Kursi Eceng Gondok Asal Indonesia, Laris Manis di Tiga Benua


Produsen ini berfokus pada pembuatan kerajinan furnitur rotan dan eceng gondok. (Pexels/Tran Le Tuan)
PEMERINTAH Indonesia kini mendorong dan mengajak agar masyarakat menggunakan dan mengonsumsi berbagai yang dijual oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mendorong kestabilan ekonomi Indonesia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mendatangi salah satu pondok pesantren di Magelang yang menciptakan kursi dari tanaman eceng gondok sebagai upaya mendukung promosi produk UMKM.
“Eceng gondok ini ternyata bisa dijadikan furnitur berbagai jenis kursi. Ini juga bisa dipasarkan lantaran menggunakan prinsip berkelanjutan lingkungan,” kata Sandiaga Uno (21/7).
Baca Juga:

Menparekraf Sandiaga Uno sempat mencoba langsung duduk di kursi itu untuk menguji kualitas produk dari usaha yang dikembangan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Bina Madani, K.H Masrur Syamhari. Kursi eceng gondok memiliki kekokohan dan kenyamanan yang tak kalah dengan kursi busa lainnya.
Sandi mendorong agar usaha ponpes itu onboarding digital melalui aplikasi belanja daring yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang menyediakan berbagai macam produk dari berbagai komoditas yang dibutuhkan oleh pemerintah.
PT Indigo Mandiri Sejahtera yang merupakan produsen ini berfokus pada pembuatan kerajinan furnitur rotan dan eceng gondok. Perusahaan ini juga mengekspor produksinya ke Eropa seperti Belanda, Italia, dan Norwegia. Selain eropa produk yang diciptakan juga diekspor ke Amerika dan Australia.
Baca Juga:

“90 persen produk yang kita buat itu diekspor,” jelas Heri Cahyo Manager PT Indigo Mandiri Sejahtera.
Sangat mengejutkan ternyata produksi asal Indonesia dapat dijual ke tiga benua sekaligus. Dalam sebulan bisa sampai 20 kontainer rotan yang dikirim ke mancanegara. Menurut Heri usaha yang dimiliki K.H Masrur Syamhari merupakan perusahaan yang fokus membuat furnitur seperti tempat tidur, meja, bangku, dan sofa yang terbuat dari rotan baik orisinil maupun sintetik dari plastik kualitas ekspor.
Hasil penjualan perusahaan ini tidak semata profit oriented. Melainkan setiap keuntungan yang dihasilkan perusahaan ini digunakan untuk pengembangan Pesantren Tahfidz Al-Quran Bina Madani yang ada di Ciawi dan Magelang. (zvw)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dukung Desa Kreatif dan UMKM, Kemenparekraf Ajukan Anggaran Rp1,06 Triliun

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

3 Kegiatan Seru yang Bisa Kamu Lakukan di IdeaFest 2025, dari Berburu Produk Lokal hingga Diskusi Sinefil

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

IdeaFest 2025 Usung Tema '(Cult)ivate The Culture', Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan
