Massiara, Damainya Tradisi Orang Bugis Kala Ramadan

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Selasa, 29 Maret 2022
Massiara, Damainya Tradisi Orang Bugis Kala Ramadan

Massiara, sebuah tradisi menjaga damai Masyarakat Bugis (Foto: pixabay/jarmoluk)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

ZIARAH jadi tradisi masyarakat Indonesia menyambut ramadan. Penziarah akan mengajak sanak saudara menziarahi makam keluarganya, menabur bunga, air mawar, lalu memanjatkan doa. Ziarah jelang ramadan di masyarakat Bugis disebut Massiara Kuburru.

Selain mengunjungi keluarga dan kerabat masih hidup, jelang ramadan, masyakarat Bugis acap Massiara Kuburru untuk memanjatkan doa sekaligus menyambung tali silaturahmi pada nenek moyang.

Baca Juga:

Gimana Bentuk Emoji Melambangkan Perdamaian di iOS 15.4

Tradisi turun-temurun tersebut dilakukan bagi penziarah agar hati, jiwa, dan raganya merasa damai dan siap melaksanakan ibadah puasa. Selama berpuasa, kedamaian jiwa menjadi faktor penting agar ibadah khusyuk.

Setelah berpuasa selama sebulan, umat muslim tiba pada hari kemenangan. Di hari Lebaran tradisi Massiara pun kembali dilaksanakan masyarakat Bugis, tetapi bukan menziarahi kubur, melainkan mengujungi sanak keluarga. Saat massiara, biasanya tamu akan dijamu untuk makan bersama oleh tuan rumah.

Massiara bukan hanya berkunjung dan makan, juga merupakan upaya menyambung kekeluargaan dan hubungan dengan tetangga (Foto: Unsplash/ochimaxstudio)

Setiap rumah wajib mappanre (memberi) makan pada tamu. Sejumlah orang memaknai massiara tidak hanya mempererat silaturahmi dan bermaafan di Hari Raya Idul Fitri, melainkan pula momentum menghilangkan lapar minimal sehari dalam setahun.

Hal tersebut lantaran setiap rumah terbuka untuk saling mengunjungi dan tiap bertamu dijamin dengan makanan khas Hari Raya Idul Fitri. Biasanya disambut makanan khas Bugis-Makassar burasa, olahan daging atau ayam dan kue kering.

Namun, kini Massiara bukan hanya perihal berkunjung dan makan, tradisi ini juga merupakan upaya menyambung kekeluargaan dan tata pergaulan dengan tetangga.

Di masa pandemi, banyak orang tak lagi bisa berlebaran dengan tatap muka dan bertemu orang banyak. Apalagi di masa awal pandemi hanya bisa berjumpa lewat layar ponsel.

Baca Juga:

Damai Ajalah Jangan Siksa Budget Demi Gengsi

massiara juga dilakukan bagi keluarga yang sudah meninggal yang disebut juga Massiara Kubburu (Foto: unsplash/windy setiawan)

Maka, Massiara jadi momentum paling dirindukan masyarakat Bugis pada perayaan Lebaran tahun ini. Tak sekadar persoalan menyantap hidangan spesial di hari raya, Massiara mempunyai makna tertentu dari sisi psikologi. Makan bersama di hari spesial mendekatkan satu sama lain, bahkan bisa menyebarkan semangat perdamaian.

Hadirnya interaksi sosial positif bisa mendorong perilaku damai antarindividu. Bahkan, dalam hubungan masyarakat, dapat melahirkan kekompakan guna memelihara lingkungan agar senantiasa tenteram, aman, dan damai.

Massiara menuntun tiap-tiap orang Bugis kembali suci hatinya setelah melalui tempaan ketakwaan di bulan suci Ramadan, sekaligus ajang merawat tali silaturahmi, meminta maaf, mengakui kesalahan, dan memperbaiki kesalahan. (Ryn)

Baca Juga:

Tidak Menghadiri Pernikahan Mantan Bukti Kamu Berhasil Mendamaikan Ego Pribadi

#Maret +62 Bicara Damai Ajalah #Budaya
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, bahwa Jakarta harus punya lembaga adat Betawi. Hal itu bisa menjadi identitas kuat sebagai kota global.
Soffi Amira - Jumat, 22 Agustus 2025
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Indonesia
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara
Politisi PKB itu mengapresiasi langkah Kemenpar dan Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) yang berkolaborasi dalam mengedepankan budaya sebagai daya tarik pariwisata Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet  Bagi Wisatawan Mancanegara
Indonesia
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Genre Imajinasi Nusantara merupakan lukisan karya Denny JA. Lukisan ini tampil sebagai manifesto estetika digital Nusantara.
Soffi Amira - Minggu, 20 Juli 2025
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Indonesia
Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional
Posisi Anak Coki di Pacu Jalur ini umumnya diisi anak-anak yang kini tariannya menjadi viral secara global.
Wisnu Cipto - Selasa, 08 Juli 2025
Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional
Indonesia
Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta
Perda yang tengah disusun tersebut bakal menjadi dasar hukum pelestarian budaya Betawi yang lebih terstruktur dan spesifik, termasuk di dalamnya mengatur seni ondel-ondel.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta
Berita Foto
Wajah Baru Indonesia Kaya Konsiten Usung Budaya Indonesia dengan Konsep Kekinian
Sejumlah pemain saat melakukan pementasan teater musikal bertajuk "Bawang Merah Bawang Putih" saat acarapeluncuran logo baru Indonesia Kaya di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 03 Juni 2025
Wajah Baru Indonesia Kaya Konsiten Usung Budaya Indonesia dengan Konsep Kekinian
Indonesia
Komisi X DPR Soroti Transparansi dan Partisipasi Publik dengan Menteri Kebudayaan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa upaya ini bukan untuk menghapus atau mendistorsi fakta
Angga Yudha Pratama - Selasa, 27 Mei 2025
Komisi X DPR Soroti Transparansi dan Partisipasi Publik dengan Menteri Kebudayaan
Indonesia
Fadli Zon: Kongres Perempuan 1928 Justru Diperkuat dalam Sejarah Indonesia
Urgensi penulisan sejarah Indonesia yang akan rampung pada tahun 2025 ini mencakup penghapusan bias kolonial
Angga Yudha Pratama - Selasa, 27 Mei 2025
Fadli Zon: Kongres Perempuan 1928 Justru Diperkuat dalam Sejarah Indonesia
Indonesia
5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
5 museum menggelar program Night at the Museum khusus akhir pekan
Wisnu Cipto - Kamis, 15 Mei 2025
5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
Indonesia
Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala
Upacara ini biasanya diikuti oleh ribuan peserta, yang terdiri dari perwakilan 15 banjar dengan rentang usia 12 hingga 60 tahun
Angga Yudha Pratama - Minggu, 04 Mei 2025
Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala
Bagikan