyebar hingga ke tulang.
Wisnu Cipto - Senin, 19 Mei 2025
Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang
Indonesia
Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang
Angka survival rate para pasien yang sudah menjalani operasi cangkok sumsum tulang naik mencapai 50 persen.
Wisnu Cipto - Selasa, 15 April 2025
Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang
Dunia
Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan
Ikuti kisah inspiratif Richard Scolyer dalam perjuangannya melawan kanker otak.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 12 Maret 2025
Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan
Fun
5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena
Kanker darah bukan cuma penyakit orang tua.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 10 Maret 2025
5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena
Indonesia
Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker
Cristiano Ronaldo nanti bersama dengan Yayasan Graha Kasih Indonesia membantu penderita-penderita kanker di Kupang
Wisnu Cipto - Senin, 17 Februari 2025
Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker
Lifestyle
Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker
Gaya hidup sehat menjadi salah satu faktor yang bisa mencegah kemunculan kanker.
Dwi Astarini - Selasa, 11 Februari 2025
Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker
Fun
Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker
Anak penyintas kanker memiliki banyak harapan.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 10 Februari 2025
Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker
Indonesia
Harus Operasi Kanker, Agustiani Tio Minta Hakim Praperadilan Bantu Perizinan Berobat ke Luar Negeri
Harus operasi kanker, Agustiani Tio minta hakim praperadilan bantu perizinan berobat ke luar negeri.
Soffi Amira - Jumat, 07 Februari 2025
Harus Operasi Kanker, Agustiani Tio Minta Hakim Praperadilan Bantu Perizinan Berobat ke Luar Negeri
Bagikan