Lockdown Pengaruhi Berat Badan?


Lockdown membuat bobot badan naik? (Foto: Unsplash/i yunmai)
MENGHABISKAN waktu dalam masa isolasi hanya akan menyimpulkan satu hal dan hampir berlaku untuk banyak orang, yaitu memakan apa pun yang kita inginkan.
Banyak warga yang patuh dengan kebijakan lockdown. Sementara terjebak di dalam rumah, banyak orang yang membuat masakan untuk mengendorkan saraf-saraf atau melakukan hal lainnya.
Baca juga:

Karena keinginan alami untuk pergi ke dapur, banyak orang Amerika percaya bahwa mereka dengan cepat mendapatkan apa yang sering disebut sebagai "Karantina 15." Atau tambahan beberapa kilogram karena semua makanan lezat yang dinikmati di rumah.
Perusahaan produk konsumen Withings, yang memproduksi jam tangan pintar dan timbangan pintar untuk memantau kesehatan seseorang. Merilis laporan baru yang menguraikan kondisi kesehatan Amerika sejak memasuki karantina pandemi ini. Hasil yang dirilis menunjukan kalau hasilnya tidak terlalu buruk.
“Tidak ada keraguan, pandemi telah mengubah kebiasaan banyak orang setiap hari di seluruh dunia. Tetapi beberapa asumsi umum tentang efek ini terhadap tubuh kita tidak bertambah ketika kita melihat data," perusahaan menjelaskan dalam sebuah posting blog.
Baca juga:
Kehidupan di Kantor Akan Berubah Dengan Regulasi CDC Terbaru

Data perusahaan yang ditarik dari hasil analisa data agregat anonim dari lebih dari 2 juta pengguna. Setidaknya seribu pengguna di setiap kota, menemukan bahwa mereka yang tinggal di San Francisco, Miami, Philadelphia, dan Boston sebenarnya yang paling mungkin kehilangan berat badan selama beberapa bulan terakhir. San Francisco memimpin dengan kehilangan berat badan rata-rata 6,3 kg.
Di ujung lain spektrum, mereka yang tinggal di Indianapolis adalah yang paling mungkin untuk menambah berat badan, dengan data yang menunjukkan kenaikan berat badan rata-rata 0,26 kg.
Seperti yang dicatat oleh perusahaan dalam temuannya, setiap perubahan berat badan kemungkinan disebabkan oleh kebiasaan orang yang berubah, termasuk kurang berjalan dan lebih banyak tidur.
Misalnya, data perusahaan menunjukkan mereka yang tinggal di New York City berjalan kaki 29 persen lebih sedikit dari biasanya. Diikuti oleh warga San Fransico berjalan kaki 23 persen lebih sedikit. Mereka yang tinggal di Boston berjalan kaki 19 persen lebih sedikit
Namun meskipun banyak yang merasa takut isolasi diri mengarah pada peningkatan berat badan dari makanan. Withings menemukan bahwa sebenarnya kebanyakan orang belum menambah banyak berat badan.
Faktanya, di AS, hanya 37 persen orang yang mendapatkan lebih dari 0,4 kg dengan rata-rata kenaikan berat badan AS hanya 0,095 kg.
Bagaimana dengan kita makan lebih banyak dan berjalan kaki lebih sedikit, tidak menambah berat badan?
Withings memberikan latihan online. Menurut temuan, secara global, orang telah benar-benar menggenjot aktivitas yoga mereka. Ada peningkatan sebesar 34 persen, bersepeda dalam ruangan meningkat 19 persen, dan berlari lebih banyak meningkat sebesar 18 persen.
Singkat cerita, jangan khawatir tentang berat badan kamu. Makanlah roti, berolahraga jika kamu mau, tetapi beri dirikamu sedikit rahmat saat melewati pandemi global. (lgi)
Baca juga:
Atlet Internasional Boleh Masuk AS Untuk Ikut Event Olahraga
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
