Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Minggu, 04 Mei 2025
Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala

Tradisi Mekotekan (badungkab.go.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Perayaan Hari Raya Kuningan bagi umat Hindu di Indonesia, khususnya di Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, memiliki tradisi unik bernama Mekotekan. Tradisi yang dilakukan setelah Hari Raya Kuningan ini dipercaya oleh masyarakat Hindu Bali di Desa Munggu, Kabupaten Badung, sebagai ritual tolak bala.

Mekotekan bertujuan untuk menjauhkan hal-hal buruk dan memohon keselamatan kepada Sang Dewa. Praktik keagamaan ini telah diwariskan secara turun temurun sejak masa kerajaan di Bali. Dahulu, Mekotekan, atau yang juga dikenal sebagai ngerebek, diadakan untuk menyambut kedatangan prajurit Kerajaan Mengwi yang meraih kemenangan atas Kerajaan Blambangan di Jawa. Tradisi ini kemudian dilanjutkan hingga saat ini.

Menurut penanggalan Hindu, Mekotekan dilaksanakan setiap enam bulan sekali, tepatnya setiap 210 hari, yang biasanya jatuh pada hari Sabtu Kliwon Kuningan atau setelah Hari Raya Galungan.

Baca juga:

Jajal Suasana Hari Raya Galungan di Bali, Airbnb Kasih Rekomendasi Akomodasi Nih

Awalnya, tradisi Mekotekan menggunakan sebilah besi yang difungsikan sebagai tombak, melambangkan semangat juang dalam peperangan. Namun, seiring berjalannya waktu, terjadi penyesuaian untuk menjaga keselamatan masyarakat. Tombak besi diganti dengan tongkat kayu pulet yang telah dikupas kulitnya dan memiliki panjang antara 2 hingga 3,5 meter. Kumpulan tongkat kayu ini kemudian disusun menyerupai piramida.

Tradisi yang menjadi penanda penting perayaan ini mewajibkan pesertanya mengenakan pakaian adat madya, yaitu kancut dan udeng batik.

Sebelum memulai Mekotekan, para peserta berkumpul di Pura Dalem Munggu untuk melakukan persembahyangan dan mengucapkan rasa syukur atas hasil perkebunan. Setelah bersembahyang, mereka melakukan pawai menuju sumber air di kampung Munggu.

Baca juga:

Festival Hindu di Bihar India Kembali Makan Korban, 37 Anak Tewas Tenggelam

Upacara ini biasanya diikuti oleh ribuan peserta, yang terdiri dari perwakilan 15 banjar dengan rentang usia 12 hingga 60 tahun. Saat tradisi Mekotekan dimulai, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok beranggotakan sekitar 50 orang.

Setelah pembagian kelompok selesai, tiba saatnya salah satu peserta yang berani menaiki tumpukan tongkat kayu yang telah membentuk piramida.

Sesampainya di puncak, peserta tersebut akan berdiri sambil memberikan komando semangat kepada kelompoknya. Tak hanya itu, bagian atas 'tombak' yang dinaiki akan diadu dengan 'tombak' dari kelompok lain, menjadikan tradisi ini cukup ekstrem dan memerlukan keberanian yang besar bagi sang komandan. (Tka)

#Hindu #Hindu Bali #Kuningan #Warisan Nusantara #Budaya #Pawai Budaya #Kirab Budaya
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Menteri Fadli Janjikan Semakin Banyak Revitalisasi Cagar Budaya
Pemerintah pusat akan hadir melakukan revitalisasi cagar budaya yang ada, termasuk Keraton Solo.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 Desember 2025
Menteri Fadli Janjikan Semakin Banyak Revitalisasi Cagar Budaya
Indonesia
Warisan Budaya Takbenda Indonesia Bertambah 514 Warisan
Penetapan warisan budaya takbenda ini diharapkan mampu dikembangkan dan didaftarkan sebagai kekayaan intelektual.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 Desember 2025
Warisan Budaya Takbenda Indonesia Bertambah 514 Warisan
Indonesia
2 Arca Kuno Ditemukan di Sragen, Diduga Peninggalan dari Abad 10-13 Masehi
Dua arca kuno ditemukan di Sragen, Jawa Tengah, Jumat (12/12). Arca tersebut diperkirakan peninggalan dari abad 10 hingga 13 masehi.
Soffi Amira - Minggu, 14 Desember 2025
2 Arca Kuno Ditemukan di Sragen, Diduga Peninggalan dari Abad 10-13 Masehi
ShowBiz
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
The Breeze: Swim Swim Capsule Collection
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 12 November 2025
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
Fun
IdeaFest 2025 Angkat Tema '(Cult)ivate the Culture', Ajak Kreator Indonesia Menghidupkan Budaya Lewat Inovasi
IdeaFest 2025 kembali digelar di JICC Senayan, Jakarta. Mengusung tema “(Cult)ivate the Culture”, festival kreatif ini hadir dengan 120 sesi dan 500 pembicara inspiratif.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
IdeaFest 2025 Angkat Tema '(Cult)ivate the Culture', Ajak Kreator Indonesia Menghidupkan Budaya Lewat Inovasi
Tradisi
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya
Batik Wistara menawarkan enam motif khas Surabaya.
Wisnu Cipto - Rabu, 17 September 2025
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya
Indonesia
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, bahwa Jakarta harus punya lembaga adat Betawi. Hal itu bisa menjadi identitas kuat sebagai kota global.
Soffi Amira - Jumat, 22 Agustus 2025
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Indonesia
Tak Dapat Undang Rayakan HUT RI di Istana, Warga Padati Monas Saksikan Kirab Bendera Pusaka
Beberapa rombongan dari berbagai sekolah pun datang untuk menyemangati teman-temannya yang hari ini bertugas. Salah satunya adalah SMA Negeri 35 yang telah bersiap menyemarakkan prosesi kirab.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 17 Agustus 2025
Tak Dapat Undang Rayakan HUT RI di Istana, Warga Padati Monas Saksikan Kirab Bendera Pusaka
Indonesia
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara
Politisi PKB itu mengapresiasi langkah Kemenpar dan Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) yang berkolaborasi dalam mengedepankan budaya sebagai daya tarik pariwisata Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet  Bagi Wisatawan Mancanegara
Indonesia
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Genre Imajinasi Nusantara merupakan lukisan karya Denny JA. Lukisan ini tampil sebagai manifesto estetika digital Nusantara.
Soffi Amira - Minggu, 20 Juli 2025
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Bagikan