Ketertarikan Orang pada Berita Menurun Tajam

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Kamis, 15 Juni 2023
Ketertarikan Orang pada Berita Menurun Tajam

Ada bukti bahwa khalayak terus secara selektif menghindari berita-berita penting. (Foto: Pexels/Mohammed Suhail)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JUMLAH orang yang sangat tertarik dengan berita telah turun sekira seperempatnya dalam enam tahun terakhir. Demikian menurut sebuah studi global dari Institut Reuters Universitas Oxford.

Laporan itu mencatat bahwa minat orang pada berita menurun jadi 48 persen, turun dari 63 persen pada 2017. Lebih dari sepertiga orang (36 persen) di seluruh dunia mengatakan mereka kadang-kadang atau sering secara aktif menghindari berita.

Para penulis laporan institut tersebut mengatakan ada bukti bahwa khalayak terus secara selektif menghindari berita-berita penting seperti perang di Ukraina dan krisis biaya hidup. Mereka mengaku mengurangi berita yang menyedihkan dalam upaya melindungi kesehatan mental.

Digital News Report 2023 juga menyimpulkan bahwa konsumsi TV konvensional dan media berita cetak terus menurun. Sementara konsumen daring semakin jarang mengakses berita dibandingkan sebelumnya. Banyak di antaranya juga menjadi kurang tertarik pada berita.

Empat dari 10 orang (40 persen) mengatakan bahwa mereka yang paling sering memercayai berita, turun persen dibandingkan tahun lalu.

Baca juga:

Motif di Balik Berbagi Berita lewat Media Sosial

berita
Pengguna TikTok cenderung mendapatkan berita dari selebritas, influencer, daripada outlet berita arus utama. (Foto: Pexels/Redrec)

Penelitian tersebut juga melaporkan bahwa lebih dari setengah (56 persen) dari mereka yang disurvei khawatir tentang cara mengidentifikasi berita mana yang asli dan palsu secara daring. Angka tersebut naik dua persen.

Platform media sosial terpenting untuk berita tetaplah Facebook meskipun ia juga mengalami penurunan jangka panjang. Jumlah pengakses berita tiap minggu turun dari 42 persen menjadi 28 persen selama tujuh tahun terakhir.

Facebook juga menurunkan peringkat berita. Kurang dari 3 persen dari umpan berita harian yang merupakan berita konvensional. Penyesuaian algoritma selama beberapa tahun terakhir telah menjadi bencana besar bagi beberapa organisasi yang mengandalkan arus pembaca dari media sosial ini.

Sebanyak 43 persen anak usia 18 hingga 24 tahun di semua negara mengatakan bahwa media sosial adalah sumber berita utama mereka. Persentasenya naik daripada tahun 2015.

TikTok dan Instagram sama-sama mengalami peningkatan penggunaan. Instagram sekarang menjadi sumber berita bagi 14 persen orang, sedangkan TikTok 6 persen.

Angkanya jauh lebih tinggi untuk pengguna muda. Satu dari lima (20 persen) anak berusia 18 hingga 24 tahun mendapatkan berita dari TikTok, naik 15 persen dari tahun lalu. Laporan mengatakan platform itu merupakan jejaring sosial yang tumbuh paling cepat dalam survei tersebut.

Namun, belum tentu berita berasal dari penyedia berita konvensional. Pengguna TikTok lebih cenderung mendapatkan berita di platform dari selebritas, pemengaruh, atau pembuat konten biasa daripada outlet berita atau jurnalis arus utama.

Direktur Institut Reuters, Rasmus Neilsen, mengatakan, "Generasi muda semakin menghindari penemuan langsung untuk semua kecuali merek yang paling menarik."

Baca juga:

Instagram Uji Coba Fitur Pemberitahuan Saat 'Down'

berita
Menyukai, berbagi, dan berkomentar tentang berita di platform media sosial terbuka juga menurun. (Foto: Pexels/Kaboompics .com)

"Mereka memiliki sedikit minat pada banyak penawaran berita konvensional yang berorientasi pada kebiasaan, minat, dan nilai generasi yang lebih tua, dan sebaliknya merangkul lebih banyak pilihan berbasis kepribadian, partisipatif, dan dipersonalisasi yang ditawarkan oleh media sosial, seringkali mencari pendatang baru di luar platform lama," katanya seperti diberitakan BBC (14/6).

Menyukai, berbagi, dan berkomentar tentang berita di platform media sosial terbuka juga menurun. Orang yang masih melakukannya sebagian besar laki-laki, tua, memiliki pandangan politik yang kuat, dan berpendidikan lebih tinggi daripada penduduk lainnya.

Salah satu alasan yang disarankan untuk perubahan tersebut adalah meningkatnya perasaan bahwa percakapan daring di platform seperti Facebook dan Twitter menjadi semakin beracun.

Meskipun pembagian artikel dan waktu keterlibatan mungkin telah menurun, bukan berarti situs semacam itu ditinggalkan.

Twitter yang menjadi penyedia berita utama setelah dibeli oleh Elon Musk, tak berubah. Jumlah pengguna situs ini tetap.

Menurut Reuters, tidak ada bukti gerakan perpindahan massa ke rival sosial media itu, misalnya Mastodon. (aru)

Baca juga:

Berita Serangan Siber Bikin Warganet Stres

#Media Massa #Berita #Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Fun
Water Turbine Project: Inisiatif Pendidikan Seni Museum MACAN untuk Isu Air dan Lingkungan
Museum MACAN meluncurkan Water Turbine Project, program pendidikan seni kolaborasi dengan Grundfos Indonesia. Angkat isu air, lingkungan, dan keberlanjutan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 18 Desember 2025
Water Turbine Project: Inisiatif Pendidikan Seni Museum MACAN untuk Isu Air dan Lingkungan
Lifestyle
Ribuan Jejak Kaki Dinosaurus Ditemukan di Pegunungan Italia, Polanya Rapi bahkan Membentuk Pertahanan
Jejak-jejak yang sebagian berdiameter hingga 40 sentimeter itu tersusun sejajar dalam barisan paralel.
Dwi Astarini - Rabu, 17 Desember 2025
Ribuan Jejak Kaki Dinosaurus Ditemukan di Pegunungan Italia, Polanya Rapi bahkan Membentuk Pertahanan
Indonesia
Temui Jokowi di Solo, Dato Tahir Bocorkan Tanggal Peresmian Museum Sains dan Teknologi
Founder dan Chairman Mayapada Group, Dato Sri Tahir, menemui Jokowi di Solo. Ia mengatakan, Museum Sains dan Teknologi diresmikan Maret 2026.
Soffi Amira - Jumat, 12 Desember 2025
Temui Jokowi di Solo, Dato Tahir Bocorkan Tanggal Peresmian Museum Sains dan Teknologi
ShowBiz
Studi Terbaru Ungkap Popularitas Berpotensi Turunkan Harapan Hidup Musisi, Gaya Hidup dan Kesibukan Tur Jadi Faktornya
Studi yang dipublikasikan di Journal of Epidemiology & Community Health ini menyebut popularitas mempersingkat usia hingga 4,6 tahun.
Dwi Astarini - Jumat, 28 November 2025
 Studi Terbaru Ungkap Popularitas Berpotensi Turunkan Harapan Hidup Musisi, Gaya Hidup dan Kesibukan Tur Jadi Faktornya
Indonesia
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Brasil dan Indonesia sepakat bekerja sama di bidang ekonomi dan sains. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berharap kerja sama ini bisa menguntungkan dua negara.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Bagikan