Komnas HAM Periksa Anggota Polisi dalam Kasus Penembakan Laskar FPI
Kendaraan polisi dan enam laskar FPI dalam kasus penembakan anggota FPI di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21-12-2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
MerahPutih.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM ) kembali memanggil pihak kepolisian.
Mereka diperiksa terkait penembakan enam Laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer (KM) 50-51, pertengahan Desember 2020 lalu.
"Hari ini, tim penyelidikan Komnas HAM RI melakukan permintaan keterangan tambahan kepada kepolisian guna pendalaman," ujar Ketua Tim Penyelidikan Komnas HAM M Choirul Anam melalui keterangan tertulis, Senin (4/1).
Baca Juga:
Tak Bentuk TGPF Tewasnya Enam Laskar FPI, Mahfud MD: Itu Urusan Komnas Ham
Dia menerangkan, pendalaman ini penting untuk memperjelas beberapa keterangan yang sebelumnya diberikan.
Ia mengungkapkan, permintaan keterangan terhadap kepolisian akan dilakukan di kantor Komnas HAM , Menteng, Jakarta Pusat, pada pukul 10.00 WIB.
"Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah dan mau memberikan informasi, keterangan, dan keahliannya guna membuat terang peristiwa ini," pungkasnya.
Dalam penyelidikan kasus ini, Komnas HAM sudah memanggil sejumlah pihak. Seperti Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, dokter yang melakukan autopsi, dan FPI.
Beberapa waktu lalu, Komnas HAM melihat langsung kendaraan milik polisi dan FPI yang terlibat dalam insiden di Tol Jakarta-Cikampek KM 50-51.
Baca Juga:
Berikut Temuan Terakhir Komnas HAM Terkait Tewasnya 6 Laskar FPI
Dalam temuan sementaranya yang diungkap ke publik pada akhir tahun lalu, Komnas HAM menyatakan, menemukan tujuh proyektil dan empat selongsong peluru.
Namun, semua bukti yang ditemukan itu harus diuji lagi. (Knu)
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Penembakan Enam Laskar FPI Dibawa ke Mahkamah Internasional
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Komnas HAM Kecewa Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Minta Kasus Dugaan Pelanggaran di Masa Lalu Tetap Harus Diusut
Mantan Kapolres Ngada Dipenjara 19 Tahun karena Cabuli Bocah, Bukti Jabatan dan Pangkat tak Bisa jadi Tameng dalam Pelanggar HAM
Lagi Ukur Jalan Pakai Traktor, Pekerja di Intan Jaya Ditembak KKB Hingga Tergeletak di Pinggir Jalan
Komnas HAM Sebut Restorative Justice tak Boleh Dipakai untuk Kasus HAM Berat dan TPKS
Polisi Peru Temukan Bahan Peledak Saat Gerebek Geng Penembak Staf KBRI Zetro Purba
Bentuk Tim Pencari Fakta Kerusuhan Demo, 6 Lembaga HAM Bantah Jalani Instruksi Prabowo
Garda Terdepan Diplomasi Indonesia Jadi Sasaran Kriminal, DPR Dorong Pemerintah Segera Bertindak dan Jamin Keamanan Diplomat
Komnas HAM Minta Polda Buka Ruang Peninjauan Kembali Kasus Kematian Diplomat Arya
Penembakan Massal Menghebohkan Warga Thailand 6 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia
Temuan Komnas HAM di Balik Persekusi Retreat Kristen di Cidahu Sukabumi, Pengusiran hingga Perusakan