Pakar Ungkap Manfaat Sarapan di Waktu Ideal


Kenali waktu yang ideal untuk sarapan (Foto: pixabay/burst)
TIDAK sedikit orang yang mengabaikan sarapan, padahal sarapan sangat penting bagi kesehatan, khususnya bagi orang-orang yang memulai aktivitasnya sejak pagi hari.
Tak banyak yang paham bahaw ada waktu ideal untuk menikmati sarapan. Dokter spesialis gizi klinik dari Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia, dr Diana F Suganda, MKes, SpGK menjelaskan sarapan ideal dilakukan setengah jam hingga 1 jam sebelum kamu beraktivitas.
Baca Juga:
"Jam sarapan sebelum aktivitas. Tujuan sarapan memberikan energi saat beraktivitas. Setengah jam atau sejam sebelum (beraktivitas) masih oke," jelas Diana, dikutip ANTARA.

Diana menjelaskan, sarapan bisa menjadi semacam bahan baku atau energi pertama untuk seseorang beraktivitas. Khususnya pada anak-anak, sarapan dapat membantu mereka untuk berkonsentrasi ketika belajar.
"Satu-satunya energi untuk otak yang paling mudah didapat yakni glukosa salah satunya dari karbohidrat. Butuh juga protein agar anak konsentrasi, bisa melakukan aktivitas harian," jelas Diana.
Di Indonesia, data memperlihatkan sarapan belum menjadi kebiasaan, khususnya pada kalangan anak-anak. Sebuah riset yang dilakukan Pergizi Pangan Indonesia tahun 2013 menunjukan, hampir 60 persen anak Indonesia belum memiliki kebiasaan sarapan, dengan alasan beragam, mulai dari tidak sempat hingga tidak terbiasa sarapan.
Menurut Diana, biasanya pagi hari para Ibu sulit membangunkan anak, terlebih saat masih sekolah tatap muka. Karena drama pagi hari yang panjang hingga tidak sempat sarapan, atau sempat sarapan tapi tidak hasi lantaran terburu-buru harus berangkat. Atau bahkan, tidak sempat sama sekali untuk sarapan.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, ada 44,6 persen anak Indonesia mengkonsumsi sarapan, dengan asupan gizi kurang dari 15 persen total kebutuhan energi.
Ada sekitar 26,1 persen anak hanya minum teh, air putih atau susu untuk sarapan. Padahal, anak usia sekolah membutuhkan 1.550 kalori per hari, dari mulai karbohidrat, protein, mineral, serat dan lemak yang mengandung omega 3 dan 6 serta vitamin untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhannya.
Apabila hal tersebut tidak terpenuhi, maka akan berdampak pada pertumbuhan sang anak, status gizi dan penyerapan ilmu di sekolah.
Baca Juga:

Kemudian, menurut Diana, anak yang tak terbiasa sarapan mungkin tidak akan merasa kelaparan, tapi sulit untuk berkonsentrasi ketika belajar, karena otaknya tak cukup mendapat energi.
"Konsentrasinya kurang, banyak melamun karena otaknya tidak cukup mendapat energi. Anak terlihat mengantuk di sekolah, padahal tadi malam cukup tidur. Otak kurang mendapat energi asupan terutama karbohidrat dan protein," ujarnya.
Mengingat pentingnya sarapan bagi tubuh, Diana menuturkan bahwa edukasi tentang sarapan sangat penting. Dari sisi porsi, sarapan untuk anak-anak bisa dalam porsi kecil, tapi tetap mengikuti kaidah gizi seimbang seperti nasi atau roti. Tapi dilengkapi dengan protein seperti telur, suwiran ayam, sayur buah, dan susu. (Ryn)
Baca Juga:
3 Makanan yang Bisa Melindungi Kita Dari COVID-19 Menurut Ilmuwan
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
