Menatap Samudera Awan di Puncak Bukit Suligi Rohul


Pesona Bukit Suligi, Rokan Hulu, Riau (Foto: Flickr)
MerahPutih.Com - Bukit Suligi menjadi primadona wisata baru di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Betapa tidak, Bukit Suligi memiliki keunikan berupa gumpalan awan yang disebut sebagai “samudera awan” oleh warga setempat.
Fenomena alam ini mulai dikemas sebagai objek wisata baru oleh komunitas pencinta alam di Desa Aliantan Kecamatan Kabun, Rokan Hulu (Rohul). Lokasinya berjarak sekira 120 kilometer dari Kota Pekanbaru.
"Samudra awan ini hanya ada pada pagi hari di puncak bukit," kata Kepala Desa Aliantan, Muhamad Rois Zakaria, di Aliantan, Sabtu.
Bukit Suligi merupakan deretan bukit yang ditetapkan pemerintah sebagai kawasan hutan lindung. Kawasan ini memiliki luas sekitar 33.000 hektare (Ha), yang hampir 80 persen atau 25.000 Ha di Rohul dan sisanya masuk wilayah Kabupaten Kampar.
Awan merupakan butiran air atau kristal yang mengelompok di atmosfer. Di Bukit Suligi awan tersebut sangat pekat dan besar hingga bisa menutupi hamparan hutan lindung hingga terlihat hanya puncaknya saja. Massa berwarna putih itu terus bergerak seperti gelombang ombak yang menggulung-gulung dipantai. Hal ini yang membuat warga setempat menyebutnya sebagai fenomena "samudra awan".

Gumpalan awan menutupi salah satu puncak di Bukit Suligi (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Menurut Rois, puncak Bukit Suligi dari Desa Aliantan merupakan tempat terbaik untuk melihat langsung "samudra awan" pada pagi hari karena merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian 812 meter dari permukaan laut (mdpl). Untuk pengunjung yang belum pernah ke sana, Rois mengatakan tidak perlu risau karena sudah ada komunitas sadar wisata "The Care Taker" yang bisa mendampingi.
Komunitas ini mengelola jasa pengantaran, angkut barang, parkir, hingga tenda dan konsumsi. Mereka juga sudah memasang tanda-tanda dan tali di jalur ke puncak bukit, serta membuat ornamen hiasan dipuncak bukit yang cocok untuk swafoto (selfie) para pengunjung.
"Mereka pemuda-pemuda yang kreatif, sayang kalau tidak dibina. Sudah satu tahun ini mereka saya bina demi kemajuan daerah," kata Rois yang mengaku membiayai pengelolaan wisata Bukit Suligi Desa Aliantan dari kocek pribadinya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman, mengatakan sangat mendukung Bukit Suligi Desa Aliantan menjadi destinasi wisata baru dari Kabupaten Rohul. Ia menilai tempat tersebut menawarkan keindahan alam, petualangan dan keramahan warganya.
Meski begitu, untuk menuju ke puncak yang memakan waktu hingga satu jam jalan kaki dan mendaki bukit di kemiringan 85 derajat merupakan tantangan yang cukup membutuhkan kondisi fisik prima.

"Tempat ini sangat cocok sebagai tempat wisata minat khusus, menawarkan alamnya yang indah bagus untuk mendaki dan fotografi. Dan saya salut kepada kepala desa dan komunitas pemudanya yang kreatif mengemasnya jadi menarik," kata Fahmizal Usman.
Koordinator komunitas sadar wisata The Care Taker, Saprizal, mengatakan bagi pengunjung yang jarang mendaki tidak perlu khawatir karena akan selalu dipandu dari naik hingga turun bukit. Setiap pengunjung juga diberikan tips cara mendaki, mengatur nafas dan pertolongan darurat.
"Keamanan dan kenyamanan pengunjung kita selalu prioritaskan," katanya.
Saprizal sebagaimana dilansir Antara Minggu (12/11) mengatakan, paket wisata melihat "samudra awan" hanya dibuka pada akhir pekan dan jumlahnya dibatasi hingga 30 orang agar bisa lebih puas menikmati pemandangan. Tarif wisatanya juga sangat terjangkau. "Paling maksimal Rp50 ribu satu orang. Itu sudah termasuk makanan dari kita," katanya.
"Sejak dibuka sampai sekarang, ada sekitar 2.000 orang sudah datang ke sini. Kunjungan pada tahun ini saja sudah mencapai 1.000 orang," kata Saprizal.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Pengesahan UU Pariwisata Dinilai Bakal Jadi Angin Segar Target Ekonomi 8 Persen

DPR Resmikan RUU Kepariwisataan, Siap Beradaptasi dengan Revolusi Digital Global

MBG Jadi 'Senjata Rahasia' Pemerintah untuk Tarik Wisatawan, Sampai Bikin Dunia Kagum dan Geleng-Geleng Kepala

DPR Desak Pemerintah Kembangkan Wisata Budaya Berbasis Desa

Perang Timur Tengah Meledak, Indonesia Justru Panen Turis? Begini Strategi Kemenparekraf

12 Destinasi di Jakarta Pilihan Kemenparekraf untuk Libur Sekolah Juni-Juli 2025, Anak Auto Cerdas dan Happy!

Polemik Tambang Tak Goyahkan Raja Ampat, Pariwisata Tetap Aman dan Berkelas Dunia

Industri Hotel Merana di Libur Panjang, DPR Ingin Pemerintah Lakukan Hal Ini

Pengembangan Pariwisata Berbasis Minat, Respon Indonesia terhadap Tantangan Ekonomi Global

Jangan Panik! Tarif Trump Justru Buka Pintu Emas Pariwisata Lokal Jadi Tulang Punggung Negeri
