Makanan Buruk yang Bikin Cepat Tua


Perhatikan makanan yang dimakan, apakah memberikan efek penuaan dini. (Foto: Unsplash/AlexHaney)
TUA adalah keniscayaan. Sudah dipastikan bahwa tua akan dialami semua orang. Tak ada yang dapat menghentikan penuaan.
Terlepas dari upaya terbaik kita untuk membuat diri terlihat muda dan awet muda. Tubuh kita mulai berkerut dan menumbuhkan uban. Namun demikian, ada beberapa perilaku kita yang dapat mengakibatkan bertambahnya tahun hidup kita, termasuk apa yang kita makan.
Baca Juga:
Terobsesi Makanan Sehat? Bisa Jadi Penderita Orthorexia Nervosa

Inilah sebabnya mengapa penting untuk menghilangkan kebiasaan mengonsumsi makanan buruk yang dapat membuat kamu lebih cepat menua. Seperti memakan makanan ultra-olahan secara teratur. Makanan ultra-olahan persis seperti produk makanan kemasan yang memiliki daftar panjang bahan yang tidak dapat dikenali, umur simpan yang lama, dan biasanya tidak memberi tubuh banyak zat gizi.
Melansir Eat This, Not That!, menunjukkan sebuah analisis terhadap 20 studi yang dimuat pada Nutrition Journal yang mengevaluasi lebih dari 334 ribu responden. Kemudian mengaitkan konsumsi tinggi makanan olahan dengan lebih banyak penyakit termasuk penyakit kardiovaskular, penyakit serebrovaskular, hipertensi, sindrom metabolik, sindrom iritasi usus, asma remaja, payudara pascamenopause, kanker, dan diabetes gestasional. Itu bahkan terkait dengan beberapa masalah kesehatan mental seperti depresi.
Melihat dari analisis di atas, sudah sebaiknya kita mengubah kebiasaan buruk itu menjadi kebiasaan yang lebih sehat. Yang paling tepat adalah membuat janji dengan diri sendiri dan berusaha mengikuti proses untuk menjadi sehat.
Baca Juga:

Butuh waktu berbulan-bulan untuk membangun rutinitas makanan baru. Anehnya, keterampilan penting adalah belajar bagaimana menetapkan batasan dengan orang-orang yang meminta kamu untuk bergabung dengan mereka dalam makan makanan olahan.
Lingkungan kita juga memainkan peran besar dalam proses tersebut. Jika berada di lingkungan dimana terus-menerus makan makanan ultra-olahan maka akan dianggap sebagai hal yang lumrah saja. Bisa jadi sulit untuk menciptakan kebiasaan yang lebih sehat.
Temukanlah grup yang memiliki alam berpikir yang sama yang dapat membantu memotivasi diri dan meningkatkan upaya untuk merawat tubuh. Dengan mengganti makanan ultra-olahan dengan makanan bergizi dan sehat yang menggunakan bahan-bahan baik untuk dikonsumsi, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menjalani hidup yang lebih lama dan lebih sehat. (mic)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
