Masker Katup Dianggap Sebagai Biang Kerok Penyebaran Omicron di Hong Kong
Masker katup yang dianggap sebagai penyebar Omicron. (Foto: CNN)
OMICRON merupakan varian baru dari coronavirus. Varian yang dikenal juga dengan nama B.1.1.529 ini tengah meresahkan masyarakat sejak omicron dimasukkan pada kategori variant of concern oleh World Health Organization (WHO) pada Jumat (26/11/2021) lalu.
Varian omicron diklaim lebih mudah tersebar. Dikutip dari The Guardian, varian ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, Botswana, dan Hong Kong dan sudah mulai tersebar ke Inggris, Jerman, Italia, Belgia, Republik Ceko, dan Australia.
Baca juga:
Penyebaran omicron di Hong Kong dikaitkan dengan masker katup, jenis masker yang dianggap egois dan tidak direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) sejak 2020. Timbulnya kasus omicron pertama kali di Hong Kong pun diprediksi karena seorang warga negara yang menggunakan masker katup saat berpergian ke luar negeri.
Pada awalnya, hasil investigasi ahli mikrobiologi Yuwn Kwok mengatakan bahwa warga negara Hong Kong ini berkunjung ke Afrika Selatan dan menggunakan masker katup. "Masker ini agak egois, ketika udara dihembuskan melalui klep udara, itu tidak disaring," ungkap Yuwn.
Jadi, udara yang dihembuskan tidak disaring lagi sehingga membahayakan orang lain. Masker ini juga mengurangi perlindungan penggunanya dari coronavirus karena memang didesain untuk mempermudah pengguna dalam bernapas. Masker katup biasanya digunakan oleh para pekerja proyek, bukan untuk mencegah penyebaran coronavirus.
Dikutip dari Detik Health, dokter paru PR Paru Persahabatan dr Agus Dwi Susanto, SpP (K) mengatakan bahwa masker yang disarankan untuk melindungi diri dari varian omicron adalah masker ganda.
Baca Juga:
"Masker katup itu hembusan napas dari pemakai keluar, sehingga kalau pemakai masker katup itu sakit COVID-19, maka udara yang keluar dari masker akan membahayakan sekitarnya, jadi tidak disarankan," ucapnya.
Masker katup memiliki kemampuan untuk menyaring polusi, debu, dan partikel kecil lainnya. Tetapi ventilasi dari masker katup membuat masker ini tidak cocok untuk melindungi diri dan orang lain dari coronavirus. Ini disebabkan karena droplets bisa melewati dan menembus katup tanpa filter sehingga penggunaan masker katup di tengah pandemi tidak disarankan oleh WHO dan CDC.
Masker yang direkomendasikan adalah masker medis atau masker bedah yang menutupi hidung, mulut, dan dagu. Disarankan juga untuk menggunakan dua masker sekaligus agar bisa memblokir virus lebih baik. (SHN)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan