Kisah Polisi yang Rela Jarang Pulang ke Rumah Demi Menegakkan Prokes ke Warga


Kapolsek Sawah Besar, Kompol Eliantoro Jalmaf. Foto: MP/Kanu
MerahPutih.com - Menegakkan protokol kesehatan di Jakarta dinilai tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh kerja keras dan pengorbanan untuk mendisiplinkan warga agar mau patuh.
Hal ini dialami Kapolsek Sawah Besar, Kompol Eliantoro Jalmaf. Ia rela jarang pulang ke rumah dan meninggalkan waktu bersama keluarga demi memastikan warga tetap disiplin.
Baca Juga
Hampir setiap hari, Eli sapaan akrabnya, selalu berpatroli keliling wilayah hukumnya untuk menertibkan warga yang bandel. Entah itu tak pakai masker, berkerumun atau tak menerapkan pola hidup sehat.
"Saya patroli gunakan motor dari gang ke gang agar warga ini disiplin," kata dia, saat berbincang dengan MerahPutih.com di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (26/11).
Eli mengaku, dengan menggunakan motor, ia bisa leluasa dan mudah dalam memantau warga. Dengan pakai motor, ia bisa masuk dari satu gang ke gang lain. "Bisa memudahkan saya melakukan imbauan langsung ke warga."
Lulusan AKPOL 2003 ini tak jarang sulit menegur warga yang tak patuh protokol kesehatan. Di antaranya kelompok motor yang sering berkumpul di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
"Mereka perlu diimbau berkali-kali supaya mau bubar. Kadang saya pakai cara yang tegas juga agar mereka mau bubar," terang pria yang menghabiskan masa kecilnya di Jayapura, Papua ini.

Pernah suatu ketika, dia harus berjibaku membubarkan ratusan pemotor yang nekat berkerumun meski dengan personel seadanya.
"Saya mesti sabar dan tegas dalam memberi imbauan ke mereka. Kalau COVID-19 ini benar-benar berbahaya dan mengancam kita semua," papar Eli.
Perwira menengah polisi itu sadar, untuk mendisiplinkan warga di wilayah padat penduduk seperti Sawah Besar, dibutuhkan pendekatan berbasis program yang humanis.
Beberapa program andalannya yakni Ketahanan Pangan, Pemberian Wifi Gratis untuk Pelajar, Renovasi Sarana Publik, Pemberdayaan Warga Binaan untuk Pemberian Sembako dan Jumat Berbagi.
Program ketahanan pangan seperti pemberdayaan ikan konsumsi, penanaman kangkung hingga penyediaan beras hingga sembako. Program itu dirancang untuk memberdayakan warga agar bisa tetap bertahan selama pandemi. "Mereka bisa menjadi garda terdepan dalam penerapan protokol kesehatan," ujar Eli.
Baca Juga
Mobil Berpelat RI 1 Palsu Terobos Gerbang Penjagaan Mabes Polri
Untuk itu, Polsek Sawah Besar turut menggandeng unsur pemerintah daerah dan TNI demi membantu warga yang kesulitan selama pandemi tetap tangguh. Dirinya tergerak membantu sesama selain karena tugas juga atas rasa kepedulianya melihat warga yang kesusahan selama pandemi. "Kalau bukan kita siapa lagi yang membantu," imbuhnya.
Sadar akan profesinya yang berisiko, Eli memastikan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam setiap tugas. Mulai dari sarung tangan, masker hingga perlengkapan pencegahan penularan pandemi lainnya.
"Saya ikuti protokol kesehatan meski punya rasa kemanusiaan. Agar tidak terpapar seperti pakai sarung tangan dan jaga jarak hingga rutin membersihkan diri," ungkap pria yang ayahnya juga berprofesi sebagai polisi itu.
Akhir kata, Eli sangat berharap warga masyarakat mengikuti anjuran pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan.
"Bantu kita juga menjaga lingkungan dan diri sendiri. Butuh kesadaran dari warga agar mau hidup sehat dan bersih," tutup perwira polisi berpangkat melati satu itu. (Knu)
Baca Juga
Arahan Tegas Kapolri kepada Anak Buahnya, Netral di Pilkada 2020 dan Tegakkan Prokes
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Langkah Langkah Polisi dan TNI Bereskan Situasi Setelah Demo di Berbagai Daerah Rusuh

Polisi Tetapkan 42 Tersangka Demo Rusuh di Surabaya, Hampir Setengahnya Anak-Anak

Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan

Pengemudi Rantis Tabrak Ojol Affan Kurniawan Hadapi Sidang Etik, Kronologi Penabrakan Diharapkan Terungkap

Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut

Polisi Kumpulkan Video Pembakaran Gedung DPRD, Dari CCTV dan Video Warga

Catatan YLBHI Demo 25-31 Agustus: 3.337 Orang Ditangkap, 1.042 Luka-Luka, 10 Meninggal

Kecam Penangkapan Delpedro Marhaen, Amnesty International: Negara Seharusnya Dengarkan Tuntutan Rakyat

YLBHI Sebut Tindakan Aparat dalam Penanganan Demo Mengarah Teror terhadap Rakyat

Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan
