Konflik Timur Tengah Menyulitkan Indonesia Capai Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Suasana lalu lintas di perempatan Sarinah Jakarta Pusat. (MP/Kanugrahan)
MerahPutih.com - Timur Tengah saat ini mengalami ketegangan. Setelah Israel menyerang Gaza, Israel juga menyerang Konsulat Iran di Damaskus. Lalu Iran meluncurkan 300 drone dan roket ke Israel dan Israel kembali membalas dengan menyerang salah satu kota di Iran. Kondisi ini mengerek harga minyak dunia.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih memungkinkan mencapai kisaran 4,5-5 persen pada 2024, kendati terjadi eskalasi konflik antara Iran dengan Israel.
Baca juga:
4 Strategi Pemerintah Kendalikan Inflasi di Tengah Konflik Iran-Israel
"Kalau saya lihat sejauh ini, dengan eskalasi konflik yang sekarang menurut saya dampak terhadap ekonomi sektor riil itu masih terbatas, kalau kita lihat untuk tumbuh katakanlah 4,5 sampai 5 persen, saya masih punya keyakinan di 2024 kita masih bisa tumbuh,” katanya di Jakarta, Senin (22/4).
Ia memaparkan, keyakinannya terhadap pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5-5 persen didasari pengalaman Indonesia yang berhasil melalui tantangan akibat perang antara Rusia dengan Ukraina sejak 2022. Saat itu, kebutuhan pangan terutama gandum mengalami hambatan di tingkat global, tetapi ekonomi Indonesia secara makro masih bisa bertumbuh.
"Memang tidak akseleratif (pertumbuhan ekonomi Indonesia), tapi untuk sekadar bertahan sebetulnya masih memungkinkan dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang meningkat saat ini," katanya.
Eko menduga dampak konflik antara Iran dengan Israel takkan terjadi apabila pemerintah dapat mengelola komponen konsumsi dan produksi, terutama berkaitan dengan industri sebagai salah satu sektor penggerak pertumbuhan ekonomi. Namun, untuk menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen.
"Agak sulit dilakukan karena kondisi global tidak mendukung dan keadaan domestik belum mampu menunjang optimisme fundamental ekonomi dalam negeri," katanya.
BPS menilai Indonesia tidak terlalu terpengaruh dengan adanya konflik kedua negara ini. Karena nilai ekspor Indonesia ke Iran hanya mencapai 195,13 juta dolar atau kira-kira sebesar 2,15 persen terhadap total ekspor Indonesia ke Timur Tengah.
Sementara nilai ekspor Indonesia ke Israel hanya sebesar 165,77 juta dolar AS atau sekira 1,83 persen dari total ekspor Indonesia ke Timur Tengah. (*)
Baca juga:
Israel Serang Iran, Mesir Kebut Upaya Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Israel 813 Kali Langgar Gencatan Senjata Gaza, Banjir Kecaman Negara Eropa
Israel Lakukan 813 Kali Pelanggaran Gencatan Senjata di Gaza, Akses Bantuan Masih Dihambat
ICC Tolak Banding Israel, Status PM Benjamin Netanyahu Tetap Buron Kejahatan Perang
Trump Bakal Jabat Ketua Dewan Perdamaian, Kelola Administrasi Gaza
Semikonduktor Jadi Penguat Ekonomi Kawasan, Proyeksi Pertumbuhan Indonesia Naik Jadi 5 Persen
Israel Serbu Kantor PBB untuk Pengungsi Palestina, Staf Internasional Dipaksa Pergi
8 Negara Muslim Termasuk Indonesia Desak Israel Buka Gerbang Rafah 2 Arah
Presiden Lebanon Utamakan Bahasa Negosiasi Ketimbang Perang Hadapi Israel
Disidang dalam Kasus Korupsi, Benjamin Netanyahu Minta Pengampunan dari Presiden Israel
Israel 591 Kali Langgar Gencatan Senjata Sejak 10 Oktober, Tewaskan 357 Warga Palestina