Kenapa Sebagian Negara Masih Krisis Air Bersih?


Sebagian negara sulit mendapatkan air bersih. (Foto: Unsplash/nathan dumlao)
AIR adalah sumber daya yang paling melimpah di Bumi, yakni sekitar 70 persen. Meski demikian, beberapa negara masih saja mengalami krisis air bersih sebagai kebutuhan hidup mereka. Mengapa demikian?
Perubahan iklim, konflik global, dan kelebihan penduduk hanyalah sebagian faktor yang menghancurkan pasikan air di banyak wilayah di dunia. Mengutip BBC, seperempat dari populasi manusia saat ini tidak memiliki akses air minum yang aman dan bersih.
Baca juga:
Fogging, Air Sanitizer dan Air Purifier, Bedanya Dimana Sih?

Karena populasi dunia semakin mendekati delapan miliar, saat ini perhatian difokuskan pada pengembangan teknologi yang bisa membantu mengatasi hal ini sebelum terlambat.
Salah satu yang menawarkan solusi adalah Michael Mirilashvili selaku Kepala Watergen, sebuah perusahaan yang berbasis di Israel yang menggunakan teknologi air-dari-udara untuk mengirimkan air minum ke daerah-daerah terpencil di dunia yang dilanda perubahan iklim atau konflik.
“Air adalah hak asasi manusia, namun jutaan orang tidak memiliki akses ke sana,” katanya.
Menarik air dari udara tipis mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah, tetapi dengan teknologi yang digunakan Watergen semuanya terlihat lebih sederhana.
Atmosfer Bumi mengandung 13 miliar ton air tawar. Menurut Michael, jika digunakan dengan benar, teknologi Watergen dapat memicu perubahan besar dalam industry air yang dapat memiliki dampak panjang di Bumi.
Baca juga:

“Keuntungan besar menggunakan air atmosfer adalah tidak perlu membangun transportasi air. Jadi jangan khawatir tentang logam berat dalam pipa misalnya, atau membersihkan air yang terkontaminasi dari tanah, atau mencemari planet dengan botol plastik,” kata Mirilashvili.
Sayangnya, salah satu kendala yang paling jelas adalah polusi udara yang menjadi keprihatinan di beberapa kota di dunia. Di Inggris misalnya, penelitian yang dilakukan Imperial College London menemukan timbal yang merupakan racun bagi tubuh manusia. Dan itu masih ditemukan di udara kota pada 2021.
Sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Tel Aviv Israel menemukan bahwa di daerah perkotaan seperti Tel Aviv, memungkinkan untuk mengekstrak air minum dengan standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dengan kata lain, air bersih dapat diubah dari udara yang kotor atau tercemar.
Mesin terbesar Watergen bisa menampung sekitar 6 ribu liter air dalam sehari dan telah digunakan untuk mendukung seluruh rumah sakit di Jalur Gaza dan pedesaan di Afrika tengah. Mesin ini juga membantu pemerintah Australia memerangi kebakaran hutan yang besar pada 2020.
Baca Juga:
Kata Anies Soal Pemenuhan Air Bersih Warga Jakarta, Termasuk di Kepulauan

“Ini bukan hanya tentang menyelamatkan nyawa, ini tentang meningkatkan kehidupan jutaan orang. Bahkan di negara maju beberapa orang tidak minum air bersih dan itu berdampak langsung pada kesehatan dan pertanian,” kata Mirilashvili.
Menurut WHO, lebih dari dua miliar orang hanya memiliki akses air yang terkontaminasi tinja. Hanya dengan teguk saja, mereka berisiko terkena penyakit, seperti kolera dan tipus. Akibatnya, sekitar 500 ribu orang meninggal setiap tahunnya.
Pilihan lain untuk menghasilkan air bersih ada di sumber daya laut kita, yakni gunung es. Gunung es mengandung beberapa air paling murni di dunia karena gletser asalnya terbentuk ribuan tahun yang lalu.
Hal ini pertama kali dilakukan di Kanada dan menjadi bisnis besar di sepanjang pantai timur negara itu. Kini, praktik tersebut telah menjangkau belahan dunia lain.
Pengusaha dan pemerhati lingkungan, Abdullah Al-Shehi bekerja dengan proyek gunung es Uni Emirat Arab. Kelangkaan air bersih menimbulkan risiko besar di negara ini karena perubahan iklim serta meningkatkanya suhu.
Baca Juga:

“Rata-rata gunung es raksasa dapat menyediakan air bagi satu juta orang selama 3-5 tahun. Jadi mengapa tidak memanfaatkan apa yang bisa ditawarkan alam kepada kita? Saya berharap suatu hari nanti bisa membawa gunung es ke Jazirah Arab,” kata Abdullah.
Perjalanan membawa gunung es itu punya risiko yang besar. Karena ukurannya yang besar, gunung es dapat terbalik dalam perjalanan dan menyebabkan kecelakaan fatal.
Gunung es juga harus dibungkus dengan bahan berinsulasi yang diracanng khusus untuk mengurangi laju leleh selama perjalanan. Oleh karena itu, tidak heran jika prosesnya membutuhkan biaya yang mahal.
Menurut Veronica Garcia Molina, pemimpin pasar global DuPont Water Solutions, mengatakan kemajuan teknologi dalam beberapa tahun terakhir adalah salah satu solusi yang paling layak untuk mengatasi kekurangan air di seluruh dunia.
“Energi yang dibutuhkan untuk reverse osmosis air laut telah berkurang lebih dari tiga kali dalam dekade terakhir dan hari ini mengonsumsi empat sampai lima kali energi daripada proses termal lama,” tutupnya. (and)
Baca juga:
Air Jordan 1 High OG Bio Hack, Sepatu Nyentrik Buat Ekstrovert