Pilpres 2019

KPU Janji Bikin Debat Jadi Menarik, Pengamat Malah Sebut Debat Tak Pengaruhi Elektabilitas

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 19 Maret 2019
 KPU Janji Bikin Debat Jadi Menarik, Pengamat Malah Sebut Debat Tak Pengaruhi Elektabilitas

Pasangan capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga. Foto:KPU/Ist

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.Com - Debat capres-cawapres yang telah berlangsung tiga kali menurut sejumlah pihak kurang menarik bahkan cenderung monolog.

Hal ini, kontradiksi dengan klaim Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menilai debat capres-cawapres telah berlangsung dengan baik.

Komisioner KPU Pramono Ubaid merujuk pada debat ketiga antara cawapres Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno yang dalam evaluasi KPU secara umum sukses meski masih ada keluhan terkait durasi debat.

Menurut Pramono, dari sisi alokasi waktu bagi kandidat cukup leluasa sehingga moderator tidak terlalu banyak memotong waktu kandidat ketika menyampaikan tanggapan maupun jawaban.

Pramono Ubaid
Komisioner KPU Pramono Ubaid (MP/Fadhli)

"Itu jadi lebih menarik," ujarnya di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (19/3).

Nah, bagaimana dengan debat keempat nanti? Apakah formatnya akan sama seperti debat ketiga?

Secara keseluruhan mekanisme debat keempat nanti akan mengacu pada debat ketiga terutama dari sisi durasi.

"Segmen-segmen untuk debat keempat kemudian durasi waktunya itu hampir sepenuhnya mengacu ke debat ketiga," kata Pramono.

Meski KPU mengklaim debat capres-cawapres semakin menarik dan akan dibuat lebih menarik lagi tapi tidak dari sisi dampak elektoralnya.

Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi
Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi (MP/Ponco Sulaksono)

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai bahwa tiga kali pelaksanaan debat capres yang digelar KPU sama sekali tidak berdampak pada peningkatan keterpilihan kedua pasangan capres-cawapres.

"Berbeda dengan debat pada Pemilu 2014 lalu. Debat punya dampak luar biasa," kata Burhanuddin di Semarang, Selasa (19/3).

Menurut Burhanuddin, merujuk pada debat capres pada Pilpres 2014, animo masyarakat yang menyaksikan debat cukup tinggi.

Debat pertama, kata dia, animo penonton debat mencapai 48,3 persen atau ditonton sekitar 85 juta pemirsa TV.

Debat kedua, lanjut dia, animo masyarakat dalam menyaksikan debat lebih tinggi, mencapai 55 persen.

Meski animo tinggi, menurut dia, secara elektoral debat tidak berdampak terhadap pasangan calon.

Burhanuddin Muhtadi sebagaimana dilansir Antara menilai kondisi itu akibat polarisasi pemilih terhadap kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden.

"Masing-masing pemilih sudah memiliki preferensi politik. Masing-masing mencari pembenaran berdasarkan perspektif dan cara pandang," tandasnya.(Knu)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Jokowi Terancam Kalah Jika Banyak Golput, TKN Salahkan Penyelenggara Pemilu

#Debat Capres-cawapres #Komisi Pemilihan Umum #Pilpres 2019 #Pengamat Politik
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Pengamat menilai kebijakan KPU berisiko meloloskan calon pemimpin dengan ijazah palsu.
Ananda Dimas Prasetya - 40 menit lalu
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Indonesia
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
KPU tak membuka ijazah capres-cawapres ke publik. Pengamat politik, Jerry Massie, mengkritik kebijakan tersebut. Ia menyebut KPK berpotensi melanggar Undang-undang.
Soffi Amira - 2 jam lalu
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
Indonesia
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Kini, banyak wakil menteri yang merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN. Pengamat politik menilai jika pemerintahan Prabowo tak terarah.
Soffi Amira - Jumat, 11 Juli 2025
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Indonesia
Ketua KPU Nilai Pemilu Terpisah Ideal, Singgung Kematian Petugas di 2019
Afifuddin mengaku telah membatasi jumlah pemilih di setiap TPS untuk meminimalkan korban
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 28 Juni 2025
Ketua KPU Nilai Pemilu Terpisah Ideal, Singgung Kematian Petugas di 2019
Indonesia
KPU Minta Jeda Waktu Pilkada Jangan Sampai Bikin Panitia Pemilu 'Enggak Bisa Napas'
Idealnya, ada jeda waktu antara satu setengah hingga dua tahun
Angga Yudha Pratama - Rabu, 14 Mei 2025
KPU Minta Jeda Waktu Pilkada Jangan Sampai Bikin Panitia Pemilu 'Enggak Bisa Napas'
Indonesia
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Rencana soal TNI menjaga gedung Kejaksaan kini ditolak. Pengamat pun menilai, bahwa TNI merupakan aparat pertahanan dan bukan keamanan.
Soffi Amira - Selasa, 13 Mei 2025
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Indonesia
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Pengamat Politik, Jerry Massie, memprediksi bahwa Gibran akan menjadi lawan Prabowo di Pilpres 2029.
Soffi Amira - Jumat, 25 April 2025
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Indonesia
KPU Tindaklanjuti Putusan MK Soal PSU di 24 Pilkada, Segera Koordinasi dengan Kemendagri
Baik dari sisi hukum dan teknis penyelenggaraan, serta konsekuensi anggarannya
Angga Yudha Pratama - Selasa, 25 Februari 2025
KPU Tindaklanjuti Putusan MK Soal PSU di 24 Pilkada, Segera Koordinasi dengan Kemendagri
Indonesia
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Pengamat politik sebut pemecatan Jokowi salah kaprah, publik sudah tak kaget dengan kondisi tersebut.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 18 Desember 2024
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Indonesia
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Gus Miftah berpotensi masuk daftar reshuffle kabinet.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Desember 2024
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Bagikan