Ketua DPRD Tak Persoalkan Pramono Enggak Ada Operasi Yustisi setelah Lebaran


Ilustrasi pendatang ke Jakarta. ANTARA/Risky Syukur
MerahPutih.com - Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin mengaku tak mempersoalkan keputusan Gubernur Pramono Anung yang tidak menggelar operasi yustisi bagi pendatang baru, setelah Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah.
Menurut dia, untuk mengatasi permasalahan pendatang baru di Jakarta usai lebaran mesti ada aturan yang benar, tanpa adanya masyarakat yang dirugikan.
"Ya kalau mau menyelesaikan itu ya memang penduduknya harus ada regulasi yang adil, gitu ya. Pernyataan Pak Gubernur untuk tidak ada operasi yustisi saya hargai," kata Khoirudin di Jakarta, Senin (24/3).
Memang pada prinsipnya, kata dia, Jakarta terbuka bagi siapapun yang datang. Maka kata dia sah-sah saja dan diperbolehkan warga pendatang baru datang ke Jakarta.
"Apalagi Jakarta menjadi magnet secara ekonomi, gitu ya. Dan pusat pembangunan yang luar biasa menjadi daya tarik sendiri. Makanya hak semua orang untuk datang ke Jakarta," tuturnya.
Baca juga:
Akui Ekonomi Jakarta Lagi Sulit, Dewan PSI Minta Pemprov DKI Mendata Pendatang Baru Usai Lebaran
Namun demikian, politikus PKS ini tegaskan, memang harus juga dipastikan orang yang datang ke Jakarta, yang memiliki identitas jelas seperti mempunyai kartu tanda penduduk (KTP).
"Yang mau datang ke Jakarta ya persiapkan dulu KTP kampungnya. Biar nanti ketika terjadi apa-apa di Jakarta, bisa kita telusuri dia dari mana, kampungnya di mana, gitu ya. Agar kita bisa koordinasi," ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono menegaskan, Pemerintah DKI tidak akan melakukan operasi yustisi atau penertiban secara hukum bagi pendatang baru, setelah Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah.
Tahun ini Pemprov DKI akan menerapkan Program Penataan Administrasi Kependudukan (Adminduk) yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta.
Baca juga:
Seperti diketahui, biasanya pasca perayaan Lebaran Idul Fitri masyarakat datang ke Jakarta dari kampung halaman untuk mengadu nasib di ibu kota. Ada juga mereka datang ke Jakarta dibawa oleh keluarganya yang mudik.
Politikus senior PDI Perjuangan ini mengatakan, bahwa pihaknya menerima siapapun masyarakat yang masuk ke Jakarta secara manusiawi.
"Tidak ada operasi yustisi. Kami akan tetap menerapkan sesuai dengan Program Dinas Dukcapil, yaitu penataan administrasi kependudukan sehingga siapapun masuk ke Jakarta, silakan. Kita akan tetap memantau dokumen administrasi kependudukannya," kata Pramono yang dikutip Senin (17/3). (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Fantastis! Segini Besaran Gaji dan Tunjangan Anggota DPRD DKI yang Lebih Besar dari DPR

Pengamat Soroti Tunjangan Perumahan Anggota DPRD DKI, Aturannya Dianggap tak Jelas

Audiensi dengan Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi, DPRD DKI Klaim Bakal Sesuaikan Tunjangan Perumahan Anggota Sesuai Anggaran

Usai Digeruduk AMPSI, DPRD DKI Berjanji akan Lebih Terbuka Terkait Gaji dan Tunjangan

DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu

Gedung DPRD DKI Jakarta Digeruduk Demonstran, Tuntut Transparansi hingga Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Publik

Tunjangan Perumahan Anggota DPRD DKI Jakarta Kalahkan DPR, Tembus Rp 70 Jutaan Per Bulan

Lonjakan Harga Sewa Kios Blok M, Gubernur Pramono Anung Pasang Badan untuk UMKM

Jakarta Telan Kerugian Rp 80 Miliar Akibat Kerusakan Infrastruktur Pasca-demo

Melayat ke Rumah Duka Ojol yang Terlindas Mobil Rantis Brimob, Pramono: Jaga Kondusif Jakarta
