Kenali Tanda Alami Masalah Kesehatan Tulang


Hari osteoporosis sedunia, pada 20 Oktober. (Foto: pexels/kindel media)
OSTEOPOROSIS adalah penyakit tulang yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh, lantaran hilangnya kepadatan mineral. Bahkan, bersin atau jatuh ringan dapat menyebabkan patah tulang, ketika seseorang menderita kondisi tersebut.
Ini juga sering disebut penyakit diam karena tidak ada gejala pada tahap awal dan berkembang dengan tenang. Hari Osteoporosis sedunia dirayakan pada tanggal 20 Oktober di seluruh dunia, untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini.
Baca juga:
Pada 20 Oktober 2021, pertama kali dirayakan oleh National Osteoporosis Society Inggris pada tahun 1996, dengan tema Serve Up Bone Strength. Tulang yang sehat terus merombak diri secara alami, dengan menghilangkan tulang yang lebih tua dan menggantinya dengan yang baru untuk mempertahankan kekuatan.
‘Osteoklas’ memecah tulang tua dan melepaskan mineral ke dalam sirkulasi, melalui proses yang dikenal sebagai resorpsi tulang. Selain itu, ini juga membentuk tulang baru dengan proses yang dikenal sebagai pengerasan tulang atau osteogenesis.

Osteoporosis disebabkan oleh ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan osifikasi tulang. Hal ini dikarenakan reabsorpsi tulang lebih besar, daripada pertumbuhan tulang pada osteoporosis. Ketidakseimbangan dalam pergantian tulang, biasanya terjadi setelah usia seseorang lebih dari 30 tahun.
Osteoporosis dianggap sebagai penyakit yang diam-diam. Namun, orang mungkin memperhatikan tanda dan gejala berikut. Orang yang mengalami osteoporosis, awalnya ditandai dengan pegangan menjadi lemah, maupun kuku yang mudah rapuh, dikutip dari laman hindustantimes.
Baca juga:
Pertama, penderita juga kerap merasakan kehilangan tinggi badan. Ini disebabkan dari kompresi tulang belakang yang disebabkan oleh tulang yang lemah, sehingga orang tersebut cenderung menjadi satu inci atau lebih pendek dari waktu ke waktu.
Kedua, adanya lekukan kecil pada tulang belakang yang mengarah kepada membungkuk ke depan (kyphosis). Ini juga disebabkan dari fraktur kompresi tulang belakang.

Ketiga, sesak napas. Tulang yang lemah menyebabkan fraktur kompresi tulang belakang. Tulang belakang yang kolaps memberi tekanan pada paru-paru, membatasi kapasitas paru-paru.
Keempat, patah tulang. Hal ini dapat berkembang bahkan dengan bersin yang kuat, batuk, atau memutar kaki terkecil karena tulang yang lemah, atau rapuh. Kelima, nyeri di punggung bawah dan leher yang disebabkan oleh fraktur kompresi tulang belakang terkait osteoporosis. (Cil)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
