LSI Denny JA Sarankan DKI Jakarta dan Bali Bisa Lakukan Relaksasi PSBB

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 17 Mei 2020
 LSI Denny JA Sarankan DKI Jakarta dan Bali Bisa Lakukan Relaksasi PSBB

Ikrama Masloman (kiri) bersama peneliti LSI Denny JA di Jakarta (Foto: LSI)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com- Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyarankan ada lima daerah yang bisa kembali memulai aktivitas perekonomian hingga pembatasan usia yang bekerja di luar rumah.

Penelitian itu dilakukan dengan metode kualitatif dengan mengkaji beberapa data sekunder. Di antaranya data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Worldometers, WHO dan himpunan data dari COVID Pemerintah Daerah.

Baca Juga:

Palagan Alumni AKABRI 1994 Bagikan 500 Paket Sembako untuk Warga Kurang Mampu

Peneliti LSI Ikrama Masloman mengatakan ada latar belakang dilakukannya penelitian untuk membuka kembali PSBB.

Pertama adalah sejumlah negara di Eropa telah melakukan pelonggaran lockdown pada awal Mei.

Ikrama Masloman peneliti LSI Denny JA
Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman (Foto: Screenshot JakTV)

Kedua negara yang melakukan pelonggaran itu telah melewati puncak pandemi dan kasus cenderung menurun. Ketiga adalah ada beberapa kegiatan ekonomi yang masih dibatasi.

"Pertama dimulai dengan daerah yang grafiknya mulai menurun rekomendasi kami adalah 5 daerah berikut. DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Bandung Barat dan Provinsi Bali," kata Ikram dalam pernyataan pers secara daring, Sabtu (16/5).

Ikram menyebut di DKI Jakarta telah menunjukkan angka penurunan penularan usai diterapkan PSBB. Sehingga bis ditoleransi untuk dibuka pembatasan dan mulai bekerja.

"Ini secara sederhana kita menerapkan PSBB 10 April kalau grafiknya kita lihat dari rata-rata penambahan dari grafik ini kecenderungan menurun sehingga rekomendasi kami karena konsisten menunjukkan penurunan kasus pasca PSBB maka Jakarta bisa ditoleransi untuk bisa dibuka atau mulai bekerja," katanya.

Kedua, LSI mengusulkan ada pengelompokan usia dalam pekerjaan. Seperti usia di atas 45 tahun bekerja dari rumah dan di bawah 45 tahun bekerja di luar rumah.

"Karena data yang kami olah ini sebanding dengan kalau tidak salah ada lembaga internasional yang menilai mereka yang berada di bawah 45 tahun itu mortalitasnya hanya 0,2 persen," katanya.

Selain itu, LSI juga mengusulkan pengelompokan berdasarkan kelompok yang memiliki penyakit rentan untuk bekerja dari rumah. Seperti mereka yang memiliki penyakit penyerta.

" Di sini kita lihat hipertensi, itu kalau data ini 21 persen itu mortality rate-nya sangat tinggi, kemudian ada diabetes, kemudian ada penyakit jantung, kemudian penyakit ginjal, penyakit obstruktif kronis dan gangguan pernapasan lainnya," tutur Ikram.

Ikram menyatakan untuk melakukan pelonggaran perlu adanya gaya hidup baru dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Serta membiasakan diri hidup bersama virus Corona sebelum ditemukan vaksin.

LSI menilai perlu ada pemahaman dan edukasi kepada masyarakat untuk selalu melakukan protokol kesehatan. Serta semua pihak harus saling bahu-membahu dan tidak saling menyalahkan dalam penanganan Corona.

"Jadi ini kisi-kisi yang kami publish bahwa Indonesia bisa kembali bekerja dengan lima kisi-kisi di atas," tambahnya.

Baca Juga:

Ketua DPRD Kaget Masih Ada SKPD Pemprov DKI Anggarkan Lahan Bukan untuk Corona

LSI tetap mengingatkan bahaya gelombang kedua virus Corona seperti halnya yang pernah terjadi pada flu Spanyol 100 tahun yang lalu. Dia meminta masyarakat untuk tetap waspada dan menaati protokol kesehatan.

Kepada pemerintah, LSI menyarankan agar memperbanyak tes dan pelacakan. Peningkatan fasilitas kesehatan juga sangat penting untuk mengakhiri pandemi Corona.

"Kemudian pemerintah tetap memperbanyak jumlah tes, meningkatkan kemampuan kontak tracing berbasis teknologi sehingga kita bisa ketahui mereka yang positif berinteraksi dengan siapa sehingga bisa juga dilakukan penanganan. Juga meningkatkan fasilitas kesehatan," pungkasnya.(Knu)

Baca Juga:

Dibongkar Kepolisian, Ini Sindikat Pemalsuan Surat Keterangan Bebas Corona

#LSI #Pembatasan Sosial Berskala Besar #COVID-19 #Pemprov DKI
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Krisis Lahan Makam Jakarta, Solusi Tumpang dan Wacana Teknologi Kuburan Instan
TPU Karet Bivak dan TPU Tanah Kusir adalah lokasi yang menerapkan sistem tumpang
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
Krisis Lahan Makam Jakarta, Solusi Tumpang dan Wacana Teknologi Kuburan Instan
Indonesia
Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet
William juga menyoroti rendahnya realisasi belanja lainnya berdasarkan data BPKD DKI
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet
Indonesia
Pramono Anung Bikin Aturan Lelang Kilat November-Desember, Siap-siap Proyek Infrastruktur Langsung Tancap Gas di Awal Tahun Baru
Pramono kini memberikan izin agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dapat melaksanakan proses lelang pada November dan Desember
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
Pramono Anung Bikin Aturan Lelang Kilat November-Desember, Siap-siap Proyek Infrastruktur Langsung Tancap Gas di Awal Tahun Baru
Indonesia
DPRD DKI Minta BUMD Jakarta Jangan Manja Minta PMD Terus, Creative Financing Bisa Jadi Solusi Darurat Usai Anggaran Dikebiri Habis-habisan
Inovasi adalah keharusan bagi BUMD
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
DPRD DKI Minta BUMD Jakarta Jangan Manja Minta PMD Terus, Creative Financing Bisa Jadi Solusi Darurat Usai Anggaran Dikebiri Habis-habisan
Indonesia
Jakarta Diprediksi Hanya Punya Lahan Makam 3 Tahun Lagi, Setelah Itu Mau Kubur di Mana?
Fajar juga mengakui adanya hambatan signifikan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menambah TPU baru
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
Jakarta Diprediksi Hanya Punya Lahan Makam 3 Tahun Lagi, Setelah Itu Mau Kubur di Mana?
Indonesia
Anggaran DKI Jakarta Menciut Gara-Gara DBH Dipangkas, Banjir dan Jalan Rusak Warga Jakarta Terancam Diabaikan?
Memang ada beberapa pembangunan yang dirasa belum memungkinkan, sehingga dimundurkan
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
Anggaran DKI Jakarta Menciut Gara-Gara DBH Dipangkas, Banjir dan Jalan Rusak Warga Jakarta Terancam Diabaikan?
Indonesia
MRT Jakarta Tambah 8 Kereta Baru dari Jepang untuk Rute HI–Kota, 'Headway' Bakal Jadi Secepat Kilat
Nakamura menilai proyek ini melampaui sekadar infrastruktur
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
MRT Jakarta Tambah 8 Kereta Baru dari Jepang untuk Rute HI–Kota, 'Headway' Bakal Jadi Secepat Kilat
Indonesia
Krisis Lahan Kuburan di Jakarta: Jarak Antar Makam Cuma 20 Cm, Jasad Baru Harus Rela 'Numpang' Sampai Tiga Lapis dalam Satu Lubang
Mekanisme pemakaman tumpang ini ditegaskan dilakukan tanpa membuka jenazah lama
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Krisis Lahan Kuburan di Jakarta: Jarak Antar Makam Cuma 20 Cm, Jasad Baru Harus Rela 'Numpang' Sampai Tiga Lapis dalam Satu Lubang
Indonesia
TPU Jakarta Penuh, Para Leluhur Siap-siap Naik Level! Pramono Anung Pertimbangkan Buat Kuburan Vertikal
Pramono menegaskan bahwa keputusan akhir terkait model dan lokasi pemakaman baru ini akan segera ditetapkan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
TPU Jakarta Penuh, Para Leluhur Siap-siap Naik Level! Pramono Anung Pertimbangkan Buat Kuburan Vertikal
Indonesia
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
Ia menekankan bahwa penanganan banjir adalah isu kemanusiaan dan hak warga
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
Bagikan