Mahasiswa ITS Buat Aplikasi MyTanaman, Solusi Bercocok Tanam di Lahan Minim


Foto tangkapan layar dari tampilan aplikasi MyTanam.
MerahPutih.com - Sekumpulan mahasiwa Institut Teknologi Surabaya (ITS) angkatan 2018 berinovasi membesut aplikasi "My Tanaman" yang dijadikan media untuk menanam di lahan minim. Pembuatan aplikasi tersebut digawangi oleh Awang Ivananto Adi, Muhammad Luthfi, dan Tiara Bening Salsabila.
Inovasi ini muncul gegara dari permasalahan lahan di perkotaan yang begitu sempit untuk bercocok tanam. Namun, daya minat masyarakat perkotaan bercocok tanam masih tinggi kendati masih pandemi COVID-19.
Baca Juga
Ketua tim Awang mengungkapkan, My Tanaman merupakan aplikasi yang berbasis Wireless Sensor Network. Dan, aplikasi ini terkoneksi langsung dengan database dan modul perangkat yang tertanam pada box ruang tanam.
“My Tanaman ini merupakan box yang bertugas sebagai ruang tanam yang didesain untuk mengontrol kondisinya agar sesuai kebutuhan tanaman,” jelas Awang saat dikonfirmasi, Sabtu (19/9).

Di waktu yang sama, Tiara Bening Salsabila menyatakan, jika timnya terlebih dahulu meninjau kondisi alam sebelum menggunakan aplikasi tersebut.
“Sebenarnya kondisi ruang tanam dimanipulasi, dan cocok digunakan untuk membudidayakan sayur-sayuran di luar habitat asli dari tumbuhan tersebut,” tutur Bening.
Menurutnya, My Tanaman dibekali teknologi dan aplikasi yang terintegrasi satu sistem. Selain berkreasi ruang tanam dengan teknik indoor planting, My Tanaman didesain menggunakan material aman bagi tumbuhan.
"My Tanaman didesain semaksimal mungkin untuk mengontrol kondisi di ruang tanam cukup menggunakan smartphone. Aplikasi ini berfitur layaknya data sensor yang dibaca secara real time dengan delay tertentu. Indikator yang difungsikan meliputi suhu, kelembapan, pencahayaan, dan lainnya yang sinkronisasi dengan monitor kondisi ruang tanam," jelas Bening.

My Tanaman tak hanya bisa memonitor dan mengontrol satu kotak saja, bahkan mampu hingga empat kotak ruang tanam. Berikut setiap kotak tak harus menggunakan user yang sama, melainkan bisa diakses pengguna lain, guna mempermudah penggunanya.
“Ilustrasinya, layaknya dalam satu perumahan ada 12 box dengan tiga pengguna aplikasi, mereka saling koordinasi dengan berganti shift untuk memonitor kondisi di ruang tanam agar tetap stabil untuk hasilkan sayuran seperti yang diharapkan,” kata Bening.
Baca Juga
Sebagai informasi, aplikasi My Tanaman berhasil menyabet emas di ajang the 6th Southeast Asian Agricultural Engineering Student 2020 yang digelar lUniversitas Brawijaya dengan Malaysian Society of Agricultural and Food Engineers (MSAE). (Andika Eldon/Jawa Timur)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya

Situasi Surabaya dan Jawa Timur secara Umum Relatif Kondusif dan Terkendali Pasca-Demonstrasi yang Memanas, Sebut Polda

Sisi Barat Gedung Grahadi Dibakar Tidak Lama Setelah Khofifah Indar Parawansa Temui Massa

Fenomena Langka Bunga Rafflesia Arnoldii Mekar Kembar Dempet di Sumbar

Lirik Lagu Patriotik 'Surabaya' yang Pernah Dipopulerkan Oleh Dara Puspita

Pemaksa Murid SMAK Gloria 2 Surabaya ‘Menggonggong’ Terancam Hukuman 3 Tahun Penjara

Dicokok di Bandara Juanda, Pengusaha Suruh Siswa SMK Gloria 2 Gonggong Jadi Tersangka

Pakai Toa, Jokowi Pamit Purnatugas ke Publik di Pasar Surabaya

KAI Kecam Pelemparan Batu ke KA Pasundan, Pelaku Terancam Hukuman Seumur Hidup

Peringatan May Day Terkonsentrasi di 3 Titik di Surabaya, 3.174 Personel Gabungan Siaga
