Kenali Jerawat di Daerah Genital Sebelum Terlambat


Posisi jerawat jangan dianggap ringan. (foto: Dermatologist specialist)
KETIKA tumbuh benjolan kecil di daerah genital, beberapa orang berspekulasi bahwa itu hanyalah jerawat. Jangan salah! Ternyata benjolan di daerah genital tersebut merupakan moluskum kontagiosum. "Banyak orang yang salah persepsi menyangka moluskum kontagiosum sebagai jerawat," jelas dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia dalam Virtual Media Briefing, Rabu (4/11).
Penyakit Moluskum Kontagiosum (MK) yang menyerang bagian kulit sampai saat ini belum banyak diketahui masyarakat. Mengenali gejala penyakit ini juga tidak mudah, sehingga deteksi dini sulit dilakukan.
Baca Juga:

Penyakit kulit ini tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga bisa terjadi pada anak-anak. Pada orang dewasa, penyakit menyerupai jerawat ini cepat sekali bertambah di sekitar area genital. Sementara pada moluskum kontagiosum berada di sekitar punggung, kaki, tangan dan dada pada anak.
Moluskum kontagiosum pada anak merupakan infeksi virus yang menyerang kulit. Sedangkan pada dewasa penyakit ini dianggap sebagai penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS).
Lalu sebenarnya apa itu moluskum kontagiosum? Moluskum kontagiosum merupakan infeksi pada kulit yang disebabkan oleh poxvirus. Penyakit ini menimbulkan benjolan dengan ukuran diameter biasanya kurang dari 0,25 inci dan memiliki titik kecil ditengah benjolannya. Yang lebih membahayakannya lagi, penyakit ini merupakan infeksi virus yang sangat menular. Penularan terjadi ketika terjadi kontak kulit ke kulit, berbagi pakaian, atau hanya dengan menyentuh benda yang disentuh penderita yang terinfeksi.
“Penularan MK terjadi karena kontak langsung pada kulit yang erat dan berulang (seksual maupun non-seksual) serta autoinokulasi pada garukan," jelas dokter Anthony.
Baca Juga:

”Hingga saat ini belum terdapat data epidemiologi yang akurat untuk penyakit Moluskum Kontagiosum. Ada penelitian yang menyatakan insiden MK sebesar 1200-1400 kasus per 100,000 penduduk per tahun di seluruh dunia," tambah dokter Anthony.
Berdasarkan kasus moluskum kontagiosum yang ditemukan di Klinik Pramudia selama 2019 -2020, doktsr Anthony mengemukakan rata-rata sebanyak 2-4 kasus per bulan, baik pada anak maupun dewasa. Ditemukan juga beberapa kasus MK pada penderita HIV selama kurun waktu tersebut.
Pencegahan terbaik adalah menghindari sumber penularan melalui deteksi dini penderita MK, baik pada anak maupun dewasa. Selain menghindari kontak fisik dengan penderita, upaya menghindari moluskum kontagiosum yakni dengan menjaga kesehatan dan imunitas tubuh, serta selalu menjaga kebersihan.
Dokter Anthony juga menjelaskan bahwa MK dapat diobati, sehingga butuh kesadaran masyarakat untuk mau
memperhatikan dan memeriksakan penyakit ini sedini mungkin sebelum menyebar. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
