Keraton Surakarta Gelar Kirab Pusaka Malam 1 Suro, Simak Waktu dan Jalurnya
Ilustrasi Kirab 1 Suro, Selasa (18/7). MP/Ismail
MerahPutih.com - Menjelang pergantian Tahun Baru Jawa 1 Sura 1959 Dal, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali menyelenggarakan tradisi budaya yang sarat makna spiritual Kirab Pusaka Malam 1 Suro. Prosesi ini akan digelar pada Kamis Wage malam Jumat Kliwon, tanggal 26 Juni 2025, tepat pukul 23.59 WIB.
Kirab pusaka ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi bagian penting dari warisan budaya Jawa yang telah dilestarikan secara turun-temurun. Tradisi ini menjadi penanda dimulainya tahun baru dalam penanggalan Jawa dan selalu menarik perhatian ribuan warga Solo dan sekitarnya.
Kirab Malam 1 Suro
Mengawal Pusaka Keraton Mengelilingi Kota
Puncak kirab ditandai dengan keluarnya kerbau pusaka yang dikenal sebagai Kebo Bule atau Kyai Slamet. Kerbau berkulit putih kemerahan ini telah menjadi simbol kesakralan keraton dan dipercaya membawa perlambang keselamatan.
Baca juga:
Peringatan Malam 1 Suro, Polresta Surakarta Larang Konvoi Perguruan Silat
Dalam prosesi ini, pusaka-pusaka keraton dibawa beriringan bersama Kebo Bule, dikawal oleh abdi dalem dan prajurit keraton dengan pakaian adat lengkap. Mereka berjalan kaki menyusuri jalan-jalan utama Kota Solo dalam keheningan dan kekhidmatan.
Rute Kirab Pusaka 1 Suro 2025
Tahun ini, kirab akan menempuh rute yang dimulai dari kompleks Karaton Kasunanan Surakarta, bergerak menuju Supit Urang Barat, lalu melintasi:
-
Jalan Pakoe Boewono
-
Jalan Jenderal Sudirman
-
Jalan Mayor Kusmanto
-
Jalan Kapten Mulyadi
Baca juga:
Ramalan Zodiak Hari Ini, 26 Juni 2025: Karier, Asmara dan Keuangan Ada Kendala?
-
Jalan Veteran
-
Jalan Yos Sudarso
-
Jalan Slamet Riyadi
Setelah mengitari jalur tersebut, rombongan akan kembali ke keraton melalui rute yang sama dan masuk kembali lewat Supit Urang.
Baca juga:
Sebuah Tradisi yang Terus Hidup
Kirab Malam 1 Suro telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Surakarta. Tradisi ini tidak hanya mempertahankan nilai-nilai spiritual, tetapi juga mempererat hubungan antara keraton dan masyarakat.
Dengan kekayaan simbolik yang dimilikinya, prosesi ini terus hidup sebagai warisan budaya yang menjembatani masa lalu dan masa kini, serta menjadi ruang kontemplatif bagi siapa saja yang hadir menyaksikan.
Bagikan
ImanK
Berita Terkait
Libur Nataru, Daop 6 Yogyakarta Tambah 6 KA dari Solo dan Sediakan 391 Ribu Kursi
Bantu Aceh dan Sumatra, UNS Kirim Tim Medis dan Logistik
PMI Kota Solo Kirim 500 Kantong Darah untuk Bantuan Bencana Banjir di Pulau Sumatra, Penuhi Kebutuhan Darah
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto Resmikan Pelayanan Imigrasi di Mal, Sebut Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Tak Ada Bantuan Pusat, Pemkot Bakal Hentikan Operasional Batik Solo Trans
Nataru 2025/2026, Angkasa Pura Berikan Potongan Tarif Jasa Bandara 50 Persen
Pemkot Solo Tahan Dana Hibah Rp 200 Juta, PB XIV Hangabehi Mengaku tak Tahu-Menahu
DPRD Solo Setujui APBD 2026 Pemkot Rp2,1 Triliun, Makan Minum Rapat Dipangkas
Tedjowulan Laporkan PB XIV Hamangkunegoro ke Kementerian Kebudayaan, Pembentukan Bebadan Baru Jadi Perkara
Konflik Keraton Bikin Dana Hibah tak Cair, GKR Timoer Tegaskan tak Ada Rebutan Uang