Krisis Lahan Makam Jakarta, Solusi Tumpang dan Wacana Teknologi Kuburan Instan

(TPU) Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (ANTARA/Luthfia Miranda)
Merahputih.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menyiapkan lokasi atau lahan baru untuk mengatasi masalah serius keterbatasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Ibu Kota.
"Saya meminta untuk dibuka TPU-TPU baru yang memungkinkan. Sekarang ini sedang dilakukan oleh Dinas Pertamanan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan ada (makam baru)," kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo, Kamis (23/10).
Pramono mengakui bahwa Jakarta, sebagai kota metropolitan berpenduduk padat, menghadapi persoalan nyata terkait ketersediaan lahan. Saat ini Jakarta masih memiliki sekitar 11 lahan pemakaman yang berpotensi dibuka.
“Saya menyampaikan apa adanya, sehingga dengan demikian, kami akan mencari solusi agar membuka TPU-TPU baru,” ujar Pramono.
Baca juga:
Jakarta Diprediksi Hanya Punya Lahan Makam 3 Tahun Lagi, Setelah Itu Mau Kubur di Mana?
Solusi Jangka Pendek: Sistem Tumpang
Sebagai solusi sementara atas keterbatasan lahan, DKI Jakarta akan mengintensifkan sistem pemakaman tumpang (bertumpuk). Pramono menyebut, dari kurang lebih 80 lokasi TPU di Jakarta, lebih dari 60 di antaranya sudah penuh.
"TPU di Jakarta itu kurang lebih ada 80 lokasi, memang sekarang ini 60 lebih lokasi yang sudah penuh," katanya.
Kemudian, pemakaman dilakukan secara ditumpangkan di atasnya. "Ini menjadi problem, persoalan yang harus ditangani oleh Pemerintah DKI Jakarta,” kata Pramono.
Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Pembangunan dan Tata Kota, Nirwono Joga, menjelaskan bahwa praktik pemakaman tumpang sebenarnya sudah umum dilakukan masyarakat. Menurut aturan Dinas Pertamanan, lahan makam yang sudah berusia lebih dari tiga tahun dianggap aman untuk ditumpangi. Syarat utamanya adalah harus untuk keluarga inti.
Nirwono mencontohkan, TPU Karet Bivak dan TPU Tanah Kusir adalah lokasi yang menerapkan sistem tumpang, bahkan satu makam bisa memuat tiga hingga empat jenazah. Biaya pemakaman tumpang juga lebih ringan, hanya 25 persen dari biaya resmi yang sekitar Rp300 ribuan.
Baca juga:
Lebih lanjut, Nirwono Joga mengusulkan terobosan teknologi seperti yang ada di New York, di mana jenazah bisa hancur dalam enam bulan.
"Ini sebenarnya teknologi baru yang menurut saya perlu ada terobosan, bagaimana jenazah ini cepat hancur sehingga tanah-tanah itu bisa digunakan setiap saat. Karena angka kematian di Jakarta, terbaru, per hari itu antara 110 sampai 150 jenazah,” kata Nirwono. Ia berharap penerapan teknologi ini dapat membantu mengatasi krisis lahan makam di tengah tingginya angka kematian harian Jakarta.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Krisis Lahan Makam Jakarta, Solusi Tumpang dan Wacana Teknologi Kuburan Instan

Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet

Pramono Anung Bikin Aturan Lelang Kilat November-Desember, Siap-siap Proyek Infrastruktur Langsung Tancap Gas di Awal Tahun Baru

DPRD DKI Minta BUMD Jakarta Jangan Manja Minta PMD Terus, Creative Financing Bisa Jadi Solusi Darurat Usai Anggaran Dikebiri Habis-habisan

Jakarta Diprediksi Hanya Punya Lahan Makam 3 Tahun Lagi, Setelah Itu Mau Kubur di Mana?

Anggaran DKI Jakarta Menciut Gara-Gara DBH Dipangkas, Banjir dan Jalan Rusak Warga Jakarta Terancam Diabaikan?

MRT Jakarta Tambah 8 Kereta Baru dari Jepang untuk Rute HI–Kota, 'Headway' Bakal Jadi Secepat Kilat

Hari Santri 2025, Gubernur Pramono Anung: Santri Adalah Penjaga Moral dan Motor Peradaban Bangsa

Krisis Lahan Kuburan di Jakarta: Jarak Antar Makam Cuma 20 Cm, Jasad Baru Harus Rela 'Numpang' Sampai Tiga Lapis dalam Satu Lubang

Soal Uang Pemprov DKI Rp 14,6 Triliun Ngendap di Bank, Pramono: 1.000 Persen Betul
