Kisah Pembunuhan Keji Dua Pahlawan Revolusi dari Yogyakarta

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 01 Oktober 2017
Kisah Pembunuhan Keji Dua Pahlawan Revolusi dari Yogyakarta

Makam Pahlawan Revolusi dari Yogyakarta (Foto:MP/Teresa Ika)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.Com - Yogyakarta turut menjadi saksi sejarah kekejaman PKI pada persitiwan G30S/PKI. Tak banyak yang tahu, penculikan dan penyiksaan keji PKI turut menimpa dua petinggi TNI AD Yogyakarta. Keduanya adalah Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) Katamso dan Kolonel Infanteri (Anumerta) Sugiono.

Kasie Kepahlawanan, Keperintisan Kejuangan dan Kesetiakawanan Sosial Dinas Sosial DIY, Juneidi menjelaskan penyiksaan pada dua pahlawan revolusi ini terjadi pada 1 Oktober 1965 malam. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Gestok (Gerakan Satu Oktober).

Junaedi menjelaskan Brigjen Katamso yang saat itu menjabat sebagai Komandan Korem (Danrem) 072/Pamungkas diculik oleh anggota PKI pada 1 Oktober malam. "Ia dijemput paksa di rumah dinasnya di Jalan Jendral Sudirman. Waktu diangkut, pak Katamso masih pakai baju kemeja tidur," ujar Juanedi usai upacara peringatan hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pahlawan Pancasila, Yogyakarta, Minggu (1/10).

Katamso diculik oleh anggota Batalyon 403, yang dulu bernama Batalyon L. Ia lalu dibawa ke belakang Markas Komando Batalyon L yang masih berbentuk rawa-rawa dan banyak ditumbuhi ilalang dan pepohonan. "Begitu turun dari mobil, kepalanya langsung dipukul oleh kunci mortir 8 dari belakang," jelas Juanedi.

Katamso terjatuh tak sadarkan diri. Dalam posisi masih hidup tak berdaya, tubuh Katamso dilempar ke dalam lubang persegi panjang berukuran panjang 1,87 meter dengan lebar dan kedalaman 0,5 meter. Tahu ia masih hidup, anggota PKI kemudian menghujaninya dengan batu besar.

Monumen Pahlawan Revolusi di Yogyakarta
Monumen Pahlawan Pancasila di Yogyakarta (Foto: MP/Teresa Ika)

Kemudian PKI menjemput Kolonel Sugiono. Merekapun menghabisi nyawa Sugiono dengan kejam. Kepalanya turut dipukul dengan kunci mortil 8. Tubuh Sugiono diikat ke mobil Jeep kedinasan. "Tubuhnya kemudian diseret dengan mobil dinas itu. Lalu jenasahnya dilempar ke dalam lubang tersebut. Posisinya kepala Katamso kepala membujur ke timur. Sementara Sugiyono kepala menghadap ke barat," jelasnya.

Untuk menghilangkan jejak, lubang itu ditutup dengan tanah dan ditanami pohon pisang yang sudah berbuah. Beberapa hari kemudian tersiar berita kekejaman PKI. Keluarga Sugiono dan Katamso pun berusaha mencari keduanya. Jenasah keduanya akhirnya ditemukan hampir tiga minggu usai peristiwa terjadi.

Awalnya warga curiga akan kehadiran gundukan tanah di bawah pohon pisang baru. Warga merasa aneh ada pohon pisang baru yang sudah berbuah. Warga kemudian membongkar gundukan tanah tersebut. Ditemukalah jenasah dua pahlawan revolusi ini. "Saat ditemukan kedua tubuh jenasah sudah hampir hancur. Kedua jenasah kemudian diotopsi dan lalu idkuburkan di Takman Makam Pahlawan di Kusuma Negara, Yogyakarta," pungkasnya.

Kemudian didirkanlah Monumen Pancasila Sakti ini tepat dilokasi penyiksaan. Monumen didirikan untuk mengenang jasa kedua pahalwan. Monumen ini disahkan oleh Sri Paduka Paku Alam VIII yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur DIY tahun 1991.

Keluarga kedua pahlawan berharap agar pemerintah turut memberi perhatian kepada kedua pahlawan revolusi ini. Cucu Brigjen Katamso, Bagus Haryo Katamso mendukung saran Presiden Jokowi untuk membuat ulang film G30-S/PKI. Ia berharap agar film terbaru ini nantinya tak melupakan dua pahlawan asal Yogyakarta ini.(*)

Berita ini ditulis berdasarkan laporan Teresa Ika, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Ikuti berita-berita menarik lainnya dari Yogyakarta dalam artikel: Anggota DPR: Pemimpin Harus Paham Filosofi Pancasila

#Monumen Pahlawan Revolusi #G30S/PKI #Peristiwa G30S 1965 #Yogyakarta #Partai Komunis Indonesia (PKI)
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa dijamin oleh konstitusi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Indonesia
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Potensi banjir pesisir Medan akibat adanya aktivitas pasang air laut, dan fenomena alam lainnya.
Frengky Aruan - Selasa, 19 Agustus 2025
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Indonesia
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Periode yang sama pada tahun lalu, tercatat volume keberangkatan penumpang KA jarak jauh sebanyak 75.572 penumpang.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Agustus 2025
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Indonesia
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatatkan rekor tertinggi jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang menggunakan layanan kereta api selama bulan Juli 2025.
Frengky Aruan - Jumat, 08 Agustus 2025
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
Indonesia
Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer
Pada Kamis (3/7), seorang driver ojol bersama pasangannya mengalami insiden saat mengantarkan pesanan kopi ke rumah pelanggan.
Dwi Astarini - Sabtu, 05 Juli 2025
Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer
ShowBiz
Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta
Film dokumenter ini menyajikan perjalanan inspiratif Raminten
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 28 Juni 2025
Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta
Indonesia
Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari
KAI Commuter memprediksi adanya 100–130 ribu pengguna pada hari libur yang akan menggunakan Commuter Line Yogyakarta.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 30 Mei 2025
Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari
Indonesia
Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
Status kasus dugaan mafia tanah yang menimpa Mbah Tupon kini resmi naik ke penyidikan polisi.
Wisnu Cipto - Jumat, 16 Mei 2025
Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
Indonesia
Melonjak Signifikan, 47.471 Penumpang Wisatawan WNA Manfaatkan KA di Daop 6 Yogyakarta
Kereta api kian dipilih wisatawan asing untuk menikmati keindahan dan keunikan destinasi wisata di Yogyakarta dan sekitarnya.
Dwi Astarini - Selasa, 29 April 2025
Melonjak Signifikan, 47.471 Penumpang Wisatawan WNA Manfaatkan KA di Daop 6 Yogyakarta
Indonesia
Hamzah Sulaiman Berpulang, Seniman dan Pengusaha di Balik House of Raminten
Kabar duka, Hamzah Sulaiman, pendiri House of Raminten dan sosok seniman asal Yogyakarta, meninggal dunia di usia 75 tahun.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 24 April 2025
Hamzah Sulaiman Berpulang, Seniman dan Pengusaha di Balik House of Raminten
Bagikan