Kolaborasi Miss Tjitjih - Fitri Tropica Suguhkan Lakon Pangeran Jayakarta

Fitri Tropica (kanan) berperan dalam pertunjukan bertajuk Pangeran Jayakarta yang diselenggarakan di Galeri Indonesia Kaya, Senin (7/9). (. (Foto: Merahputih.com/Rodrigo Herman Pasaribu)
MerahPutih Budaya - Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih denganan Fitri Tropica mempersembahkan sebuah sandiwara Pangeran Jayakarta. Keduanya menyuguhkan lakon komedi khas Sunda.
Cerita ini mengisahkan seorang pangeran yang berhasil menghalau pasukan Portugis yang berambisi menguasai pelabuhan Sunda Kelapa. Pangeran Jayakarta yang mewarisi kekuasaan dari Ratu Bagus Angke, setelah memperoleh kekuasaan dari Fatahillah, memutuskan pulang ke Banten setelah berhasil merebut pelabuhan itu dari Kerajaan Pajajaran pada pertengahan Februari 1527. Saat itu, Pangeran Jayakarta juga berhasil menghalau pasukan Portugis yang juga berambisi menguasai bandar samudra.
Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih dulunya merupakan perkumpulan opera Valencia. Opera ini berdiri pada 1928 di Jakarta. Di awal pentas, opera Valencia menggunakan bahasa Sunda, Melayu rendah dan Indonesia. Sejak zaman Jepang, opera Valencia dikenal kerap mementaskan pertunjukan yang sarat kritik sosial hingga yang berbau propaganda.
Seiring berjalannya waktu, nama kelompok ini pun diganti menjadi kelompok Sandiwara Miss Tjijih, mengambil nama sang primadona, Tjitjih, seorang perempuan muda asal Sumedang, Jawa Barat. Sejak saat itu kelompok sandiwara Miss Tjitjih menggunakan bahasa Sunda dalam setiap pementasannya.
Dalam keterangannya kepada awak media, Imas Darsih, salah satu punggawa Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih, mengungkapkan bahwa tujuan dari pertunjukan ini untuk menceritakan mengenalkan salah satu sejarah bangsa kepada masyarakat. Dia berharap, hal itu dapat menginspirasi para penikmat seni yang hadir agar lebih mengapresiasi dan mencintai seni budaya sendiri.
Di sisi lain, usai pertunjukan, Fitri Tropica seakan tak dapat menahan rasa puas dirinya tampil bersama dengan kelompok sandiwara Miss Tjitjih. "Senang sekali saya dapat terlibat pada pementasan kali ini bersama Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih di Galeri Indonesia Kaya, tempat dimana kesenian dan kebudayaan kita diolah dan ditampilkan dengan keren. Saya harap dengan adanya situs budaya yang dikemas secara modern ini dapat memikat masyarakat luas untuk lebih mencintai kebudayaan kita,” papar Fitri Tropica. (man)
Baca Juga:
Band dari Bekasi Kolaborasikan Musik Band dengan Pencak Silat
Angkat Lokalitas, Gubernur Sumbar Gandeng Artis di Jakarta
Indonesia Jadi Bintang di Museumsuferfest 2015 Jerman
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Resmi! Nasi Megono Kecombrang dan Lopis Krapyak Pekalongan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional

15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya

Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global

Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata

Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara

IdeaFest 2025 Usung Tema '(Cult)ivate The Culture', Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya

Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI

Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo

Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Bertepatan dengan Ultah Prabowo, PDIP: Tak Perlu Tendensius

Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional
