Kenapa Menggoreng dengan Minyak Bekas Lebih Enak?
Lezat tapi bikin enggak sehat. (Foto: Unsplash/Rani George)
KAMU pasti pernah di rumah atau ketika lagi jajan di luar, menikmati hidangan digoreng termasuk tahu, bakwan, dan tempe, yang menggunakan minyak goreng bekas.
Nah ternyata sebagian orang termasuk para pakar kesehatan berpendapat minyak goreng bekas memberikan kelezatan tersendiri ketika dipakai berkali-kali. Lalu, mengapa ini buruk untuk kesehatan?
Baca juga:
“Karena dengan proses kimia yang terjadi, minyak menghasilkan taste yang lebih gurih,” kata dokter spesialis gizi klinik dari Perhimpunan Dokter Gizi Klinik (PDGKI) Cabang Banten, Juwalita Surapsari mengutip ANTARA.
Hidangan yang lebih gurih didapatkan dari proses menggoreng menggunakan banyak minyak dengan warna yang kian menggelap, kental, atau bahkan berbuih. Kondisi ini terjadi akibat serangkaian proses, berhubungan dengan titik didih yang menurun dari 232 derajat celcius menjadi 2017 derajat celcius.
Efeknya ketika minyak dipakai kembali, maka mudah terurai dan mengalami proses kimiawi panjang yang menghasilkan radikal bebas. Secara kimiawi, proses menggoreng memunculkan proses oksidasi, hidrolisis, dan polimerasi asam lemak yang menghasilkan senyawa bersifat karsinogenik.
“Ada namanya acrolein, PAH (Polycylic Aromatic Hydrcarbons) yang sifatnya karsinogenik atau membuat berisiko menyebabkan kanker. Waktu digoreng dalam suhu 170 sampai 202 derajat celcius, maka yang pertama terjadi adalah hidrolisis,” kata Juwalita.
Hidrolisis merupakan pemecahan molekul trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol dengan bantuan air dari makanan.
Baca juga:
Apa pun Acaranya, Gorengan Jamuannya
Bayangkan jika kamu sering menggunakan minyak yang sama untuk menggoreng. Maka trans fat semakin tinggi. Dampak pada kesehatan jelas yakni meningkatnya kadar kolesterol jahat. Bila peradangan terjadi di pembuluh darah, muncul plak lalu membuat pembuluh menjadi sempit dan akhirnya menghambat aliran darah.
PAH juga dapat menyebabkan kerusakan protein dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan cedera para membran sel. PAH bahkan menyebabkan kerusakan pada DNA yang berujung perubahan sifat sel. Akibatnya? Terjadi kanker payudara, kolorektal, dan prostat.
Mengonsumsi minyak goreng bekas juga bisa mengganggu bakteri baik di saluran cerna dan membuat kondisinya tidak sehat.
Berangkat dari hal ini, Kementerian Kesehatan merekomendasikan asupan minyak harian tidak lebih dari lima sendok makan apabila konsumsi kalori per harimu 2.000 kalori. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyarankan asupan lemak maksimal 30 persen asupan dari energi total dalam sehari.
Makanlah makanan yang mengandung antioksidan misalnya pepaya, jambu biji, sayur bayam, brokoli, kacang-kacangan, alpukat, serta sayuran berwarna merah atau kekuningan seperti labu, melon kuning, atau paprika oranye. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Tersiram Minyak Panas, Karyawan SPPG Solo Alami Luka Bakar Serius
Prabowo Bakal Resmikan Kilang Terbesar di Indonesia, Bisa Produksi 2 Juta Barel Minyak
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya