Masih Trauma, ASP Tak Ingin Sekolah Lagi

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 15 Oktober 2015
Masih Trauma, ASP Tak Ingin Sekolah Lagi

ASP bersama ibunya saat datang ke kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jalan Teuku Umar, No. 10 Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/10). (Foto: MP/Gomes Roberto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Peristiwa - Akibat kekerasan yang terjadi pada dirinya, korban ASP (6) mengalami trauma. Ironisnya siswa sekolah dasar tersebut, masih membayangi terhadap kekerasan yang menimpah dirinya, ihwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Sehingga ASP tak mau melanjutkan menuntun ilmu pada sekolah tersebut.

"Sampai hari ini anak saya ini sudah tidak sekolah. Saya sudah daftarkan ke sekolah baru pun dia tidak mau," ujar Ibu ASP, Yessi Carolina di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Jalan Teuku Umar No. 10 Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/10)

Sebelumnya, keluarga ASP sudah berusaha melakukan mediasi dengan pihak sekolah. Namun, ia hanya mendapatkan janji semata.

"Mereka (pihak sekolah) hanya mengatakan akan dipertemukan (untuk mediasi) orang tuanya (pelaku), tapi sampai kini tidak pernah temui kami," paparnya.

Untuk diketahui korban ASP (6) mengalami kekerasan yang diduga dilakukan teman sekelasnya M di Sekolah Dasar (SD) Tunas Mulia Montessori, Gading Sepong, Tanggerang. Akibat kekerasan tersebut, korban mendapatkan luka serius di bagian kemaluan. Sehingga mental bocah berusia enam tahun tersebut juga terganggu.

Kuasa Hukum Keluarga ASP, Jeffry Santoso mengatakan keluarga korban mengaku kecewa dengan sikap yang ditunjukan pihak sekolah dan keluarga pelaku. Sebab, hingga saat ini belum ada itikad baik dari keduanya untuk bertanggung jawab kepada korban.

Padahal, keluarga korban telah menjalankan mediasi dengan pihak sekolah, keluarga pelaku dan suku dinas pendidikan. Mediasi ini dilakukan atas rekomendasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pada 29 September lalu.

"Kita sudah menjalani mediasi. Tapi hasil mediasi kami tidak puas. Karena tidak ada solusi yang diberikan," kata Jeffry saat dihubungi Rabu, (14/10).

Menurut dia, dalam proses mediasi tersebut tidak ada hasil yang memuaskan. Sebab, pihak sekolah masih berusaha membela diri dan lepas tangan atas tindakan kekerasan yang terjadi di sekolahnya.

"Kami sudah menyampaikan kepada sekolah, orang tua pelaku dan suku dinas. Kami menyampaikan ada anak enam tahun yang mengalami tindakan kekerasan. Seharusnya sekolah mengambil kesimpulan, seperti akan memanggil (keluarga korban) atau apa. Ini tidak. Di situ mediasinya tidak tercapai," akhir pembicaraannya. (gms)

Baca Juga:

  1. Tak Digubris Pihak Sekolah, Keluarga ASP Datangi KPAI
  2. KPAI: Sekolah Tidak Memiliki Mekanisme Pencegahan Bullying
  3. KPAI: Bullying Terus Berulang karena Guru Permisif
  4. Heboh, Video Bullying Sesama Siswi SMP di Binjai Dikecam Netizen
  5. Aksi Bullying Dipicu Faktor Sosial dan Budaya
#Liputan Khusus #SD Tunas Mulia Montessori Gading Serpong #Bocah ASP #KPAI #Bullying #Kekerasan Anak #Anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
KPAI Sebut Tindakan Pendakwah yang Diduga Lakukan Pelecehan Bisa Picu Kecemasan dan Pengaruhi Mental Anak
Tindakan pendakwah berinisial E tersebut dinyatakan menyerang harkat dan martabat anak.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
KPAI Sebut Tindakan Pendakwah yang Diduga Lakukan Pelecehan Bisa Picu Kecemasan dan Pengaruhi Mental Anak
Indonesia
3 Norma Dilanggar, KPAI Tegaskan Aksi Dai Cium Anak di Ruang Publik Bisa Masuk Ranah Hukum
KPAI menilai tindakan pendakwah berinisial E tersebut telah melanggar prinsip perlindungan anak, norma sosial, dan norma agama.
Wisnu Cipto - Kamis, 13 November 2025
3 Norma Dilanggar, KPAI Tegaskan Aksi Dai Cium Anak di Ruang Publik Bisa Masuk Ranah Hukum
Indonesia
KPAI Dorong Sekolah Perkuat Sistem Deteksi Dini Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta
KPAI minta sekolah perkuat sistem deteksi dini dan literasi digital siswa usai ledakan di SMAN 72 Jakarta yang diduga dilakukan murid korban perundungan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 12 November 2025
KPAI Dorong Sekolah Perkuat Sistem Deteksi Dini Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta
Indonesia
Jangan Biarkan Perundungan di Sekolah, Dampak Bullying Akan di Luar Kendali
Upaya deteksi dini dan respons cepat dalam menangani kasus perundungan, penting dilakukan untuk mencegah dampak yang lebih buruk dari perilaku perundungan tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Jangan Biarkan Perundungan di Sekolah, Dampak Bullying Akan di Luar Kendali
Indonesia
Berkaca dari Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta, Pramono: Bullying Tidak Boleh Terulang Kembali
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menegaskan, bahwa kasus bullying tak boleh terulang kembali. Hal itu berkaca dari kasus ledakan SMAN 72 Jakarta.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
Berkaca dari Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta, Pramono: Bullying Tidak Boleh Terulang Kembali
Indonesia
Ingat Ya! Perundungan Bukan Candaan
KPAI menyoroti masih adanya kecenderungan masyarakat menormalisasi perilaku bullying dengan anggapan seperti itu hanya bercanda atau hal yang biasa di antara anak-anak.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 10 November 2025
Ingat Ya! Perundungan Bukan Candaan
Indonesia
Berkaca dari Kasus Ledakan di SMA 72, Pramono Harap Tak Ada Lagi Aksi Perundungan di Lingkungan Sekolah
Pramono enggan berkomentar langsung terkait dugaan bahwa pelaku ledakan di SMA Negeri 72 merupakan korban bullying
Angga Yudha Pratama - Senin, 10 November 2025
Berkaca dari Kasus Ledakan di SMA 72, Pramono Harap Tak Ada Lagi Aksi Perundungan di Lingkungan Sekolah
Indonesia
Polisi Selidiki Dugaan Bullying yang Jadi Motif di Balik Ledakan SMAN 72 Jakarta
Polisi kini menyelidiki dugaan bullying yang menjadi motif di balik ledakan SMAN 72 Jakarta.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Polisi Selidiki Dugaan Bullying yang Jadi Motif di Balik Ledakan SMAN 72 Jakarta
Indonesia
Sosok Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Alami Bullying dan Terpengaruh Konten Kekerasan
Sosok pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta diduga merupakan siswa sekolah tersebut. Ia juga disebut mengalami bullying.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Sosok Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Alami Bullying dan Terpengaruh Konten Kekerasan
Indonesia
Insiden Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, KPAI Sebut Longgarnya Pengawasan Keamanan Sekolah
Insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading cukup mengejutkan. Sebab, bahan berbahaya bisa masuk ke sekolah.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Insiden Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, KPAI Sebut Longgarnya Pengawasan Keamanan Sekolah
Bagikan