Menanggapi Isu Krisis Air, Google dan Facebook Akan Menggurangi Penggunaan Air

P Suryo RP Suryo R - Senin, 27 Desember 2021
Menanggapi Isu Krisis Air, Google dan Facebook Akan Menggurangi Penggunaan Air

Isu krisis air sudah semakin mengkhawatirkan. (Foto: Pexels/Sourav Mishra)

Ukuran:
14
Audio:

MENANGGAPI isu kekeringan, Google dan Facebook mengatakan akan mengurangi penggunaan air pada kantor pusat mereka. Di antara kantor global mereka dan pusat data besar, perusahaan teknologi seperti Google menghabiskan banyak air sehingga saat ini mereka ingin mengubahnya.

Perusahaan Amerika itu membuat janji iklim jenis baru. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa raksasa teknologi telah berjanji untuk menggunakan jangkauan dan sumber daya mereka untuk bergabung dalam perjuangan konservasi air.

Baca Juga:

Kenapa Sebagian Negara Masih Krisis Air Bersih?

air
Facebook dan Google sedang menguji cara untuk mengurangi air. (Foto: Unsplash/Rajeshwar Bachu)

Facebook membuat pengumuman pada akhir Agustus 2021 yang menyatakan upaya mereka untuk menjadi lebih positif terhadap penggunaan air pada tahun 2030. Google juga membuat pengumuman serupa untuk membuat pusat datanya lebih efisien dan mendukung keamanan air di komunitas tempat ia beroperasi.

Google, Facebook, dan beberapa perusahaan lain telah berjanji untuk mengembalikan lebih banyak air ke lingkungan daripada yang selama ini mereka berikan. Artinya, mereka berencana untuk mengurangi jumlah air yang dibutuhkan untuk menjalankan fasilitas merek. Sambil tentunya melindungi saluran air alami dan menjaga akses ke air minum bersih di daerah yang rawan kekeringan.

Perhitungannya didasarkan pada jumlah galon yang ingin mereka pulihkan, bukan H2O yang baru diproduksi. Baik Facebook maupun Google juga telah berjanji untuk berbagi penelitian dan teknologi konservasi mereka dengan pihak lain.

Krisis air merupakan masalah global, hampir lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses tetap ke air bersih, menurut World Wide Fund (WWF). Meskipun hal ini sering kali disebabkan oleh masalah infrastruktur, perubahan iklim juga telah mengubah pola curah hujan yang menyebabkan lebih banyak kekeringan dan banjir yang mempengaruhi daerah yang rentan.

Mengingat keadaan planet saat ini, sudah sepantasnya perusahaan seperti Facebook dan Google mengubah cara mereka menggunakan air dan sumber daya vital lainnya. Laporan tahun 2020 oleh Data Center Knowledge menemukan bahwa Google mengoperasikan lebih dari 20 pusat data di seluruh dunia . Facebook, sementara itu, memiliki tujuh pusat data di AS. Perusahaan media sosial itu juga telah mengumumkan akan membuka lebih banyak pusat data tahun ini.

Mengutip dari Popsci, pusat data biasanya menggunakan sekitar tiga sampai lima juta galon air per hari. Jumlah air yang sama dengan kota berpenduduk 30 ribu-50 ribu orang. Sebagian besar air digunakan untuk mendinginkan server raksasa, sistem pembelajaran mesin, dan perangkat keras lain yang dijalankan perusahaan sepanjang waktu.

Baca Juga:

Penyaringan Nanoteknologi, Inovasi yang Atasi Kekurangan Air Bersih

air
Penggunaan air oleh kantor teknologi besar telah lama menjadi perhatian. (Foto: Unsplash/Greg Bulla)

Baik Facebook dan Google mengatakan mereka sedang menguji cara untuk mengurangi air yang digunakan untuk mendinginkan pusat data ini. Misalnya, menerapkan teknologi yang menggunakan air limbah reklamasi untuk mendinginkan pusat data di Douglas County, Georgia.

Dalam postingan janjinya, Facebook mencatat bahwa mereka menggunakan sistem air daur ulang di tempat di beberapa kantor global. Perusahaan juga menyatakan bahwa itu mengembangkan teknologi yang memungkinkan pusat data didinginkan dengan udara luar, dan memungkinkan mereka mengoperasikan air rata-rata 80 persen lebih efisien dibandingkan dengan standar industri pada umumnya.

Penggunaan air telah lama menjadi perhatian karena kantor teknologi besar dan pusat data bersaing dengan penduduk daerah seperti manusia dan satwa liar atas persediaan air yang terbatas di daerah rawan kekeringan. Pada tahun 2017, beberapa kelompok konservasi yang berbasis di Carolina Selatan mengkritik Google karena rencananya untuk mengambil lebih dari satu juta galon air per hari dari DAS Goose Creek yang mulai menipis. Korporasi akhirnya mencapai kesepakatan untuk menarik lima juta galon per hari dari akuifer lain.

Jim Murphy, asisten profesor dan direktur klinik advokasi lingkungan di Vermont Law School, setuju bahwa perusahaan teknologi besar harus bertanggung jawab atas klaim keberlanjutan mereka oleh organisasi luar atau bahkan lembaga pemerintah.

Dia juga mengatakan bahwa meskipun masuk akal bagi industri yang kuat untuk membantu pengelolaan air. Kebijakan adalah cara terbaik untuk mengelola penggunaan sumber daya alam yang bertanggung jawab, terutama di masyarakat yang terkena dampak perubahan iklim. (Tel)

Baca Juga:

Aksi Baik Cegah Kelangkaan Air

#Pelestarian Lingkungan #Krisis Air
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Akhirnya Merdeka dari Krisis Air, Warga Semper Timur Cilincing Kini Bisa Nikmati Air Berkualitas
Warga Semper Timur, Cilincing, kini bisa menikmati air berkualitas dari PAM Jaya. Selama 25 tahun, mereka hanya mengandalkan air sumur payau dan membeli jerigen.
Soffi Amira - Senin, 18 Agustus 2025
Akhirnya Merdeka dari Krisis Air, Warga Semper Timur Cilincing Kini Bisa Nikmati Air Berkualitas
Indonesia
Khatib Salat Jumat Hari ini Diminta Sampaikan Pesan Pelestarian Lingkungan, Jemaah juga Ikut Tanam Pohon
Khatib salat Jumat hari ini diminta untuk menyampaikan pesan pelestarian lingkungan. Jemaah juga diminta untuk menanam pohon.
Soffi Amira - Jumat, 18 April 2025
Khatib Salat Jumat Hari ini Diminta Sampaikan Pesan Pelestarian Lingkungan, Jemaah juga Ikut Tanam Pohon
Fun
Belajar dari Kearifan Lokal, Merawat Bumi Lewat Cara yang Sudah Lama Kita Punya
Kearifan lokal berdampak pada pelestarian lingkungan.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 24 Maret 2025
Belajar dari Kearifan Lokal, Merawat Bumi Lewat Cara yang Sudah Lama Kita Punya
Dunia
3 Jurus Retno Sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB Atasi Krisis Air Dunia
Retno Marsudi menyatakan pelaksanaan mandatnya dalam menyelesaikan persoalan air di tingkat dunia akan dilandasi tiga pendekatan.
Wisnu Cipto - Kamis, 07 November 2024
3 Jurus Retno Sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB Atasi Krisis Air Dunia
Indonesia
Tampil Perdana Sebagai Utusan Sekjen PBB, Retno: Kolaborasi Adalah Kunci
Pemangku kepentingan tingkat global penting bekerja semakin keras menangani permasalahan air.
Wisnu Cipto - Kamis, 07 November 2024
Tampil Perdana Sebagai Utusan Sekjen PBB, Retno: Kolaborasi Adalah Kunci
Fun
Pentingnya Reboisasi untuk Dampak Kehidupan Manusia
Memulihkan ekosistem hutan yang hilang jadi tujuan utama reboisasi.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 19 Oktober 2024
Pentingnya Reboisasi untuk Dampak Kehidupan Manusia
Indonesia
Puan Desak Pemerintah Ambil Langkah Strategis Atasi Krisis Air
Membangun sumur dalam atau penampungan air hujan sangat penting
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 September 2024
Puan Desak Pemerintah Ambil Langkah Strategis Atasi Krisis Air
Indonesia
Festival LIKE 2 Beri Edukasi Tentang Pentingnya Kelestarian Lingkungan
LIKE 2 resmi digelar hingga 11 Agustus 2024.
Ikhsan Aryo Digdo - Jumat, 09 Agustus 2024
Festival LIKE 2 Beri Edukasi Tentang Pentingnya Kelestarian Lingkungan
Indonesia
Jokowi Kunjungi Festival LIKE 2, Serahkan SK Hutan Sosial dan TORA
Ada 15 SK TORA yang diberikan Jokowi ke kelompok masyarakat.
Ikhsan Aryo Digdo - Jumat, 09 Agustus 2024
Jokowi Kunjungi Festival LIKE 2, Serahkan SK Hutan Sosial dan TORA
Lifestyle
Masyarakat Adat Penting dalam Menjaga Keanekaragaman Hayati
Sayangnya, masyarakat adat sering tak dianggap keberadaannya.
Dwi Astarini - Jumat, 09 Agustus 2024
Masyarakat Adat Penting dalam Menjaga Keanekaragaman Hayati
Bagikan