Kenali Ciri, Gejala, Penularan, Pencegahan, dan Penanganan Cacar Monyet


Kasus perdana cacar monyet di Indonesia disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril, Sabtu (20/8). (Foto: freepik/stefamerpik)
CACAR monyet telah masuk ke Indonesia dengan ditemukannya kasus positif di DKI Jakarta. Untuk itu, kini masyarakat harus lebih mewaspadai penyakit cacar monyet.
Kasus perdana cacar monyet di Indonesia disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril, Sabtu (20/8). Pasien laki-laki berusia 27 tahun ini memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Pasien disebutkan sempat mengalami gejala demam dan pembengkakkan kelenjar getah bening. Pasien juga mengalami ruam di area wajah, tangan, dan sekitar organ intim. "Terdapat cacar atau ruam di muka, telapak tangan, kaki, dan sebagian sekitar alat genitalia," jelas Syahril.
Baca juga:
Cacar Monyet Diberi Nama 'Clade'
Penularan
Mengutip Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI Direktorat Jenderal dan Pengendalian Penyakit, cacar monyet atau yang kini disebut clade merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus langka.
Virus Monkeypox (MPXV) yang tergolong dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus Variola (penyebab smallpox), virus Vaccinia dan virus cowpox. Virus Monkeypox mengandung DNA rantai ganda dan memiliki selubung berbentuk bata dengan ukuran 200-250 nm.
Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut. Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka/terbuka (walaupun tidak terlihat), saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut).

Di negara endemis, cacar monyet kemungkinan bersirkulasi antara hewan mamalia, dengan sesekali menyebar ke manusia. Penularan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran, mengolah daging hewan liar, kontak langsung dengan cairan tubuh atau bahan lesi, atau kontak tidak langsung dengan bahan lesi, seperti melalui benda yang terkontaminasi.
Monkeypox antar manusia tidak secara mudah menular. Penularan dari manusia ke manusia dapat melalui kontak erat dengan droplet, cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi, atau kontak tidak langsung pada benda yang terkontaminasi. Monkeypox dapat menyebar melalui kontak langsung kulit ke kulit saat berhubungan seks, termasuk ciuman, sentuhan, seks oral dan penetrasi dengan seseorang yang memiliki gejala.
Ciri-Ciri
Setelah masuk ke Indonesia, masyarakat rasanya perlu tahu tentang apa ciri-ciri clade. Pada dasarnya, gejala clade mirip dengan jenis cacar lainnya. Namun, gejala umumnya muncul dengan tingkat yang lebih ringan.
Perbedaan utama terletak pada pembengkakan kelenjar getah bening yang disebabkan oleh monkeypox. "Ciri yang membedakan infeksi clade dari cacar lainnya adalah pembengkakan kelenjar getah bening," tulis Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat.
Tanda-tanda clade biasanya muncul 7-14 hari setelah paparan virus monkeypox. Berikut beberapa gejala yang perlu diperhatikan:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Pembengkakan kelenjar getah bening,
- Kelelahan
- Ruam yang biasanya muncul 1-3 hari setelah demam
Ruam mulanya akan muncul di bagian wajah. Ruam kemudian menyebar ke area tubuh lain seperti tangan, kaki, atau area genitalia. Ruam lalu berubah menjadi benjolan yang kemudian pecah seiring waktu berjalan. Gejala clade ini umumnya berlangsung selama 2-4 minggu dan bisa hilang tanpa pengobatan.
Baca juga:
WHO Khawatirkan Penyebaran Cacar Monyet yang Tidak Terdeteksi
Pencegahan
Ada beberapa upaya pencegahan yang direkomendasikan oleh Kemenkes RI untuk penyakit clade ini, di antaranya adalah:
1. Mengurangi risiko penularan bagi pelaku perjalanan negara endemis (penularan dari hewan ke manusia)
- Hindari kontak langsung atau provokasi hewan penular monkeypox yang diduga terinfeksi monkeypox seperti hewan pengerat, marsupial, primata non-manusia (mati atau hidup).
- Hindari mengonsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar (bush meat).
- Biasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar.
- Gunakan APD lengkap saat menangani hewan terinfeksi.
- Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala dan menginformasikan riwayat perjalanannya.

2. Mengurangi risiko penularan bagi pelaku perjalanan di negara non-endemis (penularan dari manusia ke manusia).
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Hindari kontak tatap muka /kontak fisik dengan siapa saja yang memiliki gejala atau barang terkontaminasi.
- Gunakan APD sesuai saat merawat penderita.
- Mengurangi kepanikan dan stigmatisasi.
Clade merupakan penyakit bergejala ringan dengan tingkat kematian sangat rendah. Gejala-gejala penyakit pada umumnya dari clade dapat diobati dan dapat sembuh dengan sendirinya tergantung imunitas penderita. Dukungan psikososial dapat disediakan untuk penderita selama perawatan dan setelah keluar dari ruang isolasi.
Penanganan
Jika seseorang mengalami ruam, disertai demam atau sakit, mereka harus segera menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan setempat. Seseorang memenuhi kriteria suspek, probable, dan konfirmasi segera isolasi diri hingga gejalanya menghilang dan tidak melakukan hubungan seks, termasuk seks oral. Selama periode ini, pasien bisa mendapatkan perawatan suportif untuk meringankan gejala monkeypox.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk clade. Pengobatan lebih bersifat simptomatis dan suportif. Pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul, seperti mempercepat penyembuhan lesi, mencegah demam, mengurangi kehilangan cairan, mengurangi nyeri, mencegah timbulnya jaringan parut, hingga mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Bagi mereka yang merawat dianjurkan harus menggunakan APD yang sesuai seperti mengenakan masker, serta membersihkan benda dan permukaan yang telah disentuh pasien. (DGS)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
