Kenali Risiko dalam Menggunakan Essential Oil


MInyak esensial tidak boleh ditelan. (Foto pixabay/mohamed_hassan)
ORANG Indonesia biasanya tidak jauh-jauh dengan essential oil atau minyak esensial. Bayi dan balita identik dengan aroma menenangkan dari minyak telon untuk menghangatkan tubuh. Kemudian, remaja dan orang dewasa juga sering menggunakan minyak kayu putih untuk meredakan sakit perut, masuk angin, dan mencegah kembung.
Seiring bertambahnya usia, orang tua biasanya akrab dengan minyak angin yang bisa menenangkan, membuat pernapasan lebih lega, meredakan pusing, serta menjadi media untuk kerokan dan pijit tubuh.
Keakraban orang Indonesia dengan segala minyak-minyakan esensial ini menimbulkan pertanyaan, apakah penggunaannya secara rutin aman untuk kesehatan? Adakah risikonya?

Dikutip dari Healthline, banyak orang yang tidak awas mengenai potensi risiko ketika menggunakan minyak esensial dalam rutinitas kesehatan, kecantikan, atau pembersihan.
Ketika membahas minyak esensial, kamu harus mempertimbangkan komposisi kimia dan kemurnian minyak, cara penggunaan, durasi, serta dosis penggunaan.
Baca juga:
Menurut Penelitian, Laki-Laki Botak Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona
Minyak esensial sering digunakan secara topikal atau diaplikasikan ke permukaan kulit. Beberapa minyak esensial bermanfaat untuk menyembuhkan kulit atau pereda nyeri. Namun jika tidak diberikan secara cepat, kamu bisa merasakan efek samping seperti ruam, sensasi panas, dan gatal.
Meski begitu, iritas kulit yang disebabkan oleh minyak esensial bervariasi tergantung tingkat kesensitifan kulit seseorang. maka dari itu, diperlukan tes dengan cara mengoleskan sedikit minyak ke kulit untuk melihat reaksi yang ditimbulkan. Jika kulit menjadi kemerahan, gatal, dan panas, sebaiknya hentikan penggunaan.

Beberapa minyak esensial bahkan bisa menjadi racun jika diserap langsung melalui kulit. Contohnya minyak ekstrak jeruk, jeruk nipis, dan lemon bisa menyebabkan fototoksisitas jika dioleskan ke kulit sebelum terpapar sinar matahari.
Terpenting, minyak esensial atau atsiri tidak boleh ditelan karena bisa menyebabkan keracunan. Minyak esensial hanya boleh digunakan untuk eksternal sehingga tidak disarankan untuk mengaplikasikannya di daerah mulut, vagina, atau selaput lendir lainnya.
Selain dioleskan ke tubuh, minyak esensial juga bisa digunakan secara dihirup. Kamu bisa menuangkan beberapa tetes minyak ke air panas dan menghirup aromanya. Ada juga yang menggunakan alat diffuser untuk mengubah minyak atsiri menjadi uap atau asap wangi dan menyebarkannya ke seluruh udara. (SHN)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
