Kronologi Tsunami Selat Sunda Versi BMKG

Andika PratamaAndika Pratama - Senin, 31 Desember 2018
Kronologi Tsunami Selat Sunda Versi BMKG

Penduduk mengais barang di antara reruntuhan di villa Tamaro yang porak-poranda diterjang tsunami di Pantai Carita, Pandeglang, Banten, Senin, 24 Desember 2018. ANTARA

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono mengungkap secara detail proses terjadinya tsunami Selat Sunda yang melanda pesisir pantai Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12) malam.

Dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin (31/12), Rahmat menyebutkan pada Jumat (21/12) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mendeteksi adanya aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau Lampung.

Desa Legonwaru dan Cikujang merupakan Desa yang terparah diterjang gelombang Tsunami (MP/Rizki Fitrianto)

Dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 400 meter di atas puncak dan 738 meter di atas permukaan laut, kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah utara, dan pada saat itu Gunung Anak Krakatau berada pada status level II (waspada).

"Sebelumnya kami telah memberikan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku 22 Desember 2018 pukul 07.00 WIB hingga 25 Desember 2018 pukul 07.00 WIB di wilayah perairan Selat Sunda dengan ketinggian 1,5-2,5 meter," ujar Rahmat.

Kemudian pada Sabtu (22/12) pukul 20.56 WIB terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau yang memicu longsor lereng gunung seluas 64 hektare, dan pada pukul 21.03 WIB tercatat di sensor seismograph BMKG di Cigeulis Pandeglang (CGJ) dan beberapa sensor di wilayah Banten serta Lampung.

Namun, sistem prosesing otomatis gempa BMKG tidak memproses secara otomatis karena signal getaran yang tercatat bukan merupakan signal gempa bumi tektonik. Sistem Peringatan dini tsunami yang dimiliki BMKG saat ini hanya untuk tsunami yang disebabkan gempa bumi tektonik.

Sedangkan tsunami yang melanda Selat Sunda adalah akibat aktivitas vulkanik sehingga saat ada aktivitas vulkanik di Gunung Anak Krakatau, sistem peringatan dini tsunami tidak mampu memproses secara otomatis adanya aktivitas vulkanik sehingga tidak memberikan 'warning' tsunami, ujar Rahmat.

Di samping itu, BMKG tidak melakukan monitoring aktivitas Gunung Anak Krakatau dan gunung api lainnya, monitoring dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementrian ESDM.

Lalu pada pukul 21.30 WIB petugas Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG mendapat laporan kepanikan masyarakat di wilayah Banten dan Lampung karena air laut pasang yang tidak normal. BMKG langsung melakukan checking marigram Tide Gauge Badan Informasi Geospasial (BIG).

Dari hasil pengecekan tersebut, terindikasi tercatat perubahan permukaan air laut di beberapa wilayah seperti di Pantai Jambu, Bulakan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian air mencapai 0,9 meter.

Suasana kawasan pemukiman penduduk di desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan yang hancur akibat Tsunami, Minggu (23/12/2018). ANTARA FOTO/Ardiansyah

Di pelabuhan Ciwandan, Kecamatan Ciwandan Banten tercatat pukul 21.33 WIB dengan ketinggian 0.35 meter, di Kota Agung Kecamatan, Kota Agung, Lampung tercatat pukul 21.35 WIB dengan ketinggian 0.36 meter, dan di Pelabuhan panjang Kecamatan Kota Bandar Lampung tercatat pukul 21.53 WIB dengan ketinggian 0.28 meter. Melihat dari hasil catatan marigran, tide gauge BIG tersebut diyakini bahwa ini merupakan gelombang tsunami, selanjutnya pada pukul 22.30 WIB, BMKG segera mengeluarkan pernyataan media telah terjadi tsunami melanda Banten dan Lampung tidak dipicu oleh Gempa bumi tektonik.

Setelah itu, pada Sabtu (22/12) BMKG menyampaikan telah terjadi tsunami yang melanda Banten dan Lampung dan bukan disebabkan oleh gemba bumi tektonik, dan pada Minggu (23/12) Pukul 14.40 WIB BMKG memastikan bahwa pusat getaran ada di gunung Anak Krakatau, 115,46 BT- 6.10 LS, kedalaman 1 km, Getaran tersebut setara dengan kekuatan magnitudo 3,4. (*)

#BMKG #Tsunami Selat Sunda
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
2 Bibit Siklon Terpantau di Sekitar NTT, Bawa Potensi Hujan Ringan hingga Lebat
Dalam 24-72 jam, bibit siklon tropis 93S memiliki peluang sedang hingga tinggi untuk berkembang menjadi siklon tropis, sedangkan bibit siklon tropis 95S masih berada dalam kategori peluang rendah.
Dwi Astarini - Kamis, 18 Desember 2025
2 Bibit Siklon Terpantau di Sekitar NTT, Bawa Potensi Hujan Ringan hingga Lebat
Indonesia
Awan Tebal Menyelimuti Mayoritas Wilayah Indonesia, Kamis (18/12)
Cuaca berawan tebal berpotensi terjadi di sejumlah kota besar, yakni Kota Bandar Lampung, Jambi, Kendari, Merauke, Padang, dan Palembang.
Dwi Astarini - Kamis, 18 Desember 2025
Awan Tebal Menyelimuti Mayoritas Wilayah Indonesia, Kamis (18/12)
Indonesia
Cuaca Ekstrem masih akan Melanda Indonesia, Komisi VIII DPR Minta Pemda Perkuat Kewaspadaan Bencana
Pencegahan harus melalui koordinasi solid dengan kementerian/lembaga terkait, BPBD, TNI-Polri, relawan, dan masyarakat lokal.
Dwi Astarini - Rabu, 17 Desember 2025
Cuaca Ekstrem masih akan Melanda Indonesia, Komisi VIII DPR Minta Pemda Perkuat Kewaspadaan Bencana
Indonesia
Kepala BMKG Lapor ke Prabowo: Indonesia Sedang Dikepung 3 Siklon Tropis
Siklon Bakung di barat daya Lampung; bibit siklon 93S terpantau di Bali, Nusa Tenggara, dan Jawa Timur; serta bibit siklon 95S berada di selatan Papua.
Wisnu Cipto - Selasa, 16 Desember 2025
Kepala BMKG Lapor ke Prabowo: Indonesia Sedang Dikepung 3 Siklon Tropis
Indonesia
DPR Ingatkan Pemerintah Bersiap Hadapi Siklon Tropis 93S di Wilayah Timur Indonesia
Selain gelombang tinggi, bibit siklon tropis 93S juga berpotensi memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 15 Desember 2025
DPR Ingatkan Pemerintah Bersiap Hadapi Siklon Tropis 93S di Wilayah Timur Indonesia
Indonesia
BMKG: Siklon Bakung Ancam Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah Indonesia
BMKG memperingatkan potensi gelombang tinggi dan hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia akibat aktivitas Siklon Tropis Bakung di Samudra Hindia.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 13 Desember 2025
BMKG: Siklon Bakung Ancam Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah Indonesia
Berita
Bibit Siklon Tropis 93S: Lokasi, Kecepatan Angin, dan Dampaknya di Indonesia
BMKG mengungkap kemunculan Bibit Siklon Tropis 93S di selatan NTB yang berpotensi memicu hujan lebat dan gelombang tinggi di Bali, NTB, dan NTT.
ImanK - Jumat, 12 Desember 2025
Bibit Siklon Tropis 93S: Lokasi, Kecepatan Angin, dan Dampaknya di Indonesia
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Dikepung Siklon 97s, Badai Besar dan Hujan Ekstrem bakal Terjadi di Pulau Jawa
Beredar informasi Siklon 97s bakal mengepung pulau Jawa. Cek kebenaran informasi cuaca via BMKG.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Dikepung Siklon 97s, Badai Besar dan Hujan Ekstrem bakal Terjadi di Pulau Jawa
Indonesia
Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan pada Kamis 11 Desember 2025
Kondisi dinamika atmosfer secara umum menyebabkan potensi cuaca signifikan di berbagai wilayah Indonesia
Angga Yudha Pratama - Kamis, 11 Desember 2025
Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan pada Kamis 11 Desember 2025
Indonesia
DPR Desak BMKG Lakukan Pembenahan Total untuk Kirim Peringatan Dini Sampai ke Pelosok
Lasarus juga menyoroti fakta bahwa negara telah mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk pemenuhan peralatan dan kebutuhan operasional BMKG
Angga Yudha Pratama - Rabu, 10 Desember 2025
DPR Desak BMKG Lakukan Pembenahan Total untuk Kirim Peringatan Dini Sampai ke Pelosok
Bagikan