Ketergantungan Pada Utang Buat Bangun Infrastruktur Jadi Masalah Indonesia


Foto udara Gerbang Tol Padang yang berada di perbatasan Kota Padang dengan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. ANTARA/HO-Humas Hutama Karya
MerahPutih.com - Dalam penutupan acara ICI 2025, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa prioritas pembangunan pemerintah saat ini meliputi pencapaian swasembada pangan, swasembada energi, serta penyediaan air bersih.
Prabowo ingin melibatkan bukan saja BUMN melainkan swasta dapat memiliki peran luas dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. (Pon)
Anggota Komisi V DPR RI Sudjatmiko menegaskan, pentingnya sinergi lintas sektor dalam pembangunan infrastruktur nasional.
Hal tersebut disampaikan saat menghadiri International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, sebuah forum internasional yang mempertemukan pemangku kepentingan dari pemerintah, BUMN, swasta, hingga akademisi.
Baca juga:
AHY Peka Luar Biasa Tangkap Arahan, Si Paling Paham Urusan Infrastruktur Sesuai Kemauan Prabowo
Sudjatmiko menyebut bahwa konferensi ini bukan sekadar ajang diskusi proyek fisik, melainkan forum strategis untuk menyoroti keberlanjutan, pendanaan sehat, serta pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam pembangunan infrastruktur Indonesia.
“Saya melihat acara ini sebagai forum strategis yang mampu menghasilkan solusi konkret atas tantangan pembangunan infrastruktur nasional,” ujarnya pada Minggu (15/6).
Miko sapaan akrabnya juga menjelaskan perkembangan infrastruktur Indonesia yang mengalami transformasi signifikan dari masa ke masa.
Mulai dari masa awal kemerdekaan yang fokus pada konektivitas dasar antarwilayah, hingga era Orde Baru yang membangun jalan nasional, pelabuhan, dan irigasi.
Transformasi berlanjut hingga satu dekade terakhir melalui akselerasi pembangunan seperti tol trans-Jawa dan luar Jawa, LRT dan MRT, hingga pengembangan pelabuhan dan bandara di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
"Ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi juga keadilan dan pemerataan antar wilayah," kata Sudjatmiko.
Namun demikian, ia menggarisbawahi beberapa tantangan utama yang dihadapi Komisi V DPR. Di antaranya adalah masalah pembebasan lahan, koordinasi antarlembaga pusat dan daerah, serta ketahanan pendanaan dan efisiensi proyek yang dinilai masih perlu ditingkatkan.
“Pembangunan harus cepat dan masif, tapi juga berkualitas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Sudjatmiko juga menyoroti peran penting BUMN Karya sebagai ujung tombak pembangunan.
Namun, ia mengingatkan bahwa tekanan keuangan yang tinggi pasca pandemi dan ketergantungan pada pembiayaan utang menjadi tantangan tersendiri.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat

Komisi D DPRD DKI Jakarta Siapkan Jurus Ampuh Atasi Masalah Infrastruktur dan Lingkungan

Pemerintah Bakal Gelontorkan Rp 630 Miliar Bangun 63 Jembatan Gantung di 2026

Ingat Ya! Utang Piutang Koperasi Masuk Ranah Perdata, Debt Collector Auto Minggir

ADB Biayai Program Makan Bergizo Gratis Presiden Prabowo

Rasio Utang Indonesia Diklaim Terendah Dibanding Negara Anggota G20, Stabilitas Ekonomi Nasional Terjaga

Utang Membengkak, Olympique Lyon Degradasi ke Divisi 2 Liga Prancis

Penurunan Tanah Capai 12 Sentimeter Pertahun, Banjir Rob Jadi Ancamanya Masa Depan Indonesia

Kadin Minta Pengusaha Belanda Dukung Proyek Tanggul Laut Raksasa, Punya Pengalaman 5 Abad

Ketergantungan Pada Utang Buat Bangun Infrastruktur Jadi Masalah Indonesia
