KPU Janji Bikin Debat Jadi Menarik, Pengamat Malah Sebut Debat Tak Pengaruhi Elektabilitas


Pasangan capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga. Foto:KPU/Ist
MerahPutih.Com - Debat capres-cawapres yang telah berlangsung tiga kali menurut sejumlah pihak kurang menarik bahkan cenderung monolog.
Hal ini, kontradiksi dengan klaim Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menilai debat capres-cawapres telah berlangsung dengan baik.
Komisioner KPU Pramono Ubaid merujuk pada debat ketiga antara cawapres Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno yang dalam evaluasi KPU secara umum sukses meski masih ada keluhan terkait durasi debat.
Menurut Pramono, dari sisi alokasi waktu bagi kandidat cukup leluasa sehingga moderator tidak terlalu banyak memotong waktu kandidat ketika menyampaikan tanggapan maupun jawaban.

"Itu jadi lebih menarik," ujarnya di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (19/3).
Nah, bagaimana dengan debat keempat nanti? Apakah formatnya akan sama seperti debat ketiga?
Secara keseluruhan mekanisme debat keempat nanti akan mengacu pada debat ketiga terutama dari sisi durasi.
"Segmen-segmen untuk debat keempat kemudian durasi waktunya itu hampir sepenuhnya mengacu ke debat ketiga," kata Pramono.
Meski KPU mengklaim debat capres-cawapres semakin menarik dan akan dibuat lebih menarik lagi tapi tidak dari sisi dampak elektoralnya.

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai bahwa tiga kali pelaksanaan debat capres yang digelar KPU sama sekali tidak berdampak pada peningkatan keterpilihan kedua pasangan capres-cawapres.
"Berbeda dengan debat pada Pemilu 2014 lalu. Debat punya dampak luar biasa," kata Burhanuddin di Semarang, Selasa (19/3).
Menurut Burhanuddin, merujuk pada debat capres pada Pilpres 2014, animo masyarakat yang menyaksikan debat cukup tinggi.
Debat pertama, kata dia, animo penonton debat mencapai 48,3 persen atau ditonton sekitar 85 juta pemirsa TV.
Debat kedua, lanjut dia, animo masyarakat dalam menyaksikan debat lebih tinggi, mencapai 55 persen.
Meski animo tinggi, menurut dia, secara elektoral debat tidak berdampak terhadap pasangan calon.
Burhanuddin Muhtadi sebagaimana dilansir Antara menilai kondisi itu akibat polarisasi pemilih terhadap kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Masing-masing pemilih sudah memiliki preferensi politik. Masing-masing mencari pembenaran berdasarkan perspektif dan cara pandang," tandasnya.(Knu)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Jokowi Terancam Kalah Jika Banyak Golput, TKN Salahkan Penyelenggara Pemilu
Bagikan
Berita Terkait
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik

KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang

Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah

Ketua KPU Nilai Pemilu Terpisah Ideal, Singgung Kematian Petugas di 2019

KPU Minta Jeda Waktu Pilkada Jangan Sampai Bikin Panitia Pemilu 'Enggak Bisa Napas'

Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan

Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029

KPU Tindaklanjuti Putusan MK Soal PSU di 24 Pilkada, Segera Koordinasi dengan Kemendagri

Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power

Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
