Media VICE di Ambang Kebangkrutan


Valuasinya menurun hingga lebih dari 95 persen. (Foto: Vice)
ENAM tahun lalu VICE masih dihargai USD 5,7 miliar (Rp 84,3 triliun). Mereka bahkan sempat mengincar momentum dan potensi untuk IPO. Namun, nasibnya kini justru bak jatuh ke dasar jurang sekarang. Perusahaan media trendsetter itu telah mengajukan dokumen kebangkrutan.
Perusahaan modal dan investasi Fortress Investment Group, Soros Fund Management, dan Monroe Capital, telah setuju untuk membeli perusahaan tersebut. Harganya miris, hanya USD 225 juta (Rp 3,3 triliun), hanya sekira empat persen dari valuasinya pada 2017.
Vice memang masih memiliki hak untuk menjual kepada penawar yang lebih tinggi. Namun, siapa yang mau membeli perusahaan dengan harga lebih tinggi dari valuasi aslinya? Vice juga harus menyesuaikan dengan sisa waktu yang mereka miliki untuk menyelamatkan perusahaan itu.
Baca juga:
Elon Musk Ikhlas Tesla Bangkrut

"Proses penjualan yang diawasi pengadilan yang dipercepat ini akan memperkuat perusahaan dan mempromosikan VICE untuk pertumbuhan jangka panjang. Kami akan memiliki kepemilikan baru dan struktur permodalan yang disederhanakan," kata co-CEO VICE, Bruce Dixon dan Hozefa Lokhandwala, seperti dikutip TechCrunch, Senin (15/5).
Pergantian nasib yang tidak menguntungkan untuk Vice ini menambah kegelapan semesta industri media digital. Pada bulan lalu saja, BuzzFeed News, pemenang Pulitzer Prize, ditutup setelah diterpa PHK yang berdampak pada 15% karyawan perusahaan.
MTV News juga baru saja ditutup sebagai bagian dari pemotongan yang berdampak pada 25% pekerja di perusahaan induknya, Paramount. Adapun Vice juga baru saja membatalkan program TV-nya, Vice News Tonight, serta Vice World News, Vice Audio, dan Waypoint.
Baca juga:
Gibson Hampir Bangkrut, Ini Kata Cella Kotak

Masalah keuangan Vice bukan cerminan murni dari bisnis media pada umumnya. Kombinasi pilihan manajemen yang buruk di era 'pivot-to-video', serta lingkungan kerja nan bobrok, menciptakan badai yang sempurna untuk menjatuhkan Vice.
Perusahaan itu membuat kesalahan langkah manajerial yang parah dan diduga memupuk budaya pelecehan seksual. Saat tuduhannya dipublikasikan, pendiri dan CEO-nya, Shane Smith, malah mengundurkan diri.
Ia juga mengaku tidak tahu soal presiden perusahaan Andrew Creighton yang membayar seorang karyawan untuk menyelesaikan klaim pelecehan seksual itu. Penerus Smith juga kemudian mengundurkan diri pada Februari lalu, di tengah gejolak keuangan perusahaan.
Laporan keuangan Vice mengungkapkan bahwa perusahaan itu memiliki utang sekira USD 834 juta (Rp 12,3 triliun). Sementara penjualan tengah berlangsung, Vice akan diberi USD 20 juta (Rp 296 miliar) oleh pemberi pinjaman untuk melanjutkan operasi. (waf)
Baca juga:
Pria Ini Sulap Bank Bangkrut Jadi Bank ber-Aset Rp. 7,7 Triliun
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Dewan Pers Mau Berantas Media Pakai Nama Mirip Lembaga Negara

Kolaborasi Lintas Kementerian Upayakan Solusi Atasi PHK Jurnalis

Ketua Dewan Pers Baru Ajak Media Jangan Jadi Budak Trafik Algoritma

Gelombang PHK di Sejumlah Media, DPD sebut Tanda Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya

Komisi III DPR Terima Masukan Pemred Media Massa terkait Larangan Liputan Sidang

Dubes Belanda Dukung Media Independen, Kunci Kurangi Disinformasi dan Perkuat Demokrasi

6 Jam Prabowo Kumpulkan Para Pimred di Hambalang, Bahas Apa?

6 Jam Prabowo Kumpulkan Para Pimred di Hambalang Bahas Ini

Ada Ancaman PHK Massal di Media Konvensional, DPR Minta Komdigi Segera Bertindak
