Makan Sendirian Ternyata Tidak Baik untuk Kesehatan


Makan sendirian ternyata tidak baik untuk kesehatan. (unsplash/@fikranjabbart)
BUAT kamu yang keseringan me-time. Ternyata makan sendirian atau seorang diri tidak bagus untuk kesehatan kamu. Sebelum pandemi pun, banyak kok orang di seluruh dunia yang tinggal dan makan sendirian. Apa hubungannya?

Melansir laman Global News Canada, atensi akan isu ini cenderung berfokus pada lansia yang tinggal dan makan sendiri.
Namun, Kate Mulligan, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Toronto, mengatakan masalah ini mempengaruhi semua orang.
"Kami melihat orang-orang yang lebih muda, milenial, misalnya, atau bahkan lebih muda yang sering pesan makanan atau bahkan tidak memiliki fasilitas memasak di apartemen mereka,” kata Mulligan kepada Global News Canada.
Baca juga:
Lantas, apa hubungannya dengan kesehatan?

Sebenarnya makan sendiri tidak sepenuhnya buruk. Tapi, menurut riset dampak negatifnya lebih besar daripada positifnya.
Biasanya kalau makan sendirian, apalagi para remaja yang tinggal indekos. Mereka cenderung over-eat dan makan makanan yang gampang diakses seperti makanan instan atau fast food.
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa orang yang sering makan sendiri lebih cenderung memilih makanan yang tidak sehat, lebih sedikit makan buah dan sayuran, juga makan pada waktu yang tidak teratur," tulis Time.
Melansir laman Time, menurut sebuah penelitian, orang yang makan sebagian besar makanannya sendiri berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan diabetes.
Baca juga:
Penelitian menemukan bahwa pria yang makan sendirian setidaknya dua kali sehari lebih mungkin untuk mengalami sindrom metabolik seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan pra-diabetes dibandingkan dengan mereka yang selalu makan bersama orang lain.
Sedikit berbeda dari pria, perempuan yang makan sendiri setidaknya dua kali sehari memiliki kemungkinan 29% lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik dibandingkan mereka yang tidak pernah makan sendiri. Tetapi perbedaan tersebut menghilang ketika peneliti memperhitungkan faktor sosial ekonomi dan gaya hidup.

Penelitian sebelumnya juga telah meningkatkan kekhawatiran tentang efek kesehatan psikologis dari makan sendirian, terutama masalah kesepian.
Global News Canada menulis, karena makanan bisa menjadi salah satu bentuk aktivitas sosial, melewatkan makan dengan orang lain bisa membuat orang merasa terisolasi.
Satu studi di Jepang menemukan bahwa hidup dan makan sendirian dapat meningkatkan risiko depresi pada orang dewasa yang lebih tua.
Para ahli di Kanada juga mendorong seseorang untuk makan bersama orang lain. Panduan tersebut mengatakan makan sendirian dapat menyebabkan perasaan kesepian, terutama bagi para manula. (lev)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
